The drought tolerant phosphate solubilizing bacteria is needed to dissolve inorganic phosphate (P) which is usually low in the availability at dry land. This study is aimed to obtain a combination of drought tolerant phosphate solubilizing bacteria which has high potential in dissolving P-inorganic. An experimental study which has 4 treatments of bacterial combinations has been conducted in a laboratory. The first treatment was the combination between Pseudomonas azotoformans (A) and Acinetobacter baumannii (B). The second treatment was the combination of A and Bacillus paramycoides (C). The third treatment was B and C, then the fourth treatment was A, B, and C. The potential of the bacterial combination in dissolving P-inorganic was measured qualitatively using phosphate solubilizing index (PSI) on pikovskaya solid medium. While, the potential of the bacterial combination in dissolving P-inorganic was measured quantitatively by measuring dissolved P using the ascorbic acid method in pikovskaya liquid medium containing 0.5% Ca3(PO4)2. The results showed that the combination of those three bacteria (A B and C) has the best potential to dissolve P-inorganic compared to other combinations. In addition, the three bacteria combination also resulted in the highest dissolved P with 0.29% potential dissolution of the total Ca3(PO4)2 contained in the pikovskaya liquid medium, followed by combination of B and C (0.19%), and A and C (0.18%), respectively. Thus, before the combination of these three bacteria is applied in soil, it is needed further experiment of the potential of the bacteria in dissolving soil P-inorganic.
Persoalaan sampah rumah tangga, khususnya jenis sampah organic, masih menjadi issue yang mengemuka yang membutuhkan penyelesaian. Kebanyakan masyarakat masih menerapkan pola pengelolaan sampah konvensional yaitu menimbun sampah organic di suatu tempat/lokasi. Timbulan sampah ini berpotensi memunculkan masalah baru, seperti terjadi emisi gas metana (CH4), timbulnya bau yang tidak sedap, air lindi sampah berpotensi mencemari lingkungan. Karena itu kepada masyarakat perlu diberikan pembelajaran mengenai cara penanganan sampah organic untuk mengurangi jumlah sampah organic yang ditimbun di tempat pembuangan sampah. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan limbah organik segar, limbah buah dan/atau sayur, menjadi produk Eko-Ensim. Filtrat dari Eko-Ensim digunakan sebagai pupuk organic cair dan/atau pestisida nabati, sedangkan padatannya digunakan sebagai pupuk organic padat. Kegiatan ini dilaksanakan bermitra dengan Kelompok Pemanfaat Sampah “PaManSam” yang berlokasi di Desa Narmada Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat- NTB. Sebagai sasaran pembelajaran adalah petani milinial dan mahasiswa PKL di kelompok PaManSam. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi mengenai UU RI no 18 tahun 2008 dan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah. Kegiatan kedua adalah Bimtek Pembuatan Eko-Ensim, diawali dengan persiapan bahan, pelaksanaan fermentasi Eko-Ensim, analisis karakteristik filtrat Eko-Ensim. Hasil kegiatan sebagai berikut, peserta kegiatan 1) memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah menurut UU dan Peraturan Daerah yang berlaku; 2) menguasai teknik pembuatan Eko-Ensim; 3) Eko-Ensim yang dihasilkan ber-pH netral. Teknik pembuatan Eko- Ensim ini dapat diaplikasikan untuk membuatan produk lain dengan berbahan baku bahan organic segar
The availability and the residue of phosphate in soil are influenced by the addition of phosphorus (P) fertilizer and its uptake by plant. The addition of P fertilizer also commonly affects the plant yield. This research is aimed to assess the effect of chemical fertilizer and bioorganic-phosphate on the P-available and P-residue in soil, P-uptake by plant, and the yield of soybean. Field experiment was carried out in a Vertisol of South Lombok, Indonesia, which consisted of four treatments arranged in a randomized complete block design and replicated five times. The four treatments were P0 = control, P1 = bioorganic-phosphate + 125 kg PHONSKA ha−1, P2 = bioorganic-phosphate + 187.5 kg PHONSKA ha−1, and P3 = 250 kg PHONSKA ha−1. The P2 treatment resulted the highest P-available and P-residue in soil, the highest P-uptake by plant, and the highest yield of soybean. Meanwhile, the effect P1 and P3 on all parameters were not significantly different. There is a strong positive correlation (r = 0.97) between P-uptake by plant and the yield of soybean. As the P2 treatment produced the highest yield of soybean, and the yield at the P1 is relatively the same as P3, this indicates that the application of bioorganic-phosphate can reduce the dose of chemical fertilizer by up to 50%.
Permintaan jamur tiram dari waktu ke waktu terus meningkat, akibatnya petani jamur terus berusaha meningkatkan capaian produksi jamur untuk memenuhi kebutuhan. Dibalik keberhasilan usahanya, petani jamur ini berpotensi menghadirkan masalah lingkungan yang bersumber dari timbunan baglog media tanam jamur yang tidak dikelola secara tepat guna. Sementara, limbah baglog tersebut masih menyimpan potensi untuk diolah menjadi produk yang bermanfaat di bidang usaha budidaya tanaman, yaitu sebagai bahan baku pupuk organik. Karena itu, suatu keniscayaan untuk dilakukan alih teknologi pengolahan baglog menjadi pupuk organik berkualitas yang diperkaya dengan konsorsium bakteri pelarut fosfat kepada petani muda milenial pembudidaya komoditas sayuran. Kegiatan alih teknologi ini diawali dengan pengayaan pengetahuan tentang mengolah baglog menjadi produk pupuk organik yang berkualitas. Kemudian dilanjutkan dengan praktek pembuatan pupuk organik diperkaya konsorsium bakteri pelarut fosfat melalui bimbingan teknik pengomposan dipercepat. Hasil yang diperoleh dengan adanya kegiatan edukasi ini adalah para petani milenial menguasai pengetahuan tentang manfaat baglog sebagai bahan baku pupuk organik, teknik pengomposan dipercepat untuk bahan baku pupuk organik yang relatif sulit diurai. Para petani milenial penerima manfaat telah juga menguasai teknik pengomposan dipercepat yang diperkaya dengan konsorsium bakteri pelarut fosfat. Pupuk organik hasil bimbingan teknik telah diuji cobakan oleh petani milenial penerima manfaat. pada budidaya tanaman cabai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.