It is already proven by scientists, that mass coral bleaching is an early signal for increasing global temperature. Over the last decades, there was a lack of studies aimed at photoinhibition in Symbiodinium during laboratory treatments. It was important to predict the initial adaptation in relation to photo-inhibitory of photosynthesis accompanied by slight photo- protective mechanisms and gradual recovery of Symbiodinium. This information is important to understand the recovery mechanism of mass coral bleaching, which can help to develop sustainable management of the ecosystem. In our manuscript, we applied medium light stress [600 μmol (photon).m−2.s−1] to trigger changes in intracellular photo-pigments (chlorophyll a, chlorophyll c, carotenoid) and glutathione (GSH) contents in Symbiodinium. The result showed that light-induced generated various depletion in chlorophyll (chl) a and chlorophyll (chl) c contents, and more production in intracellular carotenoid and GSH. The total intracellular GSH increased during the first 10 min of culture at high light treatment and followed by a decrease (at 60 min). The GSH recovery finished in Symbiodinium even after 6 h indicated the high ability of photo-protective processes in the species as another photoinhibition effect and its photosynthetic performance in the initial environment.
Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer menimbulkan dampak efek gas rumah kaca dan mengakibatkan pemanasan global. Karbon biru (blue carbon) merupakan kemampuan ekosistem pesisir dan laut dalam menyerap CO2 secara efektif melalui fotosintesis yang disimpan dalam bentuk biomassa dan sedimen. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis simpanan karbon di vegetasi mangrove Desa Sungai Nibung. Penelitian dilakukan dari Juni sampai Agustus 2022. Lokasi penelitian di Desa Sungai Nibung, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Pengukuran karbon mangrove pada tegakan mangrove, nekromassa, dan serasah yang dilakukan dengan metode non-destructive sampling. Hasil penelitian menunjukkan karbon tersimpan pada sedimen lebih besar dibandingkan dengan karbon tersimpan pada tegakan, nekromassa, dan serasah. Karbon tersimpan pada sedimen yang tertinggi berada pada sedimen yang memiliki ukuran liat kasar karena liat kasar dapat menyimpan unsur hara yang tinggi.
Aktivitas geologis di sekitar Selat Sunda kembali mendapat perhatian melalui tsunami yang terjadi pada akhir tahun 2018. Aktivitas lainnya juga terekam melalui gempa tektonik di zona subduksi Selat Sunda dengan Magnitude 6.9 pada 2 Agustus 2019. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang ancaman bencana gempa dan tsunami di daerah sekitarnya. Kabupaten Tanggamus yang terletak dalam radius yang cukup dekat dengan Selat Sunda memiliki dataran rendah rawan tsunami yang sangat luas khususnya pada wilayah di sekitar ujung Teluk Semangka. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini secara umum bertujuan untuk memetakan wilayah rawan tsunami, daerah layanan evakuasi untuk setiap Tempat Evakuasi Sementara (TES), dan menganalisis model aksesibilitas evakuasi. Untuk menjawab tantangan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan metodologi. Diawali dari penetapan wilayah studi menggunakan analisis spasial, penentuan titik TES, digitasi jaringan jalan dan mengintergasikannya dengan tools Network Analysis pada platform ArcGIS, penentuan daerah layanan evakuasi, dan memodelkan waktu tempuh dari setiap lokasi keberadaan penduduk menuju TES terdekat. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa beberapa wilayah terjauh adalah Kecamatan Semaka, Kecamatan Wonosobo dan Kecamatan Kota Agung Barat. Kecamatan tersebut memiliki waktu tempuh untuk mencapai TES lebih tinggi dari estimasi waktu kedatangan tsunami.
Karang di Taman Wisata Perairan (TWP) Kapoposang terindikasi mengalami tekanan lingkungan sebagai dampak antropogenik ataupun alami. Kondisi alami yang diduga berperan terhadap kesehatan karang di kawasan tersebut adalah suhu permukaan laut (SPL), salinitas, dan arus permukaan laut (APL). Penelitian dilakukan untuk menganalisis sebaran horizontal parameter oseanografi fisik (SPL, salinitas, dan APL) dan indikasi hubungan antara parameter tersebut dengan pemutihan karang (persentase tutupan karang, PTK). Data seri waktu SPL, salinitas, dan APL pada kurun waktu 2003-2020 dianalisis berdasarkan musim dengan menggunakan Surfer 13 untuk memperoleh pola sebaran horizontal parameter tersebut. Secara terpisah, data citra Landsat pada kurun waktu 2000, 2005, 2015 dan 2020 dianalisis dengan menggunakan Er Mapper 7.0, Envi 5.3, dan ArcGis 10.7 untuk pemetaan klasifikasi karang. Analisis spasio temporal deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabilitas kondisi oseanografi dan indikasi hubungannya dengan pemutihan karang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPL pada musim timur lebih tinggi dari musim barat, sedangkan salinitas dan APL di musim timur lebih rendah dari musim barat. Persentase tutupan karang hidup terhadap karang total (KH/KT) cenderung menurun pada kurun waktu 20010-2020, sedangkan persentase karang mati terhadap karang total (KM/KT) cenderung meningkat. Terdapat indikasi kuat SPL berkorelasi kuat terhadap peristiwa pemutihan karang di TWP Kapoposang. Corals at the Marine Tourism Park (MTP) of Kapoposang have been depleting by the anthropogenic or natural disaster effects. The natural phenomena which have been affecting the local corals were sea surface temperature (SST), salinity, and sea surface current (SSC). The research was conducted to analyze the horizontal distribution of those oceanographic parameters and to describe relationship indication of local coral bleaching events (represented by coral coverage area, CCA). The horizontal monsoonal distribution pattern of SST, salinity, and SSC data series (2003 to 2020) were analyzed by using Surfer ver13. In addition, the CCA’s distinct Landsat imagery data (2000, 2005, 2015, and 2020) was analyzed by using Er Mapper ver 7.0, Envi ver 5.3, and ArcGis ver 10.7 softwares. Generally, the descriptive spacious-temporal data analysis was used to describe the variability of monsoonal oceanographic conditions (related to regional oceanographic phenomena) and its indication relationship with local coral bleaching events. The result showed that SST in east season was tend to higher than SST in west season; whereas salinity and SSC in east season were tend to lower than those in west season. The life and total CCA ratio (KH/KT) had different trend in which compared with the death and total CCA ratio (KM/KT). Respectively, the SST had close relationship with local coral bleaching events in MTP of Kapoposang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.