It is a phenomenon that an experience mechanical/ design engineer with years of experience in mechanical parts design, still must to improve the knowledge about process design. This phenomenon will be different with other fields but common in process design because design is continuous process. The automotive industry is expected to be one of the driving factors for economic growth in Indonesia in 2025. It is shown by research firm (Frost & Sullivan) that estimates this year's car sales in Indonesia will rise moderately by 6.5% from a year earlier to 948,500 units and the real car sales in Indonesia rose to 43% in April 2012. Development should be increased because the government provides to industrial facilities that conduct research, development and innovation. Therefore the design process until production is expected to be rapid and immediate product can be enjoyed by society. To speed up the production process, the design process should be faster, and account how the next process that is the production. This research useds the form of the usual features carried with three machining processes are widely used in the world of mechanical component industries. The processes are turning (around 24.9% of machining process), milling (around 20.2% of machining process) and drilling (around 28.2% of machining process). The overall mean of the three processes around 73.3% of the portion of the machining process (survey conducted by PERA).
Salah satu komponen utama dengan jumlah dan keragaman sangat banyak adalah koil pipa tembaga, banyak digunakan pada industri kecil, menengah maupun besar dalam pembuatan condensor kulkas, AC mobil, AC Rumah, Tabung destilasi, peralatan fogging dan masih banyak lagi penggunaan dari koil pipa tembaga ini. Dengan banyaknya penggunaan ini mendorong masyarakat untuk bisa turut membuat menggunakan peralatan sederhana yaitu memanfaatkan mesin bubut konvensional sebagai pemintal atau penggerak utamanya. Sering dijumpai proses pembuatan yang kurang memperhitungkan aspek teknis maka muncul kerutan atau wrinkling yang mengurangi kemampuan pengaliran fluida didalamnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara diameter pipa tembaga dengan ukuran diameter mandrel yang dipergunakan. Dalam penelitian ini variasi yang digunakan ketebalan dan diameter pipa serta diameter mandrel sehingga dapat diketahui optimalisasi proses manufaktur pipa koil menggunakan mesin bubut konvensional. Disini diperoleh kesimpulan bahwa, semakin tipis pipa semakin besar kerutan dan semakin kecil diameter mandrel juga akan makin besar munculnya kerutan atau wrinkling. Penelitian akan memberikan hasil yang lebih baik lagi jika diketahui secara pasti komponen unsur pembentuk pipa tembaga yang dipakai, karena kandungan unsur pembentuk mempengaruhi kemampuan pembentukan coil tembaga itu sendiri.
Community service activities for the 2019 D IV Manufacturing Study Program are motivated by the cultural conditions of the community that have not prioritized education as a means of supporting economic independence and the community's need for technical training following village potential. The current condition, most of the residents of Sukakarya village are casual workers and ojeg workers, even though these jobs cannot provide economic independence, and their income is still minimal. The priority of this training is to increase insight into the importance of education and skills of young people in making critical chains with resin media. This training method is discussion and practice. Meetings were held in an effort to open up insights that education is essential. After that, the process of learning the way of making key hanging made from the resin was carried out, which was guided by the lecturers and students. This training facility includes rooms, module equipment, tools, and critical materials, trainers consisting of lecturers and students, transportation, and consumption. The purpose of this community service, in general, is the socialization of the importance of education so that it is expected to be able to change the perspective of the community. Besides, it also increases simple technical skills, namely the manufacture of resin key hanging.
Abstract Home industry of producing chips which made from tubers are currently still using a simple methodi.e. by using the cut manually, so it takes a lot of effort and quite a long time time. One of the alternatives to increase efficiency and productivity is by making a tuber slicer tool. Making the tool starts from designing the cutting mechanism. Then, the calculation starts with an experiment to find the shear stress cassava because cassava is considered to have a stronger shear stress than other tubers. And proceed by finding the amount of power the electricity motor is used, find the forces on the elements of the machine used (belt & pulleys, shaft), and the amount of capacity generated by the tuber slicer tool. After making machines, testing is done to find the actual capacity that can be generated by the tuber slicer tool. Mover uses a 0.5 HP of electricity motor with a maximum speed of 1420 rpm with a round disc about 473 rpm. The resulting capacity is 147 kg/h with a maximum diameter of tuber 75 mm and the pieces have a thickness 1 mm. Keywords : chip, tubers, capacity, thickness Abstrak Industri rumah tangga yang memproduksi makanan terbuat dari umbi-umbian dalam bentuk chip saat ini masih menggunakan metode sederhana yaitu dengan menggunakan pemotongan secara manual, sehingga selain memerlukan banyak tenaga juga waktu yang cukup lama. Salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas adalah dengan menggunakan alat pengiris umbi. Pembuatan alat dimulai dari penentuan kapasitas alat yang diinginkan, merancang bentuk mekanisme pemotongan, menentukan ukuran dan mewujudkan desain. Perhitungan dimulai dengan melakukan percobaan untuk mendapatkan nilai tegangan geser singkong karena singkong dianggap memiliki tegangan geser paling besar dibandingkan umbi-umbian lainnya. Selanjutnya menentukan daya motor listrik yang digunakan, juga gaya pada elemen mesin yang digunakan (belt & puli, poros), setelah itu menentukan ukuran dari tiap elemen alat berdasarkan perhitungan teknik. Setelah membuat mesin, pengujian dilakukan untuk mengetahui kapasitas sebenarnya yang dapat dihasilkan oleh alat pengiris umbi. Dalam protoyype ini digunakan penggerak motor listrik yang berkekuatan 0,5 HP dengan kecepatan maksimum 1420 rpm dan dengan transmissi yang dipergunakan menhasilkan putaran piringan pemotong sekitar 473 rpm sehingga menghasilkan produk irisan dengan ketebalan 1 mm dan berat 147 kg / jam dengan bahan baku umbi-umbian atau buah berdiameter maksimum 75 mm.Sementara ukuran ketebalan pemotongan bisa diatur sesuai kebutuhan. Kata Kunci: Chip, Umbi-umbian, Kapasitas, Ketebalan
Kelurahan Beji Timur memiliki wilayah topografi dataran rendah bergelombang dengan kemiringan sampai 20 %, sehingga terdapat daerah cekungan. Jika intensitas hujan cukup tinggi, daerah cekungan ini sering kebanjiran. Penyebabnya antara lain adanya kiriman air dari daerah yang lebih tinggi. Sementara tanah sebagai peresapan air banyak yang sudah tertutupi oleh beton dan aspal akibat semakin padatnya pemukiman penduduk. Air dalam jumlah yang banyak dan deras yang tidak bisa tertampung lagi oleh drainase menggenang dan mengakibatkan banjir dan hal ini terjadi setiap tahun. Tentu saja banjir sangat merugikan bagi masyarakat yang bermukim di daerah itu. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) mencoba berpartisipasi menanggulangi banjir dengan membuat sumur resapan. Sumur resapan memberikan banyak keuntungan antara lain mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah. Sumur resapan ini menggunakan material beton non pasir yang merupakan inovasi teknologi beton ringan. Beton non pasir yang bersifat mudah dilalui air karena tidak menggunakan agregat halus (pasir) sangat cocok digunakan sebagai material untuk sumur resapan. Sumur resapan yang akan dibuat sebanyak 3 (tiga) buah dan mempunyai diameter 100 cm. Lokasi yang dipilih untuk penempatannya adalah daerah yang lebih tinggi dari daerah cekungan, dan merupakan daerah tangkapan hujan yaitu RT 04/RW 02 Kelurahan Beji Timur. Sehingga dengan dibuatnya sumur resapan diharapkan dapat mencegah terjadinya banjir dan dapat menjaga persediaan air tanah pada waktu musim kemarau.Keywords : Beton Non Pasir, Sumur Resapan, Banjir
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.