Masalah virus tanaman kopi akan membuat ekonomi calon pekebun turun. Makalah ini dilakukan untuk mencari solusi permasalahan tanaman kopi bagi pekebun Indonesia. Metode: Studi eksplorasi dilakukan untuk menemukan cara penanggulangan virus kopi. Karena pestisida kimia diketahui telah menghasilkan dampak lingkungan skala luas di seluruh dunia, penelitian ini berfokus pada teknologi alternatif untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh jamur patogen. Hasil: Dilaporkan bahwa insektisida cyantraniliprole 10% dalam kisaran dosis formulasi 1000 ml sampai 2000 ml per hektar sangat efektif dalam mengendalikan hama penggerek buah kopi (CPB, Hypothenemus hampei) pada tanaman kopi Arab. Hal ini sesuai dengan penelitian Wiryadiputra yang mengungkapkan bahwa tingkat efikasi CPB lebih baik dibandingkan insektisida carbary dan lambda cyhalothrine (2012). Kesimpulan: Disimpulkan bahwa Hypo-thenemus hampei dapat membantu pekebun kopi untuk memerangi virus.
Gambir (Uncaria gambir) is a herbaceous plant that has alkaloid level sin the form of chemicall compounds suchas catechins, tannin catecu (tannin/tannat), querchitin, flouresin, and several other compounds. The aim of this study is to deterine the effectiveness of the concentration of gambir leaf extract (U. gambir Roxb), against the mortality of fire caterpillarpest (S.asigna). Research was arrenged in anonfactorial Randomized Block Design (RBD) with 5 treatments, namely U0: No Application (Control), U1: Application with 8% gambier leaf extract, U2: Application with 16% gambier leaf extract, U3: Application with 24% gambier leaf extract and U4: Application with 32% gambier leaf extract. The results showed that effective application of gambier leaf extract was at concentration of 32% where at 5 days after the application the mortality rate offire caterpillar had reached 100% and suppressed the intensity of leaf attacks by14.28%. Keywords: Botanical Pesticide, Uncaria gambir extract, Setothosea asigna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi optimum ekstrak daun mangga (Mangifera indica L.) yang memiliki senyawa fenol yang berfungsi sebagai bioherbisida yang dapat menghambat pertumbuhan gulma Babandotan (Ageratum conyzoides). Penelitian ini dilakukan di rumah kaca STIPAP dari bulan April hingga Mei 2019. Metode yang digunakan adalah Desain Acak Lengkap Non-Faktorial. Variabel yang diamati adalah tinggi gulma, panjang akar gulma, bobot basah gulma, dan bobot kering gulma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa alelokimia ekstrak daun mangga 60% merupakan konsentrasi yang efektif dan merupakan bioherbisida alternatif dalam mengendalikan pertumbuhan gulma. Kata kunci : Bioherbisida, Mortalitas, Gulma Babandotan, Alelopati
Gambir (Uncaria gambir) merupakan tanaman perdu yang memiliki kadar alkaloid berupa senyawa kimia seperti flavonoid, tanin, polifenol, katekin, dimana senyawa katekin dan tanin bersifat anti mikrobial dan anti oksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak daun gambir (U. gambir Roxb) dalam mengendalikan hama ulat kantong (M. plana). Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non factorial dengan 5 taraf perlakuan, yaitu G0 : Tanpa Aplikasi (Kontrol), G1 : Aplikasi dengan ekstrak daun gambir 80 ml (8%), G2 : Aplikasi dengan ekstrak daun gambir 160 ml (16%), G3 : Aplikasi dengan ekstrak daun gambir 240 ml (24%), G3 : Aplikasi dengan ekstrak daun gambir 320 ml (32%) . Hasil yang diperoleh adalah Aplikasi ekstrak daun gambir (U. gambir Roxb) dengan konsentrasi 32% efektif mengendalikan ulat kantong dengan tingkat mortalitas 100% pada pengamatan 6 HSA serta menekan intensitas serangan9,15%.
Tanaman mentimun (Cucumis sativus L) merupakan salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis pupuk organik rumput laut dan pupuk NPK Mutiara yang tepat untuk pertumbuhan tanaman mentimun. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktorial yang diteliti yaitu: pupuk organik rumput laut (R) terdiri dari 3 taraf perlakuan R1 = 10 ton/ha (1,5 kg/plot), R2 = 20 ton/ha (3 kg/plot), R3 = 30 ton/ha (4,5 kg/plot), dan faktor dosis pupuk NPK terdiri dari 3 taraf perlakuan P0= 0 kg/ha (0 g/plot), P1 = 200 kg/ha (30 g/plot), P2 = 300 kg/ha (45 g/plot). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah daun (helai), tinggi tanaman (cm), jumlah cabang, jumlah buah persampel (buah), jumlah buah perplot, berat buah persampel (gram), dan berat buah perplot. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk rumput laut berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Pemberian pupuk rumput laut terbaik pada perlakuan R3 = 30 ton/ha (4,5 kg/plot). Pupuk NPK Mutiara memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, berat buah persampel, berat buah perplot, dan jumlah buah perplot. Pemberian pupuk NPK Mutiara terbaik pada perlakuan P2 = 300 kg/ha (45 g/plot). Interaksi pupuk rumput laut dan NPK Mutiara berpengaruh nyata terhadap jumlah buah persampel, berat buah persampel.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.