Tulisan ini akan membahas tentang peran ASEAN dalam menangani konflik di Myanmar. Secara khusus, tulisan ini akan mengkaji konflik etnis Rohingya pada tahun 2017 – 2019. Melihat perkembangan yang terjadi bahwa konflik etnis Rohingya belum selesai dan ASEAN sebagai organisasi regional memiliki tanggungjawab untuk menyelesaikan permasalahan ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan sumber data sekunder berupa jurnal, buku, artikel cetak dan elektronik serta sumber lainnya yang relevan. Sumber data sekunder terdiri dari jurnal akademik, buku, artikel cetak dan online serta sumber lainnya yang relevan dengan topik ini. Penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa terlibatnya ASEAN dalam penanganan konflik Rohingya adalah karena ASEAN memiliki tanggungjawab untuk melindungi negara-negara regionalnya. Dalam upaya penyelesaian konflik tersebut, ASEAN selalu berpegang teguh pada hak asasi manusia. Sementara itu, dalam prosesnya ASEAN dibantu oleh Indonesia untuk melakukan pendekatan soft diplomacy, sementara PBB dengan konsep Responsibility to Protect. Disisi lain, ASEANjuga memiliki tim khusus bernama AKA (ASEAN untuk bantuan kemanusiaan). Tim ini dikhususkan untuk bertugas di wilayah bagian Rakhine dan membuat empat rekomendasi yaitu keamanan fisik, keamanan material, registrasi Rohingya dan Penyatuan sosial untuk mencegah kembali terjadinya konflik horizontal di Myanmar.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dan strategi komunitas literasi Lontar dalam mengenalkan budaya literasi kepada masyarakat secara luas di wilayah Nusa Tenggara Barat. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara. Data sekunder berasal jurnal, artikel, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara sistematis dengan menentukan bagian dan hubungan antar bagian data. Validitas data diukur dengan triangulasi dan external audit. Hasil penelitian menunjukkan Komunitas Lontar menjalankan perannya dengan melakukan pembinaan intensif semenjak 2017 pada Taman Baca Masyarakat di dua Kabupaten yang menjadi destinasi wisata, seperti TBM Rinjani di wilayah lereng rinjani, dan Perpustakaan Adat Bayan untuk Desa Adat Bayan Kabupaten Lombok Utara. Dalam perjalanannya, Komunitas melakukan kerjasama timbal balik dengan semua pihak yang memiliki misi memajukan pendidikan. Sedangkan untuk strategi penyebaran budaya literasi, Komunitas Lontar memanfaatkan ruang publik sebagai tempat melapak buku, diskusi ilmiah dan penulisan di dalam ruang kelas, serta menggunakan media sosial untuk kampanye literasi.
COVID-19 Pandemic that started from the end of 2019 and developed in 2020 has changed international world order. That changed felt by all countries in the world, including Indonesia. The rapid raising of casualties made the government taking a lockdown policy. It was meant to protect their citizens and prevent a more massive spreading. That protection is not only applied for the citizens in the country but also for the citizens living abroad like Indonesian migrant workers. One particular case that became the focus of this research is the migrant workers who works in Papua New Guinea (PNG). Human right is a main instrument in protecting the citizens. That is the importance of government in this case. This research aims to analyze Indonesian diplomacy strategies in protecting the rights of migrant workers who works in PNG during the Pandemic with humanity aspect as its main concern. Method that is used in this research is a descriptive qualitative using primary and secondary data through interviews and literature study from relevant and validated sources. The result of this research shows that Indonesian Government is taking the model of protection diplomacy in protecting Indonesian migrant workers in PNG.
This research describes Indonesia's position in promoting Raja Ampat tourism by using soft power in the form of digital diplomacy. For this reason, a qualitative method was used with an online interview approach and using the conceptual framework of digital diplomacy and tourism. The results of this study indicate that digital diplomacy regarding Raja Ampat's tourism potential is carried out using the branding "Wonderful Indonesia", and "Pesona Indonesia" digitally through the websites and also through several social media platforms (Facebook and Instagram). It was found that there were several obstacles that needed to get the relevant Government's attention. namely, the limited funds faced by Raja Ampat management to manage the website, the limited resources in operating the website, and the limited staff involved in promoting Raja Ampat to international exhibitions. This research can be used as study material for policy makers to help promote tourism through digital diplomacy and can be used as a model for future research.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.