Abstrak Penerjemahan buku-buku Islam di Indonesia semakin marak dilakukan. Akan tetapi, kegiatan penerjemahan tersebut belum seiring dengan kualitas buku terjemahan yang dihasilkan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Kecerobohan penerjemah, waktu penerjemahan (deadline) yang sangat singkat, dan apresiasi yang diberikan kepada penerjemah yang masih minim, merupakan sebagian faktor penyebabnya. Salah satu upaya untuk memperbaiki iklim penerjemahan di Indonesia adalah adanya pihak yang turut serta dalam mengontrol kualitas buku-buku terjemahan. Dengan kontrol inilah tinggi rendahnya kualitas buku terjemahan dapat diketahui. Sementara itu, mengontrol kualitas suatu karya terjemahan itu dapat dilakukan dengan beragam cara, di antaranya memberikan kritik atau penilaian. Kritik dalam arti memberikan apresiasi dan penilaian secara objektif, mengoreksi kekurangan dan kelebihan suatu karya terjemahan. Dari kritik itu pula hubungan dialektik antara teori dan praktik dalam menerjemahkan serta kriteria dan standar penilaian dapat diketahui.---Abstract Translating book is a trend in Indonesia nowadays. Unfortunatelly, its quality is not good enough. There are many factors which caused it, including the carelessness of translator, the time of translating, and a little appreciation to the translator. While, there is an effort to recover such bad thing, that is an institution to control its quality. By this control, the quality of translation books could be measured. This control can be carried in may ways, by criticizing and assessing for example. Criticizing means making an objective assessment of the works. This kind of criticism will observe the relation between theory and practice in translating.
Merepresentasikan propaganda budaya dan ideologi memiliki tingkat kerumitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekedar merepresentasikan pesan informatif. Artikel ini bertujuan untuk menelaah konsekuensi apa saja bila propaganda budaya dan ideologi direpresentasikan di dalam film. Pembahasannya bersifat kualitatif menggunakan data dari beberapa artikel film ditambah pengalaman penulis dalam berinteraksi dengan para pembuat film serta pengalaman menonton film bersama masyarakat. Kajiannya lebih dititikberatkan pada perspektif penonton awam yang tidak mengetahui teori Semiotika sebagaimana penonton pada umumnya. Hasilnya disimpulkan ada lima konsekuensi, yaitu: (1) munculnya persepsi penonton yang berbeda dari yang diharapkan; (2) munculnya perbedaan perilaku penonton akibat dari perbedaan interpretasi terhadap representasi yang diterimanya; (3) Ketiga, dampak dari sifat komunikasi, yaitu pesan yang direpresentasikan dalam film bersifat irreversible; (4) munculnya anggapan bahwa dalam proses pembuatan film ada problem etika; dan (5) kesan totalitas isi film menjadi kabur akibat pesan ganda yang direpresentasikan.
Penggunaan gadget saat ini sangat masif pada setiap rentang usia di setiap wilayah. Tidak diketahui dengan pasti kebiasaan apa saja yang hilang, budaya apa saja yang berubah, dan pada usia berapa saja yang mengalami perubahan itu. Penelitian ini berupa analisis deskriptif, bertujuan untuk menelaah penggunaan gadget dan hubungannya terhadap perubahan sosial budaya responden yang dikelompokkan berdasarkan usia. Perubahan sosial budaya didasarkan pada teori Weberian. Metode yang digunakan adalah survei dengan instrumen angket yang disusun dalam Google Form dan disebar melalui aplikasi WhatsApp selama 2×24 jam dan terkumpul sebanyak 197 responden. Data diolah dengan IBB SPSS Statistics Data Editor. Pengolahan data mencakup frekuensi, distribusi, dan kecenderungan data, serta untuk beberapa variabel dihitung korelasinya. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan gadget mengubah kebiasaan orang, baik usia muda, maupun usia lanjut. Terdapat sejumlah kebiasaan lama yang hilang disertai dengan munculnya sejumlah kebiasaan baru. Kebiasaan lama yang hilang dan kebiasaan baru yang muncul tidak berhubungan secara signifikan dengan usia, tetapi berhubungan signifikan dengan cara memfungsikan gadget sebagai alat kerja dan alat usaha dengan koefisien korelasi masing-masing sebesar 0,77 dan 0,42. Objek pemajuan kebudayaan seperti tradisi lisan, manuskrip dan permainan tradisional relatif tidak dikenal, terutama pada rentang usia 20–40 tahun. Dengan demikian, perubahan sosial budaya yang terjadi pada diri responden sangat erat hubungannya dengan penggunaan gadget.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.