Intervensi koroner perkutan merupakan prosedur invasif jantung yang sering dilakukan untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri koroner. Komplikasi yang menakutkan seperti diseksi koroner atau penyumbatan koroner akut pada era balon angioplasti telah banyak berkurang dengan ditemukannya stent arteri koroner dan penggunaan rutin terapi antiplatelet dan antitrombotik. Peningkatan penggunaan DAPT tersebut meningkatkan risiko pasien untuk terjadinya cedera saluran cerna dan perdarahan. Mengobati pasien yang mengalami perdarahan setelah IKP merupakan suatu hal yang rumit, karena kita harus mempertimbangkan intervensi yang tepat untuk mengelola perdarahan aktif, untuk menimbang manfaat potensial untuk meneruskan atau menghentikan terapi antiplatelet dan untuk mengevaluasi apakah diperlukan transfusi sel darah merah yang bisa menimbulkan efek samping yang merugikan. Pemberian PPI direkomendasikan oleh panduan Amerika dan Eropa untuk terapi yang bisa diberikan pada perdarahan saluran cerna akibat pemberian antiplatelet dan hemostasis endoskopi merupakan pilihan yang direkomendasikan untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.
AbstrakHipertensi masih menjadi masalah kesehatan global. Hipertensi menyumbang angka kematian dan kesakitan tertinggi di dunia. Hipertensi resisten dikategorikan sebagai peningkatan tekanan darah diatas 140/90 mmHg dan rerata tekanan darah 24 jam secara ambulatori 130/80 mmHg, meskipun telah mendapat terapi 3 atau lebih antihipertensi yang berbeda dengan dosis maksimal, termasuk diuretik. Insidensnya berkisar antara 5 -30% dengan 10% di antaranya yang termasuk kategori resisten sesungguhnya (true resistant), lebih sering pada wanita, kelompok lansia, obesitas, diabetes, dan insufisiensi renal.Terapi denervasi ginjal dilakukan dengan "membakar" secara permanen sebagian besar saraf simpatetik ginjal, sehingga menjadi alternatif terapi yang dapat dilakukan untuk mengontrol tekanan darah pasien. Berbagai penelitian (SYMPLICITY I, II, III) yang telah dilakukan menunjukkan angka keberhasilan yang signifikan dalam mengontrol tekanan darah dengan efek samping tindakan yang minimal. Kata kunci: hipertensi resisten, terapi denervasi ginjal, SYMPLICITY AbstractHypertension is still being a global health burden. Hypertension has the highest rates of mortality and morbidity in the world. Resistant hypertension was categorized as increasing blood pressure above 140/90 mmHg, and mean ambulatory blood pressure 130/80 mmHg, despite receiving maximal doses of 3 or more antihypertensive therapies, including diuretics. The incidence from 5 -30% with 10% of which belongs to the true resistant hypertension, more common in women, elderly, obese, diabetic and renal insufficiency patients.Renal denervation therapy is performed by burning permanently most of renal sympathetic nerves, thereby becoming an alternative therapy for resistant hypertension. Various studies (SYMPLICITY I, II, III) that have been performed a significant success rate in controlling blood pressure with minimal side effect.
Aritmia ventrikel setelah IKP awalnya diindikasikan sebagai reperfusi yang sukses. Namun, beberapa penelitian menyebutkan bahwa aritmia ini diakibatkan oleh iskemia yang sedang berlangsung. Aritmia yang sering terjadi adalah kontraksi ventrikel premature sustained atau nonsustained takikardi ventrikel, accelerated idioventricular tachycardia, fibrilasi atrium, dan fibrilasi ventrikel. Gangguan irama dihubungkan dengan oklusi koroner didefinisikan sebagai aritmia iskemik, sedangkan aritmia terjadi akibat peningkatan perfusi miokard yang disebut aritmia reperfusi. Accelerated idioventricular tachycardiabisa menjadi penanda dari reperfusi awal dan patensi arteri berkelanjutan. Penatalaksanaan aritmia ventrikel pasca intervensi koroner perkutan meliputi penggunaan obat anti aritmia, overdrive pacing, ablasi radiofrekuensi, dan ICD. Kata kunci: aritmia ventrikel, IKP, obat anti aritmia, overdrive pacing, ablasi radiofrekuensi, dan ICD
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.