This study aims to (1) analyze the externality of Cross Border Tourism on sustainable development in Wini Indonesia, (2) analyze priorities recommendations for sustainable cross border tourism development in Wini Indonesia. The study used survey methods and data collections by means of observations and in-depth interviews with 20 respondents. Data analysis used the Analytic Hierarchy Process (AHP) with three dimensions of development sustainability. This study found the externalities of developing cross-border tourism are economic (53.20%), social (31.20%) and ecological (15.60%). The economic externalities are positive, social externalities are divided into positive and negative, while environmental externalities are generally negative. The results of the analysis also recommend the development of the creative economy and investment in cross border tourism (52.20%), more professional and integrated tourism management between cross border tourism objects in Indonesia and Timor Leste (30.20%), and tourism development based on ecotourism (17.60%).

This study aims to test the moderating effect of conscientiousness and agreeableness in the relationship between love of money and  tax evasion tendency. The population in this study is graduate student of accounting of Udayana University. The sample selection method is nonprobability sampling with purposive sampling technique in order to obtain 85 people. Data were analyzed using Moderated Regression Analysis (MRA).  The result of regression analyses show that love of money is positively related to tax evasion tendency. Agreeableness is also found to moderate the relationship between love of money and tax evasion tendency but conscientiousness is not a moderator in this relationship.

Pada masa pandemi Covid-19 yang melanda seluruh belahan dunia memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi, proyeksi ekonomi global tumbuh minus pada angka 3% berdasarkan data dari IMF tahun 2020. Kegiatan ekonomi di Indonesia menjadi terhambat sebagai akibat dari PPKM, para pelaku UMKM di Indonesia mengalami penurunan pendapatan, yang pada tahun 2018 sektor UMKM mampu menyumbang 6,41 persen bagi PDB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan omzet penjualan UMKM sebelum dan selama pandemi Covid-19 di Kabupaten Timor Tengah Utara. Data penelitian di peroleh dari Informan berjumlah 31 pelaku UMKM terbagi dalam 13 kategori bidang usaha. Teknik pengumpulan data meliputi 4 tahap yaitu wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup transformasi data awal, penyajian data, dan simpulan atau verifikasi. Hasil pengamatan di lapangan berdasarkan wawancara dengan para informan menunjukkan bahwa terjadi perbedaan omzet penjualan sebelum dan selama pandemi Covid-19, sebanyak 80% pelaku UMKM dalam bidang usaha kios sembako, lapak sayur, lapak barang pecah belah, swalayan, rumah makan, jasa transportasi, jasa fotokopi, jasa taylor, jasa mebel, jasa fotografi, jasa salon kecantikan, jasa kos-kosan, jasa rental komputer dan jasa agribisnis yang mengalami penurunan omzet penjualan dan keuntungan usaha sebesar 85-90% selama masa pandemi Covid–19.

Pelatihan Pembukuan Sederhana dan Pemasaran Produk bagi Usaha Rumah Tangga Susu Sapi Perah di Desa Mandeu Kecamatan Raimanuk,Kabupaten Belu-NTT. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan difokuskan pada usaha rumah tangga. Salah satu usaha rumah tanggan memiliki 8 ekor ternak sapi perah yang terdiri dari 3 ekor jantan dan 5 ekor betina. Berdasarkan pengamatan penulis, industri usaha rumahan ini memiliki banyak keterbatasan, antara lain sebagai berikut : Pembukuan yang dilakukan belum sesuai dengan standar pembukuan yang benar dan Pemasaran hasil produksi susu sapi belum dilakukan secara optimal. Tujuan dari pada pengabdian pada masyarakat ini adalah memahami tata cara pembukuan yang baik bagi pelaku usaha rumahan susu sapi dan memperluas lagi pemasaran susu sapi di setiap daerah dan memperbaiki kemasan yang ada.Hasil yang didapatkan peserta dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini antara lain dapat membantu tercapaianya kesadaran bagi pelaku usaha rumah tangga akan pentingnya pembukuan sederhana dan pemasaran produk usaha rumah tangga susu sapi perah.

The number of maternal mortality during childbirth is influenced by education, occupation, income, number of children, and the frequency of prenatal visits. The relationship between these variables can be directly or indirectly related to the health of the mother during childbirth. The prenatal visit frequency can act as an intermediate variable that links other variables to the mother’s health status during childbirth. This study aims to; 1) determine the direct and indirect relationship between variables, 2) determine the effective contribution of each independent variable to the mother’s health during childbirth. The data for this study came from 251 mothers who had given birth. The path analysis from the complete model shows that partial income has a negative but Sign (0.000) relationship with the mother's health condition, whereas other variables do not. However, simultaneously the five variables have a Sign (0.000) relationship with the mother’s health during the delivery. The complete model suggested an R-Square value of 0.152. The largest effective contribution to maternal health status comes from income with 13%, following the frequency of prenatal visit: 1.0%, the lowest contribution comes from husband’s education: 0.1%.