Hemoglobin (Hb) adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang terdiri dari heme dan globin. Pemeriksaan Hb otomatis dapat dilakukan diantaranya dengan metode Azidemet Hb pada alat Point Of Care Testing (POCT) dan metode Cyanide-free pada alat Hematology Analyzer. Penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan Hb metode Azidemet Hb dan Cyanide- free. Penelitian bersifat observasi analitik cross sectional, dilakukan pada 78 sampel menggunakan alat Quick Chek dan Cell Dyn Ruby di Instalasi Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi di Surakarta pada bulan Mei - Juni 2017, digunakan uji perbedaan Independent Sample T-Test dan Paired Sample T-Test dengan signifikansi 0,05 dan interval kepercayaan (IK) Karakteristik subjek penelitian mean ± Standard Deviation (SD) umur 51,6 ± 12,89 tahun, perempuan 50 (64,1 %), laki-laki 28 (35,9 %). Hasil mean ± SD kadar Hb metode Azidemet Hb (darah kapiler), Cyanide-free (darah vena), dan Azidemet Hb (darah vena) adalah 11,75 ± 1,65 g/dl, 11,57 ± 1,77 g/dl, dan 11,43 ±1,65 g/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,51) hasil pemeriksaan Hb metode Azidemet Hb (darah kapiler) dan Cyanide-free (darah vena). Ada perbedaan yang signifikan (p = 0,01) hasil pemeriksaan Hb metode Azidemet Hb (darah vena) dan Cyanide-free (darah vena). Metode Azidemet Hb disarankan hanya digunakan untuk sampel darah kapiler, perlu penelitian lebih lanjut dengan metode dan jenis sampel yang lain. Kata kunci : Hemoglobin, metode Azidemet Hb, metode Cyanide-free
Anemia merupakan suatu keadaan dimana hemoglobin dan jumlah sel darah merah dalam tubuh kurang dari normal. Anemia defisiensi besi pada remaja putri perlu ditangani secara serius karena dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Retikulosit merupakan parameter yang umum digunakan sebagai penentu keberhasilan terapi pada anemia defisiensi besi, yang menunjukkan respon fisiologis tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah merah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah retikulosit sebelum dan sesudah pemberian tablet tambah darah pada mahasiswi Universitas Setia Budi Surakarta. Jenis penelitian ini adalah Randomized Control Trial, membagi kelompok secara acak menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pemberian tablet tambah darah selama 7 hari. Subyek penelitian adalah 40 mahasiswi Universitas Setia Budi Surakarta. Pemeriksaan hitung retikulosit dilakukan di Laboratorium Hematologi Universitas Setia Budi, menggunakan perhitungan manual dengan pewarnaan supravital Briliant Cresyl Blue. Uji normalitas data dengan Saphiro Wilk dan uji beda dengan Independent t Test dilakukan sebelum dan setelah pemberian tablet tambah darah 7 hari antara 2 kelompok. Uji beda jumlah retikulosit sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan dan kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0.084). Uji beda jumlah retikulosit menunjukkan perbedaan yang signifikan sesudah pemberian tablet tambah darah (p=0.005) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Effect Size didapatkan hasil p=1.509 berarti bahwa efek dari pemberian tablet tambah darah tersebut cukup besar. Simpulan penelitian ini adalah adanya perbedaan yang signifikan jumlah retikulosit sebelum dan sesudah pemberian tablet tambah darah pada mahasiswi Universitas Setia Budi Surakarta. Pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah secara teratur sesuai anjuran minum untuk mencegah anemia pada wanita usia subur.
Toksisitas karena alkohol merupakan penyebab ketiga yang paling sering dari penyakit hati dan menjadi peringkat kelima dari sumber beban pembiayaan kesehatan di seluruh dunia. Pada negara maju, alkohol sebagai penyebab utama kejadian sirosis. Seseorang yang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan beresiko mengalami komplikasi yang mempengaruhi darah dan sumsum tulang, tempat sel darah diproduksi. Efek buruk alkohol pada produksi sel darah/hematopoiesis terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Efek langsung dari konsumsi alkohol berlebihan yaitu efek toksik pada sumsum tulang, prekusor sel darah, sel matur eritrosit, leukosit serta trombosit. Efek tidak langsung konsumsi alkohol yaitu defisiensi nutrisi yang dapat mengganggu produksi dan fungsi berbagai sel darah. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT), hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit, hematokrit serta Protrombine Time (PT) dan activated Partial Thromboplastin Time (aPTT) pada 30 laki-laki peminum alkohol yang berusia 20-50 tahun. Dari 30 data responden didapatkan data hemoglobin, jumlah eritrosit, jumlah lekosit, jumlah trombosit, hematokrit, PT, APTT, AST, ALT dan dihitung rasionya. Hasil uji Spearman didapatkan data rasio AST/ALT dengan kadar hemoglobin (p=0,741), rasio AST dengan jumlah eritrosit (p=0,778) rasio AST/ ALT dengan jumlah lekosit (p= 0,472), rasio AST/ALT dengan jumlah trombosit (p= 0,95), rasio AST/ALT dengan hematokrit (p= 0,88), rasio AST/ALT dengan PT (p=0,757), rasio AST/ALT dengan APTT (0,352). Tidak ada korelasi yang signifikan antara rasio AST/ALT dengan profil hematologi pada peminum alkohol (p> 0,05). Pentingnya memperhatikan diet sebagai bagian dari usaha pencegahan penyakit.
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang mendorong serta memberikan gambaran dinamika mantan pecandu narkoba di Yayasan Mitra Alam Surakarta untuk melakukan self forgiveness.Informan dalam penelitian ini adalah mantan pecandu narkoba yang merupakan warga binaan dari Yayasan Mitra Alam yang memiliki rasa bersalah terhadap diri sendiri terhadap perilakunya di masa lalu dan saat ini sedang melakukan proses self forgiveness. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles & Huberman Hasil penelitian : faktor-faktor yang mempengaruhi pemaafan diri (self forgiveness) kedua informan ada beberapa yang sama yaitu : suka bersosialisasi, mau memaafkan pelaku karena merasa bahwa apa yang informan alami adalah kesalahan mereka bukan pelaku,atribusi terhadap pelaku dimana apa yang sudah dilakukan oleh pelaku didasari oleh motif ekonomi namun perbedaannya subyek kedua juga melihat bahwa pelaku melakukan hal tersebut karena didasari oleh motif keakraban dalam pertemanan. ia mencoba untuk berpikir di sisi lain (reframing) bahwa peristiwa yang terjadi di masa lalunya juga dialami oleh orang lain, bukan hanya dirinya saja. Secara umum, dinamika dari proses pemaafan diri kedua informan yang berawal dari sebuah kejadian penyalahgunaan narkoba hingga akhirnya muncul rasa bersalah dan karena merasa tidak nyaman dengan hal tersebut, kedua informan melakukan tahap pemaafan diri yang didukung oleh faktor-faktor diatas. Kedua informan tersebut mereka sama-sama sudah berusaha untuk melakukan tahapan dalam memaafkan diri (self forgiveness), namun ada perbedaan dalam pencapaian tahap pemaafan.
Pemeriksaan laboratorium sebelum pemberian transfusi darah (pretransfusion testing) merupakan bagian yang sangat vital dalam kegiatan transfusi. Pada beberapa jenis uji pra transfusi membutuhkan suspensi sel darah merah. Pembuatan suspensi sel bertujuan untuk mengoptimalkan reaksi antigen-antibodi sehingga reaksi yang muncul dapat diamati dengan jelas. Praktek kerja penentuan golongan darah menggunakan suspensi sel darah merah, di mana dalam penyediaannya menggunakan fase pencucian yang memakan waktu. Jenis sampel yang digunakan dapat berupa whole blood dengan antikoagulan ataupun sampel darah beku. Karena keterbatasan waktu, maka modifikasi dilakukan pada prosedur baku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan derajat aglutinasi uji golongan darah berdasarkan teknik penanganan sampel dalam pembuatan suspensi sel darah merah. Uji golongan darah Cell Grouping metode tabung dilakukan pada sampel darah vena dengan teknik penanganan sampel yang berbeda yaitu, sampel darah beku tanpa antikoagulan dengan penyimpanan, sampel darah segar dengan langsung penambahan NaCl 0,9%, dan sampel darah antikoagulan EDTA dengan penyimpanan dalam refrigerator 8 – 24 jam dengan suhu 40C. Jumlah sampel untuk tiap jenis penanganan ada 30 sampel, dan dilakukan penilaian derajat aglutinasi pada uji golongan darah, dilakukan oleh 2 analis. Hasil mean derajat agutinasi dibedakan antara 3 teknik pembuatan suspensi dengan sampel NaCl (Mean= 3.88; SD= 0.32), sampel beku (Mean= 3.93; SD= 0.25), dan sampel EDTA (Mean= 3.98; SD= 0.13), namun perbedaan mean tersebut secara statistik tidak signifikan (p>0.05), sehingga dapat disimpulkan ketiga jenis sampel bisa digunakan untuk menggantikan satu dengan lainnya sebagai alternatif sampel yang sebanding dalam pembuatan suspensi sel darah merah untuk menentukan golongan darah ABO metode cell grouping.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.