Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampaknya terhadap lingkungan menuntut semakin pentingnya penguasaan literasi sains mengingat keduanya sama-sama membutuhkan latar belakang ilmiah. Literasi sains kini menjadi salah satu fokus pendidikan dunia dimana upaya peningkatan literasi sains masih menjadi permasalahan beberapa negara salah satunya Indonesia. Hasil penilaian internasional menunjukkan bahwa literasi sains Indonesia selama delapan belas tahun terakhir selalu berada pada peringkat bawah. Penelitian-penelitian terdahulu juga mengkonfirmasi rendahnya literasi sains siswa pada berbagai jenjang pendidikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan literasi sains mahasiswa PGSD Universitas Pelita Bangsa melalui Blended-Collaborative Problem Based learning (CPBL) berbasis multiple representatives. Penelitian tindakan kelas ini mengadopsi model Kemmis & McTaggart dilaksanakan selama 3 siklus mencakup tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa PGSD Universitas Pelita Bangsa kelas 19.A1 pada semester ganjil tahun ajaran 2021-2022 dengan jumlah 22 mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, kuisioner, dan tes. Uji validitas data menggunakan triangulasi teknik. Indikator keberhasilan tindakan dinilai dari aktivitas dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan CPBL berbasis multiple representatives melalui lembar observasi yang dinilai oleh observer berdasarkan skala bertingkat (rating scale) mencapai 85% dan hasil tes literasi sains mahasiswa 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi CPBL berbasis multiple representatitive dapat meningkatkan literasi sains mahasiswa.
This research is motivated by the problem of science learning outcomes caused by the use of learning tools that have not stimulated process skills, causing less meaningful learning because students are not taught to find the concept but by rote. The purpose of this study was to determine the effectiveness of learning tools based on science process skills in improving science learning outcomes compared to students who only used learning tools at school. The research approach used is a quantitative approach with a quasi-experimental method with a pre-test and post-test control group design. The results showed that there was a significant difference in student learning outcomes using learning tools based on science process skills, the average score of science learning outcomes in the aspect of process skills in the pre-test and post-test experienced an increase in the average score of 22.98 greater compared to classes that use conventional learning tools, only an average score increase of 2.83.
Di era ini, industri revolusi menjadi isu panas untuk dibahas. Industri mengubah banyak hal dalam berbagai aspek termasuk aspek pendidikan, peran guru menjadi penting disini karena guru harus meningkatkan teknik mengajar mereka dari tradisional ke teknologi. Namun, banyak guru masih memiliki kurangnya pengetahuan tentang teknologi. Sebagian besar guru masih bingung dan tidak bisa menggunakan teknologi. Padahal pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan guru yang penuh inovasi untuk mengintegrasikan teknologi untuk mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran. Dengan mengintegrasikan teknologi, guru lebih mudah untuk mengubah lingkungan kelas menjadi kreatif, inovatif dan menyenangkan. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui upaya guru dalam mengelola kelas di era 4.0. Makalah ini menggunakan penelitian kepustakaan dan metode kualitatif dengan wawancara seorang guru kewarganegaraan dari SMP Kota Kinabalu. Hasilnya menunjukan bahwa (1)sekolah telah memberikan pelatihan untuk guru, (2) guru masih memiliki pengetahuan yang kurang, (3) peran guru dalam mengelola kelas di era 4.0.
The purpose of this study is to obtain the learning device (syllabus, lesson plans, and student worksheet) integrated character education using 3M strategy (Knowing Moral, Moral Feeling, and
<em>Classical mathematics learning leads to a false view of students who think that mathematics is a separate field of science from their daily lives. Learning mathematics by using ethnomathematics can bring mathematical concepts closer to students' daily lives so that students can better understand and interpret the learning outcomes they get. In addition, ethnomathamatics can further develop multicultural competencies in students. Students can better know and appreciate cultural diversity.</em>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.