Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa calon guru sekolah dasar yang telah mengalami secara langsung penerapan model RADEC dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan yakni kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap lima orang responden yang diambil secara acak dari 39 mahasiswa. Kemudian, analisis data yang dilakukan yakni reduksi data, pemaparan data, menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan. Lalu, verifikasi data dilakukan dengan cara peer debriefing. Berdasarkan persepsi serta implementasi yang dilakukan terhadap mahasiswa calon guru sekolah dasar, model RADEC merupakan model pembelajaran yang mampu membantu untuk meningkatkan pemahaman materi, kolaborasi, dan mendorong untuk meningkatkan kreatifitas melalui pembuatan sebuah karya. Kemudian, berdasarkan pengalaman yang telah dirasakan oleh mahasiswa, mereka memiliki keinginan untuk menerapkan model RADEC dalam memberikan pengajaran di sekolah dasar.
The article aimed to analyze the students' critical thinking and problem-solving skills in making paper airplane toys. It is phenomenology research that was conducted on elementary school students with a total of 15 students. The data collection techniques used documentation and interviews. Because of the form of the data obtained descriptive, the analysis was carried out qualitatively, namely by coding with the flow of data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the students apply critical thinking and problem-solving concepts in making paper airplane toys. Several other factors were students planning and designing carefully, measuring in detail with mathematical concepts and estimating what allows paper airplanes to fly for a long time or even for a short time. This research contributed to creating learning that develops critical thinking skills and problem-solving through simple things close to children's lives (contextual). Keywords: STEM, Critical Thinking, Paper Airplane Toys
Pandemi COVID-19 menyebabkan learning loss serta menurunnya keterampilan dan kecerdasan emosional siswa. Oleh karena itu, peran guru di dalam kelas sangat penting guna mengembalikan esensi dari pembelajaran yang baik pasca terjadinya COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus sebagai metodenya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara tertutup dan wawancara terbuka terhadap 9 guru di salah satu sekolah negeri yang ada di Kota Bandung, Indonesia. Kemudian, analisis data dilakukan dengan cara data reduction, data presentation, describing and verifying conclusions. Penelitian ini menghasilkan persepsi guru mengenai kebutuhan siswa dalam belajar pasca terjadinya COVID-19. Berdasarkan perspektif guru, kebutuhan siswa dalam belajar pasca COVID-19 yaitu: kelengkapan fasilitas sekolah, seperti fasilitas teknologi dan kesehatan; dukungan sosial dan emosional baik dari guru maupun lingkungan belajar siswa; serta keamanan dan kenyamanan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Diharapkan melalui penelitian ini dapat menjadi masukan serta alternatif bagi guru lainnya dalam membelajarkan siswa sesuai dengan kebutuhannya saat ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.