This study examines @quranreview's interpretation of Qur'anic verse QS. al-Nisā' [4]: 34 on social media, focusing on the words used to convey meaning. Interpreting the Qur'an on social media is often simple and direct, as it involves exploring the meaning of verses through individual comments. However, this approach needs to improve in that it can sometimes overlook the central message of the verse due to its focus on individual words. Discovering the tendency of word choice in interpreting the Qur'an contributes to developing interpretation in social media. Through a qualitative analysis using critical discourse analysis by Teun A. van Dijk, we found that @quranreview deliberately chooses representative words to challenge the traditional interpretation of the verse, which can be discriminatory towards women. The study highlights the importance of careful word choice in interpreting the Qur'an on social media, especially when dealing with sensitive and controversial topics. It also suggests that @quranreview's tendency to glorify women in its interpretation can contribute to a broader and more nuanced understanding of the text.
Peran kiai dalam meningkatkan keberagamaan masyarakat berdasarkan hasil kajian penelitian ini, dapat diklasifikasi yang terdiri dari dua hal, yaitu (1) nasihat kiai sebagai spirit dalam meningkatkan keberagamaan; dan (2) kiai sebagai penjaga tradisi Islam-Indonesia. Pertama, peran kiai menjadi posisi sentral dalam kehidupan masyarakat. Di mana nasihat-nasihat yang dikeluarkan kiai, setiap kali ceramah atau pengajian rutin, secara tidak langsung mampu meningkatkan keberagamaan masyarakat. Misalkan, apabila ada orang yang malas mengikuti majlis ilmu atau ibadah wajib (solat), dengan nada menyentuh dan perkatan halus mampu membangkitkan gairah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Kedua, kiai sebagai penjaga tradisi Islam-Indonesia di Pon-Pos Al-Qodir terlihat jelas dengan setiap aktivitas dan kegiatan yang dilakukan. Ini artinya, Islam di Indonesia berbeda dengan Islam yang ada di Timur Tengah dan negara lain di dunia. Kegiatan dalam menjaga tradisi misalnya, ada khusus ziarah kubur, tahlilan, pelaksanaan PHBI, chaul, dan lain sebagainya. Hal ini salah satu identitas ke-Islaman Indonesia yang terus di jaga di Pon-Pes Al-Qodir dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.