Modal sosial yang tumbuh dalam masyarakat memberikan gambaran segala sesuatu yang membuat tercapainya tujuan bersama. Dalam pemahaman yang sederhana, modal sosial merupakan relasi produktif yang mampu menjadi kekuatan utama. Perwujudan modal sosial dilihat dari adanya aspek struktur seperti kepercayaan, nilai, norma, serta jaringan. Artikel ini bertujuan untuk mengkonstruksi sebuah gagasan masyarakat desa Kalitekuk yang merupakan modal sosial masyarakat untuk mewujudkan desa wisata. Gagasan ini terbentuk dalam proses pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dimana terdapat Kelompok Sadar Wisata dan Bumdes sebagai pesertanya. Metode yang digunakan secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif menjadi modal penulis. Hasil penelitian menjelaskan bahwa nilai-nilai kepercayaan dalam modal sosial sangat dominan sebagai dasar bagi masyarakat pedesaan untuk dijadikan modal dalam meningkatkan tujuan utama pembangunan. Sebagai wujud optimalisasi modal sosial dibutuhkan pengelolaan sumberdaya lain yang dimiliki desa. Dimana optimalisasi ini bersumber dari potensi yang sudah ada kemudian dimanfaatkan. Dalam pelaksanaannya perlu adanya dukungan dari berbagai pihak serta harus dibarengi dengan dukungan kepemimpinan transformasional untuk meningkatkan optimalisasi peran modal sosial.
Menjadi elit yang terjun ke dalam kontestasi politik membutuhkan sebuah strategi. Semua ini dilakukan dalam rangka mencari tahu pemetaan suara elit. Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya melalui survey pemetaan. Dengan menentukan indikator sampel, elit akan tahu bagaimana peluang untuk elit bisa menjadi anggota dewan di daerah pilihannya. Pemetaan suara bagi calon merupakan hal yang wajib dilakukan sebelum mereka turun langsung menyapa masyarakat dengan penyampaian bermacam-macam visi misi dan strategi kampanye. Kabupaten Malang merupakan Kabupaten dengan luas wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi. Kondisi masyarakat yang di dominasi kultur budaya pedesaan menunjukkan pola pergerakan politik arus bawah yang menarik. Popularitas dan juga kemampuan finansial tidak menjadi indikator utama dalam mendapatkan keterpercayaan masyarakat disana. Dalam tradisi budaya lokal yang dibangun, nilai-nilai lokal masih dipegang teguh sebagai suatu kepercayaan bagi masyarakat. Nilai itu di adopsi sebagai dasar seseorang untuk memberikan suaranya terhadap calon yang ingin maju dalam kontestasi politik salah satunya menggunakan pemetaan langgar. Langgar mempunyai nilai spiritual etik, selain sebuah simbol status sosial di pedesaan. Dimana peran pemilik langgar dalam strategi pemenangan calon tidak bisa dilepaskan begitu saja.. Penelitian ini menunjukkan betapa penting relasi sosial dalam aspek budaya lokal antara elit dan pemilik langgar. Ketika langgar yang merupakan institusi kultural dijadikan sebagai alat pemetaan politik.Kata kunci: Langgar, Pemetaan Politik, Relasi SosialBecoming an elite who engages in political contestation requires a strategy. All this was done in order to find out elite voice mapping. Many ways can be done, one of them through mapping surveys. By determining sample indicators, the elite will know how opportunities for the elite can become council members in their chosen area. Voice mapping for candidates is something that must be done before they go down directly to the public by delivering various vision and mission and campaign strategies. Malang Regency is the regency with the second largest area in East Java after Banyuwangi. The condition of the people who are dominated by rural culture shows an interesting pattern of undercurrent political movements. Popularity and financial capability are not the main indicators in gaining public trust there. In the local cultural traditions that are built, local values are still held firmly as a trust for the community. The value was adopted as the basis for someone to vote for candidates who want to advance in political contestation, one of which uses mapping violations. Langgar has ethical spiritual values, in addition to a symbol of social status in the countryside. Where the role of the owner of the langgar in the candidate winning strategy cannot be released just like that. This research shows how important social relations are in the aspect of local culture between the elite and the owner of the langgar. When langgar which is a cultural institution is used as a political mapping tool.Keywords: Langgar, Political Mapping, Social Relation
AbstrakArtikel ini menggambarkan relasi kuasa politik yang dilakukan tokoh agama di Kabupaten Malang dalam rangka pemilihan kepala daerah. Dalam wilayah sosial kemasyarakatan, tokoh agama memiliki status yang tinggi sampai akhirnya disebut sebagai elit lokal. Status sosial itu berupa kekuasaan yang lahir dari legitimasi masyarakat. Selain itu kekuasaan politik yang di miliki berasal dari jaringan yang dibangun dengan latar belakang organisasi. Meskipun tulisan ini berawal dari hasil survey, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus. Dimana yang menjadi sumber data berasal hasil wawancara tokoh, masyarakat serta pelaku yang tinggal dan mengenal tokoh agama yang masuk dalam politik. Dalam konteks lokalitas masyarakat Kabupaten Malang, tokoh agama menjadi rujukan alternatif pemecahan masalah. Kekuasaan tokoh agama menjadi modal awal dipilih oleh masyarakat. Oleh karena itu sangatlah wajar apabila tokoh agama memiliki posisi yang penting dalam kontestasi politik lokal. Dengan dimensi kekuasaan yang dijelaskan oleh Gaventa dalam teori Powercube serta tokoh filsafat politik lain. Menunjukkan kekuasaan tokoh agama berada dalam wilayah yang disebutkan Gaventa, terlihat didalam struktur kekuasaan, tidak terlihat diluar sebagai penasehat dan tersembunyi dengan melakukan gerakan bawah tanah. Oleh karena itu posisi tokoh agama dalam berpolitik juga menjadi kian digemari oleh para elit politik dalam dukung mendukung.
Conflict in the Indonesian state cannot be separated from the influence of politics and religious understanding. The symbolization of religion and politics became part of the conflicts that were often faced. This influence is due to the existence of political forces that deliberately put religion as a tool of movement. Where religion, which is a transcendental form of human beings, becomes very political for the sake of economic interests. Muslim societies are trying to reform the society or the community in which the state survives. In addition, the elite sought to reform the country. This idea tries to interpret the Islamization of Java as an alternative conflict and accommodation between competing identities between Java and Islam. This paper uses a qualitative approach by strengthening literature reviews sourced from existing realities. The results found that the politicization of religion prioritizes its main political aspects and uses religion as a tool to create conflict. This happens because religion is one of the ways to create conflicts both vertically and horizontally. Therefore, in minimizing conflicts, Pancasila ideology is needed as a mediator and conflict resolution. Keywords: Conflict, Politicization of Religion, Religion, Politics
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.