Islam encourages its ummah to consume goods and services moderately, and prohibits them from wastage or extravagance. With these encouragements and prohibitions firmly embedded in the teachings of Islam, it is expected that the Muslims will save more out of their given income. Further, the limitation of consumption basket within the Islamic concept of permissibility (halal) and prohibition (haram), the potentiality of saving amongst the Muslims is obviously enhanced. This will in turn imply that a practising Muslim (i.e., the Muttaqin) who obeys all the shari'ah injunctions will tend to save more than the ignorant Muslims, cateris paribus. With this in mind, the paper attempts to measure the influence of religiosity, income and consumption on saving behaviour. To make the study materializes, the IIUM students, Malaysian and international, are taken as the case study. From the empirical results, it is found that the religiosity and other variables have a significant impact on the IIUM students' saving behaviour. The inference of the finding is that such a relationship, for example, between religiosity and saving may exist if the study is extended to investigate the saving behaviour of Muslims with different credentials.

No abstract

No abstract

This research aims to test the role of Financial Technology (Fintech) in mediating the Islamic Financial Literacy (IFL) influence on Islamic financial inclusion (IFI) in Banda Aceh City, Indonesia. The research population was the people of Banda Aceh, which is 252,899 people. The sample amounted to 300 people, who were the number productive age population in the age range of 15-64 years in Banda Aceh City. Data were collected (primary data) taken by distributing questionnaires to all respondents and were tested using SEM-AMOS. The results reveal that IFL influences Fintech, IFL influences Islamic IFI, Fintech influences IFI, and IFL influences IFI through Fintech. The results also prove that Fintech in the research model functions as a partial mediation, which means that IFL can affect IFI directly or through Fintech mediators. The findings at the same time prove that the model of increasing IFI is a function of increasing IFL and increasing the use of Fintech.

<em>Pada pembuatan iklan layanan masyarakat ini adalah bagaimana cara mengajak masyarakat agar terpengaruh oleh iklan ini supaya masyarakat lebih patuh terhadap masalah kebersihan lingkungan, terutama masalah sampah. Pembuatan iklan layanan masyarakat yang bertemakan “Jangan Kotori Aku” dilihat dari kawasan,wilayah dan daerah, maka masalah pokok dalam pembuatan iklan ini dari sungai yang penuh sampah, dan sebagainya. Dalam perancangan ini nantinya setelah pengumpulan data selesai, maka akan di lakukan pengamatan pada poster atau iklan dengan tema yang sama, yang telah lama di sosialisasikan kepada masyarakat. Perancangan di mulai dengan brainstorming kemudian di spesifikasikan data tersebut menggunakan cara Mind Mapping. Dengan menggunakan pengolahan data tersebut, maka akan menghasilkan beberapa bayangan visual berupa foto, layout, ilustrasi dan warna. Dalam perancangan program kebersihan ini setelah data di lengkapi, kemudian dilanjutkan dengan sketsa dasar dengan beberapa alternatif di dalamnya, lalu di seleksi kemudian di lanjutkan dengan menggunakan sofware grafis dan di aplikasikan ke kertas injekpaper, sampai pada akhirnya tercipta final desain yang di aplikasikan ke dalam media utama maupun media pendukung, kemudian media ILM Utamakan Keselamatan Kerja siap di tempatkan di tempat yang paling trategis agar para masyarakat dapat melihat media ILM tersebut dengan baik. Dalam hal ini perancang akan membuat iklan layanan masyarakat dalam bentuk : poster atau spanduk. Hasil perancangan ini, dapat direkomendasikan sebagai alternative model pembangunan pembelajaran, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar, displin, dan bersih mahasiswa serta masyarakat Indonesia.</em>