Kecacingan yang sering berdampak sangat merugikan adalah infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah atau disebut “Soil Transmitted Helminthes” (STH). STH merupakan penyebab kecacingan terbanyak di dunia, terutama spesies cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris Trichiura) dan cacing tambang (Necator americanusdan Ancylostoma duodenale). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka infeksi STH dan hubungannya dengan kebiasaan higiene perorangan pada anak-anak di bawah 15 tahun di RW 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Bahan pemeriksaannya adalah feses anak-anak usia di bawah 15 tahun yang berjumlah 76 spesimen. Pemeriksaan feses dilakukan secara mikroskopis dengan gabungan metode langsung dan metode sedimentasi.Disimpulkan bahwa angka infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah pada anak-anak di bawah 15 tahun di RW 003, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten adalah 23,7% (18/76). Jenis cacing yang menginfeksi adalah infeksi tunggal oleh Ascaris lumbricoides 16,7% (3/18)dan infeksi tunggal oleh Trichuris trichiura 83,3% (15/18). Ada hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, mencuci tangan sesudah BAB dengan sabun, defekasi di sembarang tempat dan jenis jamban untuk BAB dengan infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah (masing-masing P0,05), sedangkan kebiasaan memakai alas kaki dan kebiasaan memotong kuku tidak berhubungan dengan infeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah (masing-masing P0,05). Disarankan agar orang tua lebih memperhatikan kebersihan diri anak-anaknya. Kata Kunci : infeksi cacing, STH, Nematoda usus
l Indonesia karena bertentangan dengan norma-norma kehidupan sosial terutama norma kesusilaan dan kepatutan. Perilaku perdagangan kenikmatan ini telah berlangsung sejak lama bahkan dalam relief candi-candi di indonesia ditemukan gambaran bahwa perilaku menjajakan kenikmatan ini telah eksis sejak jaman kerajaan hindu budha di Indonesia. Kini di tengah moderenisasi kehidupan masyarakat, prosesi menjajakan diri telah berubah karakternya dari semula dilakukan secara sembunyi-sembunyi di tepi jalan yang sepi hingga kini masuk kedalam layar mungil sebuah smartphone yang tentu saja di genggam oleh hampir semua anggota masyarakat jaman sekarang. Dengan ditunjang oleh kemudahan akses data dan juga keterbukaan informasi, porstitusi memiliki bentuk baru dimana kini pedagang kenikmatan dapat dengan mudah ditemukan di media-media sosial. Fenomena ini dikenal dengan istilah porstitusi online. Hukum pidana dirasakan perlu merasuk lebih dalam ke sendi-sendi kehidupan masyarakat. Bukan hanya kehidupan sosial tetapi juga kehidupan di dunia maya dimana transaksi-transaksi yang dilarang menampakkan wujudnya, termasuk porstitusi online. Penelitian ini dilangsungkan secara normatif dan diharapkan dapat menjadi masukan serta bahan kajian dalam mengembangkan hukum yang tepat untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekaligus menekan pertumbuhan praktek perdagangan kenikmatan yaitu porstitusi online ini. Kata kunci : porstitusi, online, hukum pidana
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.