Background: Childbirth care is the core competency of a midwife which is found in midwifery education. Midwifery students must be equipped with the competencies. Self-confidence is an internal factor affecting the professional knowledge and competence of midwives. Low self-confidence shows in the practice of childbirth care thus the condition can be an indicator of the performance of a less-competent midwife in the future. Practice learning methods that support increased confidence should direct students to self-study based on experience so that it can solve the problem. Knowing the advantage of this method, it is valuable if reflective learning is implemented to improve self-confidence. The study aimed to analyse the influence of reflective learning on childbirth care practice for the improvement of student confidence.Methods: This research employed a quasi-experimental control group design, involving all midwifery students of semester IV at midwifery department that divided into treatment and control groups. The treatment is the implementation of reflective learning in laboratory and clinical practice. The confidence score was obtained by using questionnaires before and after treatment. Analysis of the characteristic data and pre-test with normal distribution using an unpaired T test. While the post-test and percent increased score were not distributed normally, therefore Mann-Whitney U was tested.Results: It was revealed that there was no difference in the characteristics of respondents and pre-tests (p > 0.05). There were significant differences in post-test and percent increase (P < 0.05). Conclusion: Reflective learning can improve students’ confidence in childbirth care. Keywords: reflective learning, confidence, childbirth care.
Background: The skills of midwives in childbirth care competence are still inadequate. This problem is influenced by limitation experience of midwifery students of childbirth care in the field of practice area. That condition related to the proportion of midwifery students and case of childbirth woman was an imbalance. Midwifery students must prepare this competence in an education with childbirth care experience from practice in the laboratory and in the field of practice. Reflective learning is an appropriate learning method that uses experience as the basis of learning to improve childbirth care competence of midwifery students. Objective: This study is to analyze the effect of reflective learning implementation in childbirth care practice to improve students' competence. Method: This research uses quasi-experimental design with non-equivalent control group design. The respondents were midwifery students in the fourth semester who had experienced the theory of childbirth care. There were totally 64 samples, 34 samples for treatment group and 30 samples for control group. Data were analyzed by using unpaired t test, Mann Whitney U and linear regression. Results: The respondents were homogeny in motivation and grade point of average (GPA). The improvement of childbirth care competency is influenced by treatment of 19.064 with R 2 = 57.7%. Conclusion: The implementation of reflective learning in childbirth care practice affected the improvement of students' competence.
Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Remaja perlu mendapatkan pembinaan dan pendidikan sebagai asset pembangunan bangsa yang akan dibentuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Tantangan besar bagi remaja di era modern ini adalah berkembangnya media sosial, gadget yang memberikan pengaruh besar terhadap pergaulan remaja termasuk perilaku beresiko beresiko. Perilaku berisiko pada remaja didapatkan dari pergaulan tidak sehat dan informasi yang tidak akurat. Keterbukaan komunikasi orang tua dan remaja akan menjadi pondasi yang kuat besar bagi sikap terhadap perilaku seksual beresiko. MOSI-RAJA adalah Model Komunikasi Orang Tua dan Remaja merupakan sebuah model yag disusun berdasarkan penelitian kualitatif tentang perilaku seksual beresiko pda remaja. Penyusunan MOSI-RAJA disusun berdasarkan informasi dari pakar psikologi remaja, pakar bahasa dan pemangku program remaja di Dinas Kesehatan yang perlu di uji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MOSI-RAJA terhadap sikap orang tua tentang perilaku seksual beresiko pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan metode pretest-posttes control group design. Responden adalah orang tua remaja yang memenuhi kriteria inklusi yang dibagi dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol masisng-masing 21 orang. Analisis data dengan uji t tidak berpasangan, uji t berpasangan, Mann Whitney U dan Wilcoxon. Usia responden pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagian besar pada kelompok usia 40-49 tahun. Pendidikan pada kelompok perlakuan 61,9% SMA dan pada kelompok kontrol 42,9% perguruan tinggi, hampir semua responden pada kedua kelompok tidak bekerja (90,5%). Terdapat perbedaan sikap (p<0,05) antara kelompok perlakuan dan kontrol. Mosi Raja berpengaruh terhadap peningkatan sikap orang tua terhadap perilaku seksual berisiko.
Perubahan fisik pada remaja salah satunya berupa kematangan pada sistem reproduksi yang memengaruhi perilaku seksual remaja. Hal ini perlu mendapat perhatian karena berisiko terhadap terjadinya masalah kesehatan seksual dan reproduksi. Kondisi tersebut memerlukan pendidikan seks untuk remaja agar remaja dapat terbuka dalam mendapatkan informasi yang benar. Orang tua sebagai orang terdekat harus dioptimalkan menjadi sumber informasi bagi remaja. Hal ini dapat diwujudkan dengan menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan remaja agar dapat mengantisipasi berbagai masalah yang diakibatkan oleh perilaku seksual berisiko pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai persiapan orang tua dalam berkomunikasi dengan remaja mengenai perilaku seksual berisiko. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan naratif. Pengumpulan data dilakukan melalui indepht interview kepada para pakar psikologi remaja dan pakar komunikasi serta terdapat triangulasi data terhadap pemangku kebijakan dalam hal kesehatan reproduksi remaja. Analisis data dengan cara manual melalui transkripsi, reduksi, pengkodean, pengkategorisasian sehingga membentuk tema dan disimpulkan. Hasil penelitian didapatkan delapan aspek yang harus disiapkan orang tua dalam berkomunikasi dengan remaja tentang perilaku seksual berisiko yaitu: pengetahuan mengenai berbagai komponen yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko , kepercayaan diri dalam berkomunikasi, kedekatan orang tua dan remaja, mengenal karakteristik remaja, mengenal berbagai sumber informasi, menerapkan fitrah based education dalam pola asuh anak, penerapan nilai-nilai agama dan menguasai metode komunikasi dengan remaja. Aspek kepercayaan diri berhubungan dengan pengetahuan orang tua dan metode komunikasi dengan remaja berhubungan dengan tujuh aspek lain dalam persiapan berkomunikasi dengan remaja tentang perilaku seksual berisiko.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.