We analyse dramatic land transformations in the greater Jakarta metropolitan area since 1988: large-scale private-sector development projects in central city and peri-urban locations. These transformations are shaped both by Jakarta's shifting conjunctural positionality within global political economic processes and by Indonesia's hybrid political economy. While influenced by neoliberalisation, Indonesia's political economy is a hybrid formation, in which neoliberalisation coevolves with long-standing, resilient oligarchic power structures and contestations by the urban majority. Three persistent features shape these transformations: the predominance of large Indonesian conglomerates' development arms and stand-alone developers; the shaping role of elite informal networks connecting the development industry with state actors; and steadily increasing foreign involvement and investment in the development industry, accelerating recently. We identify three eras characterised by distinct types of urban transformation. Under autocratic neoliberalising urbanism (1988-1997) peri-urban shopping centre development predominated, with large Indonesian developers taking advantage of close links with the Suharto family. The increased
Perumahan Bumi Karawaciyang dikembangkan oleh Perumnas di Tangerang pada tahun 1979, saat ini telah mengalami banyak perubahan fisik dan pemanfaatan hunian.Secara filosofis, hunian dibangun untuk memenuhi kebutuhan normatif keluarga.Ketika hunian tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut, akibat perubahan siklus hidup keluarga dan kondisi sosial ekonomi keluarga, maka terjadi kondisi yang disebut defisit hunian. Ketika keluarga menyadari adanya defisit hunian, akan timbul upaya untuk mengubah huniannya, yang disebut sebagai transformasi hunian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan transformasi hunian pada Perumahan Bumi Karawaciyang dipengaruhi oleh defisit hunian dan faktor-faktor lain. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis regresi logistik yang dilakukan sebanyak 3 set, yaitu regresi defisit hunian dengan 8 variabel bebas, regresi kecenderungan transformasi dengan 8 variabel bebas dan regresi kemampuan transformasi dengan 3 variabel bebas. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kecenderungan transformasi hunian pada Perumahan Bumi Karawaci termasuk sangat tinggi, dimana hampir semua penghuni pernah melakukan transformasi hunian dan hampir separuhnya masih ingin melakukannyalagi.Dari hasil analisis diketahui bahwa kecenderungan transformasi hunian terbukti dipengaruhi oleh persepsi defisit hunian, transformasi sebelumnya, persepsi kelengkapan fasilitas perumahan dan kualitas hubungan sosial bertetangga. Adapun defisit hunian terbukti dipengaruhi ukuran keluarga, jumlah kamar tidur dan ketersediaan ruang lain. Sedangkan kemampuan transformasi hunian terbukti dipengaruhi pendapatan keluarga. Hasil ini memperlihatkan bahwa transformasi hunian cenderung dilakukan oleh penghuni yang mempersepsikan adanya defisit hunian, penghuni yang pernah melakukan transformasi hunian sebelumnya, penghuni yang merasa nyaman dengan lingkungan perumahannya dan penghuni yang memiliki pendapatan memadai. Kata kunci: kecenderungan transformasi hunian, defisit hunian, perumahan sederhana.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.