Abstrak Latar Belakang: Dermatitis kontak adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh suatu peradangan akibat paparan dari substansi asing. Berdasarkan jenisnya, dermatitis kontaki dibagi menjadi duat yaitu, dermatitis kontak alergi dan dermatitisi kontak iritan, dapat bersifat akut danlkronis. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan Dermatitis kontak akibat kerja yaitu faktor eksogen dan faktor endogen. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor resiko terjadinya dermatitis kontak pada karyawan di Pabrik Tahu. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat analitik observasional. Berdasarkanopendekatannya, penelitian ininmenggunakan pendekatan crosszsectional, dimana semua variabelnya dilakukan pengukuran secara bersamaan. Populasi Penelitian ini yaitu seluruhkpekerja di PabriklTahu Sun di Jl. TB Simatupang, Medan Sunggal, Kota Medan yang berjumlah 20 orang karyawan yang melakukan pekerjaan di pabrik tahu kurang dari 2 tahun dan bersedia menjadi responden dengan menggunakan teknik nonprobability yaitu total sampling. Hasil: Dari hasil uji pearson Chi Square dengan alternative fisher exact test antara variable faktor-faktor (APD, personalLhygiene, lama kontak, riwayat alergi) dengan kejadian dermatitis kontak Iritan diperoleh nilai rata-rata 0,05 selain pada faktor penggunaan APD ( Alat Pelindung diri ) terdapat nilai tidak signifikan 0,438. Oleh karena p ˂ 0,05 (α) selain penggunaan APD, maka dapat disimpulkan bahwa untuk faktor-faktor berupa lama kontak (p=0.035) , riwayatypenyakit kulit (p=0.030), dan personal hygiene (p=0.012) dapat disimpulkanjbahwa hubungannyang signifikan terhadap kejadianndermatitis kontakiiritan sedangkan untuk faktor pemakaian APD tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadianidermatitis kontakjiritan. Kata Kunci: Dermatitisskontak, APD, Personallhygiene, Lama Kontak, Riwayat Alergi, Pabrik Tahu Abstract Background: Contact dermatitis is a skin disease caused by an inflammation due to exposure to foreign substances. Based on the type, contact dermatitis is divided into two, namely, allergic contact dermatitis and irritant contact dermatitis, which can be acute and chronic. There are various factors that can cause occupational contact dermatitis, namely exogenous factors and endogenous factors. Objective: To determine the risk factors for contact dermatitis among employees at the Tofu Factory. Research Methods: This study uses a quantitative method that is analytic observational. Based on the approach, this study uses a cross-sectional approach, where all variables are measured simultaneously. The population of this study are all workers at the Tahu Sun Factory on Jl. TB Simatupang, Medan Sunggal, Medan City, with a total of 20 employees who work in a tofu factory for less than 2 years and are willing to become respondents using a non-probability technique, namely total sampling. Results: From the results of the Pearson Chi Square test with an alternative fisher exact test between the variable factors (PPE, personal hygiene, length of contact, history of allergies) and the incidence of irritant contact dermatitis, an average value of 0.05 was obtained in addition to the factor of using PPE (Tools). personal protection) there is an insignificant value of 0.438. Because p 0.05 (α) in addition to the use of PPE, it can be concluded that for factors such as length of contact (p = 0.035), history of skin disease (p = 0.030), and personal hygiene (p = 0.012) it can be concluded that the relationship significantly to the incidence of irritant contact dermatitis, while the use of PPE did not have a significant relationship to the incidence of irritant contact dermatitis.
Di bidang pendidikan kedokteran, pola belajar yang diterapkan pada saat ini berpotensi menimbulkan stres pada mahasiswa. Fakultas Kedokteran di Indonesia menganut cara pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) yang terpusat pada mahasiswa (student-centered learning). Proses pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa dalam kegiatan belajar dan mengajar tersebut, bila tidak dikelola dengan tepat akan mengakibatkan stres berlebih yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan belajar dan prestasi akademik mahasiswa. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari apakah terdapat perubahan yang berarti pada pola belajar dan hubungannya terhadap stres serta prestasi akademik pada mahasiswa kedokteran. Dilakukan penelitian cross-sectional terhadap 193 mahasiswa/i fakultas kedokteran Universitas Prima Indonesia. Adapun parameter yang diukur dalam penelitian ini meliputi: pola belajar, tingkat stres, prestasi akademik dan hubungan antara perubahan pola belajar, stres dan prestasi akademik. Penelitian ini menggunakan metode analisis uji korelasi Pearson dan mendapati hasil bahwa 184 dari 193 orang mahasiswa/i fakultas kedokteran Universitas Prima Indonesia memiliki tingkat stres normal, 167 mahasiswa/i merasakan terdapat perubahan pola belajar selama berkuliah daring dan ditemukan hubungan yang signifikan antara tingkat stres dan pola belajar strategi deep serta stres dan prestasi akademik. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perubahan pola belajar strategi deep dengan stres dan stres dengan prestasi akademik mahasiswa/i Universitas Prima Indonesia.
Abstrak Latar Belakang : Diare adalah penyebab umum pada tingkat kematian yang terjadi di negara berkembang, tingkat penyebab pertama kematian balita (di bawah lima tahun) di seluruh dunia dan dimana tingkat penyebab kedua kematian bayi di seluruh dunia. Faktor perilaku sebagai tingkat pertama yang sering terjadi sebagai penyebabnya yaitu terjadinya penyebaran kuman dan terjadinya peningkatan kejadian diare pada balita dan bayi yaitu tidak melakukan pemberian ASI ekslusif secara teratur pada bulan pertama kehidupan balita, botol susu tidak dibersihkan dengan bersih, makanan disimpan disembarangan tempat, air minum yang digunakan tidak steril, tidak melakukan cuci tangan saat memasak, makan, menyuapi balita, sesudah buang tinja, sesudah membuang tinja balita dan bayi, serta sering membuang tinja disembarangan tempat. Faktor-Faktor lingkungan sebagai tingkat kedua yaitu pengunaan sarana air bersih dalam kehidupan sehari-hari dan kebiasan melakukan pembuangan tinja. Lingkungan sangat berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu dan masa serta memegang peranan penting dalam proses terjadinya penyakit pada masyarakat terutama diare pada balita. Tujuan : Tujuan Penelitian ini , peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui tentang gambaran perilaku masyarakat terhadap terjadinya diare pada balita. Metode : Penelitian bersifat deskriptif dengan rancangan cross-sectional, yang dilakukan di wilayah Lingkungan I,II,III,IV, Daerah Aliran Sungai Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun, Medan pada bulan Januari tahun 2020 dengan jumlah sampel 60 orang dengan menggunakan metode proportional sampling. Skala ukur yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan Kuesioner. Hasil : Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit diare tergolong kategori baik, tingkat sikap masyarakat terhadap penyakit diare tergolong kategori baik , tingkat tindakan masyarakat terhadap penyakit diare tergolong kategori baik , dikarenakan berdasarkan hasil semua frekuensi dari tingkat pengetahuan, tingkat sikap, tingkat tindakan yang didapatkan jauh lebih tinggi persentasenya dibandingkan dengan yang tidak baik. Kesimpulan : Dari hasil ditemukan bahwa pengetahuan, sikap dan tindakan tindakan perilaku masyarakat yaitu Ibu balita masuk tergolong kategori baik, walaupun perilaku ibu balita ini masuk kategori baik namun masih ada beberapa ibu balita yang belum menerapkan perilaku yang baik dan benar sehinga ditemukan balitanya mengalami diare.
This research aims to determine whether there are differences in stock returns before and after the announcement of the rights issue on the Indonesia Stock Exchange 2009-2013 period. This study was conducted on 43 companies listed in the Indonesia Stock Exchange right issues in the year 2009 to 2013, with a purposive sampling method. This research used the t-test analysis test by way Paired Sample Test with the observation period (event window) there are 20 days, t-10 (10 days prior to the announcement of the rights issue) and t + 10 (10 days after the announcement of the right issue). The announcement of the test results are known to contain information because the announcement led to market tereaksinya indicated by the presence pf abnormal return that occurred and the results of t-test menunjukkan significance value 0.036<α0.05 to distinction stock returns 10 days prior to the stock return 10 days after the announcement of the right issue. This that information is not leaked.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kebisingan terhadap gangguan pendengaran. Jenispeneliyian ini adalah kuantitatif yang bersifat analitik observasional yaitu penelitian yang mencoba menggalibagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi yang kemudian melakukan analisi dinamika korelasiantara faktor resiko dan faktor efek dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukanobservasi atau pengukuran variabel subyek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel dilakukan padasaat pemeriksaan tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Andhika Pratama JayaAbadi, Tanjung Morawa, Deli Serdang yang berjumlah 40 orang pekerja yang melakukan pekerjaan dalam 1shift. Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square didapati bahwa pengaruh kebisingan di area kerjadengan kejadian gangguan pendengaran di PT Andhika Pratama Jaya Abadi menunjukkan ada pengaruh yangbermakna antara tingkat kebisingan di area kerja dengan kejadian gangguan pendengaran dengan perolehanp=0,012 sehingga sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti terdapat pengaruh antara kebisingan diarea kerja dengan kejadian gangguan pendengaran. Hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square didapatibahwa pengaruh penggunaan APT dengan kejadian gangguan pendengaran di PT Andhika Pratama Jaya Abadimenunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara lama bekerja dengan kejadian gangguan pendengarandengan perolehan p=0,000 sehingga sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti terdapat pengaruhantara penggunaan APT dengan kejadian gangguan pendengaran.Kata Kunci : Tingkat Kebisingan, Durasi Paparan Kebisingan, Pemakaian APD, Gangguang pendengaran
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.