Daerah Cogreg, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor memiliki potensi panas bumi cukup besar. Meskipun belum dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik, energi panas bumi telah dimanfaatkan secara tradisional antara lain untuk pemandian air panas. Masyarakat setempat memiliki produk pertanian, perkebunan serta mampu memanfaatkan endapan mata air panas karena kandungan mineral sulfur antara lain untuk obat kulit. Sebuah alat pengering telah dirancang-bangun untuk membantu masyarakat daerah Cogreg, Bogor yang dapat digunakan untuk proses pengeringan hasil pertanian, perkebunan, maupun pengeringan endapan sulfur menjadi tepung bahan obat kulit. Pada alat ini energi panas diserap dan dialirkan ke ruang pengering sederhana yang dapat dibuat duplikat oleh masyarakat setempat. Sebagai bentuk dari pengabdian masyarakat telah dilakukan percontohan operasi alat untuk pengeringan endapan surfur menjadi bahan obat kulit.
Energi panasbumi adalah sumber daya alam terbarukan berupa air panas atau uap yang terbentuk dari pemanasan air bawah permukaan, dan Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam panas bumi yang besar. Lokasi penelitian berada pada daerah Arjosari, kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Pada daerah penelitian terdapat lima lokasi manifestasi fluida permukaan. Hasil dari analisis geokimia menjukkan manifestasi panasbumi dengan tipe manifestasi berupa air panas, mata air hangat, dan mata air dingin, dengan jenis air acid sulphate waters. Berdasarkan atas analisis geoindikator menunjukkan arah outflow yang cenderung kearah timur, isotope yang berada pada meteoric line.
Analisis kekuatan batuan dilakukan untuk mengetahui kualitas batuan untuk menjadi bahan ataupun pondasi dari suatu pembangunan. Daerah penelitian berada di zona alterasi, sehingga perlu diketahui pengaruh dari zona alterasi tersebut terhadap kekuatan batuan. Metode yang digunakan yaitu metode Schmidt hammer test dan Point Load Test. Berdasarkan hasil dari pengamatan petrografi, litologi pada sampel di titik A, B, C, dan E berupa Andesite. Litologi pada titik D berupa Dasit. Pada pengamatan petrografi juga ditemukan mineral penciri daerah alterasi berupa chlorit, calcite, ephidote dan pyrite menandakan daerah penelitian memiliki tipe alterasi propilitik. Besar nilai kekuatan batuan pada titik A 102 Mpa, titik B 108 Mpa, titik C 73 Mpa, titik D 100 Mpa, dan titik E 45 Mpa. Alterasi tidak terlalu mempengaruhi kekuatan batuan pada daerah ini, meskipun sudah terubahnya beberapa komposisi mineral. Kehadiran mineral primer dengan intensitas yang cukup tinggi seperti plagioklas dan quartz sangat mempengaruhi kekuatan batauan pada daerah tersebut.
Alterasi hidrotermal adalah perubahan mineralogi akibat interaksi antara batuan dengan fluida air panas, disebut fluida hidrotermal (hydrothermal fluids). Fluida-fluida ini membawa unsur-unsur logam (metal) dalam larutan, baik dari sumber batuan beku dekat ataupun dari peluruhan sejumlah batuan di sekitarnya. Lokasi penelitian di Daerah Pekasiran dan sekitarnya, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, menjadi lokasi panasbumi yang baik untuk diteliti mineral alterasi yang terbentuk di permukaan sehingga dapat mengetahui sistem panasbumi yang terbentuk. Zona Pegunungan Serayu Utara, bagian dari orogen sunda, yang dikontrol oleh subduksi lempeng India-Australia ke bawah lempeng Eurasia yang menghasilkan rantai volkanik Kuarter berarah baratlaut-tenggara dan batuan penyusunnya adalah batuan gunungapi berupa endapan lava dan piroklastik. Metode dalam penelitian ini dengan melakukan pemetaan geologi dan mengambil sampel batuan alterasi. Selanjutnya dilakukan analisis laboratorium petrografi dan X-Ray Diffraction untuk mengetahui tekstur dan himpunan mineral yang terbentuk, sehingga dapat diinterpretasikan zona alterasi yang berkembang pada daerah Pekasiran dan sekitarnya. Zona alterasi yang terbentuk di permukaan yaitu zona alterasi argilik lanjut dengan temperatur diperkirakan antara 160 – 310 °C dengan pH rendah <4, zona alterasi argilik dengan temperatur diperkirakan 210-300 °C dengan pH sedang 4-5 dan propilitik dengan temperatur diperkirakan 210-300°C dengan pH mendekati netral sampai alkalin.
. To determine the compressive strength of rocks, a Point Load test is needed where this method is commonly used in the world of rock mechanics in order to determine the point of rock damage to the maximum load that can be accepted by the rock. To find out how strong the rock can accept the load it receives, the rock's breaking point is the benchmark. The purpose of this study was to identify the compressive strength of Andesite, Tufa sandstone, Sandstone, and Claystone when under pressure. This research was conducted at the Geological Engineering Laboratory, Trisakti University, Jakarta. Rock sampling was carried out in the village of Rabak and its surroundings, Rumpin District, Bogor Regency, West Java. After carrying out the Point Load test, the results of the compressive strength of Andesite are 16 Kn / cm2, Sandstone 12.5 Kn / cm2 (in the direction of layer) & 11.11 Kn / cm2 (opposite layer), tuffaceous sandstone 8 Kn / cm2 (in the direction of layer) & 6.25 Kn/cm2 (opposite layer) , and Claystone 3.33 Kn/cm2. Based on the measurement results, a rock strength map in the study area can be made.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.