Biodiversitas ikan-ikan air tawar lokal asli Indonesia sangat berlimpah namun belum banyak dimanfaatkan dalam budidaya. Pemanfaatan secara langsung masih dalam taraf penangkapan di alam yang dikhawatirkan dapat membahayakan populasinya di alam. Salah satu alternatif untuk pencegahannya adalah dengan upaya meningkatkan budidaya dan mengurangi penangkapan yang berlebihan. Langkah pertama yang dibutuhkan adalah melakukan domestikasi untuk mendapatkan teknologi pembenihannya dan upaya pengelolaan lingkungan yang dibutuhkannya. Sekitar 20 jenis ikan lokal asli Indonesia telah dimanfaatkan dalam budidaya ikan konsumsi, sedangkan teknologi yang telah berhasil dikembangkan tercatat pada 7 jenis ikan air tawar seperti ikan baung, jelawat, nilem, kancra, tawes, belida, dan betutu.
ABSTRAKLimbah dan sisa pakan ikan yang tidak termakan dan lepas ke lingkungan air budidaya bisa memberikan kontribusi terhadap penambahan unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) ke lingkungan perairan budidaya. Ada 17 jenis pakan ikan komersial yang beredar dan digunakan pembudidaya khususnya oleh pembudidaya keramba jaring apung di Waduk Cirata dan Jatiluhur. Pakan yang beredar tersebut belum diketahui performanya terkait dengan ketahanan dalam air (water stability) serta pelepasan N dan P dari pakan tersebut ke air media. Penelitian ini menentukan ketahanan pakan dalam air dari ke-17 pakan tersebut yang dikaitkan dengan pelepasan N dan P dari pakan setelah 10, 20, dan 30 menit pakan direndam dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kandungan total P dalam pakan berkorelasi linier dengan pelepasan unsur P ke dalam air. Bila kandungan P pakan rendah (<2%) maka rendah pula P yang dilepas ke air media. Makin baik ketahanan pakan dalam air, makin rendah P yang dilepas ke dalam air. Ketahanan pakan dalam air yang tinggi masih memberikan kecenderungan tingginya pelepasan N ke dalam air. Hasil analisis proksimat dari 17 pakan tersebut kandungan proteinnya berkisar antara 26,00%-29,83%; total N 4,04%-4,77%; dan total P antara 1,38%-5,18%.
The influence ofweter hardness on spawning and egg production of gient freshwater prawn, Macrobracbium rosenbergii de Man was investigated in indoor tanks during a 132 day study. \7ater hardness levels of 18, 150 and 300 mglt as CaCO3 were used as treatment levels.There was no evidence that the number of spawnings, the spawning frequency of individual prawns, or the number of eggs per grem of female was influenced by water hardness (P > 0.05).The number of early-stage eggs pcr gram of female (epgf) (Z2l) wes significently higher than late-stage eggs (aZ5) (P<0.05). There wes no interaction between egg stege and water hardness on the epgf. Flowever, there was an effect of watcr hardness on egg size and egg calcium (P < 0,05). Early-stage egts were similar in sizc for all hardness levels, ranging from 0.57 to 0.58 mm in diameter. Late-strge eggs decreased from 0.68 to 0.63 mm in diameter as water hardness increased from 18 to 300 mg/l (P < 0.05). Calcium content changed quadratically with watcr hardness in both early. and late-stage eggs (P < 0.05).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.