Kanker serviks adalah kanker paling sering keempat pada wanita dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018 atau mewakili 6,6%. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais selama empat tahun berturut-turut penyakit kanker serviks adalah terbanyak keduaKanker serviks menyebabkan masalah serius terhadap kehidupan seorang wanita karena menyerang organ reproduksi yang merupakan bagian sangat penting bagi wanita karena terkait erat dengan pemenuhan kebutuhanseksual.Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengeksplorasipengalamanseksualperempuandengan kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Data dikumpulkan dengan wawancara semi terstruktur dan dianalisis dengan model analisa editing. Sebanyak lima perempuan dengan kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Sample diperoleh dengan purposive sampling. Dalam penelitian ini teridentifkasi empat tema yang ditemukan pada perempuan dengan kanker serviks yang sedang menjalanikemoterapi,yaitu:perubahanseksual,aktivitasseksual,ekspresikasih sayang danharapanterhadap petugaskesehatan.Keabsahandatadivalidasidenganmenilaikredibilitas, dependabilitas,konfirmabilitasdan transferabilitas data. Dari hasil penelitian ini beberapa rekomendasi yang diberikan yaitu : bagi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik pada asuhan keperawatan aspek seksualitas, bagi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masalah seksualitas dan bagi penelitian selanjutnya baik kualitatif maupun kuantitatif ditujukan pada pasangan tentang bagaimana pengalamanseksual dengan istri yang mengalami kanker serviks sedang menjalani kemoterapi.
An indicator of clinical quality is a valid and reliable quantitative process related to one or more performance dimensions. The achievement of clinical quality indicators is strongly influenced by the performance performed by a nurse and is supported by a quality program known as Total Quality Management (TQM). The poor achievement of clinical quality indicators in the inpatient unit at the Tangerang District Hospital is a strong reason to find out what factors can influence it and find a solution. This study aims to analyze the effect of TQM on the achievement of clinical quality indicators in the inpatient unit of Tangerang District Hospital mediated by the performance of nurses on 217 implementing nurses through a causal descriptive quantitative approach and using SEM analysis. Data collection techniques use primary and secondary data. The results obtained: (1) TQM has a positive effect on the achievement of clinical quality indicators mediated by the performance of the nurses; (2) TQM has a positive effect on the achievement of clinical quality indicators; (3) the performance of nurses has a positive effect on the achievement of clinical quality indicators; (4) TQM has a positive effect on nurse performance.
Untuk mengetahui kepatuhan multidisplin dalam implementasi clinical pathway pada kasus diare akut pada anak umur 0-18 tahun, kelengkapan pengisian clinical pathway sesuai dengan SPO yang diperlukan sebagai sarana dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan akreditasi di Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor. Penelitian ini didesain meggunakan mixed methode yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan sequensial (sequential mixed method design). Strategi mixed method yang digunakan adalah sequential explanatoris sequencial design (Quan -Qual mixed methods design). Jumlah sampel 58 clinical pathway diare akut pada anak yang terintegrasi di dalam rekam medis, menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan grounded theory selanjutnya dianalisis menggunakan SPSS 16. Kemudian disusun kuesioner untuk melihat representasi social. Hasil penelitian kepatuhan DPJP dan perawat 100%, farmasi 0% dan nutritionis 53,4%, prognosis bonam 48,3%. Rata-rta LOS pada diare akut 4-6 hari (51,7%). Umur responden rata-rata 0-5 tahun (93,1%), jenis kelamin laki-laki 60,3%, berat badan 1-20kg (93,1%), anamnesis BAB cair > 5x sehari (44,8%), diagnosis diare akut dehidrasi 56,9%, varian diagnosis diare akut dehidrasi 65,5%, hasil kuisioner 40% participant menjawab ya untuk pengisian Clinical Pathwaysecara manual dan 76% participant menjawab setuju untuk pengisian clinical pathway dengan lengkap. Hasil analisis data dari kuisioner partisipan didapat efektivitas clinical pathway adalah 68% hal ini belum sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu 70%. Efektivitas tidak tercapai karena tidak semua multidisiplin terlibat dalam pengisisn clinical pathway. Hal ini karena audit dan evaluasi belum dilakukan dengan seharusnya. Efektivitas dapat tercapai bila semua multidisiplin dapat melaksanakan semua tugas yang didukung oleh sarana dan prasarana serta peraturan atau ketentuan yang dibuat sehingga dapat mencapai target dengan berorientasi pada hasil dan proses yang direncanakan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.