Mastocyt degranulated can cause vasodilatation of blood vessels, but it is unclear whether there is a relationship between the number of mastocyt with a diameter of blood vessels. This study aims to determine the relationship between the number of mastocyt pherivascular and diameter of blood vessels. This research is in vivo exploratory research inKedokteran Universitas Brawijaya (FKUB). oleh beberapa agen kimia antara lain obat seperti Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih betina antibiotik, sel yang dapat merangsang penglepasan 2+ galur wistar dengan berat badan 140-150 gram yang histamin, sitokin, neurotensin, anafilatoksin, Ca berasal dari laboratorium Farmakologi FKUB. Setelah ionofor, antigen dan rangsangan fisis seperti panas, diadaptasikan 1 minggu, tikus disensitasi dengan sinar matahari, dingin, dan tekanan (2,3). Aktivitas pemberian ovalbumin intraperitoneal (ip) modifikasi mastosit akibat agen-agen kimia ini dapat metode peneliti sebelumnya (4). Metode tersebut menyebabkan degranulasi melalui transduksi signal terdiri dari 3 tahap,yaitu: 1) sensitisasi awal pada hari mastosit.pertama melalui rute injeksi intraperitoneal dengan Degranulasi mastosit adalah keluarnya granul-granul ovalbumin dosis 100 µg yang dilarutkan dengan PBS; di dalam sel setelah terjadi penepian ke membran.2) sensitisasi kedua dilakukan pada hari ke delapan Granul-garanul ini berisi mediator-mediator antara melalui injeksi intraperitoneal dengan ovalbumin dosis 200 µg yang dilarutkan dalam PBS; 3) sensitisasi ketiga dilakukan pada hari ke dua puluh dua melalui oral dengan ovalbumin dosis 200 mg
PENDAHULUANSel-sel sistem imun tersebar di seluruh tubuh dan ditemukan di dalam sumsum tulang, timus, darah, kelenjar getah bening, limpa, saluran napas, saluran cerna, saluran kemih dan jaringan. Sel-sel tersebut berasal dari sel prekursor yang multipoten dalam sumsum tulang yang kemudian berdiferensiasi menjadi dua golongan sel progenitor imun (1).Mast cell berasal dari sel progenitor pada sumsum tulang, secara struktur, fungsi dan proliferasinya serupa dengan basofil. Mast cell tidak ditemukan di sirkulasi. Sel progenitor diyakini bermigrasi ke jaringan periferal sebagai sel immatur dan melakukan diferensisasi in situ. Mast cell matur ditemukan di seluruh tubuh terutama di jaringan yang berhubungan dengan pembuluh darah (2).Paul Erlich seorang ilmuan berkebangsaan Jerman pertama kali memperkenalkan mast cell dari sel-sel jaringan pengikat dengan istilah maszellen yang artinya memberikan makanan. Erlich juga menggambarkan hubungan antara mast cell dengan inflamasi serta keterkaitannya dengan pembuluh darah dan jaringan neural. Selanjutnya terjadi perkembangan pesat termasuk penemuan histamin, faktor pertumbuhan mast cell dan peran mast cell dalam penyakit inflamasi dan sistem pertahanan (2).Mast cell diketahui memiliki spektrum biologik yang sangat luas seperti immediate hypersensitivity, delayed hypersensitivity, immune regulation, fibrosis, myelopoisis, angiogenesis, tissue repair, brochial constriction, cytotoxicity dan interstinal hypermotility (3). Salah satu perannya adalah sebagai sel efektor pada inflamasi alergi di berbagai macam proses immunologis dan patologis. Aktivasi mast cell dengan sitokin pro-inflamasi merupakan faktor patologis penting pada progresi inflamasi alergi (4).Inflamasi merupakan proses yang sangat vital untuk semua organisme dan berperan baik dalam mempertahankan kesehatan maupun terjadinya berbagai penyakit, berupa respon protektif tubuh terhadap trauma atau invasi mikroba yang berbahaya seperti gejala sakit (dolor), panas (calor), merah (rubor), bengkak (tumor) dan hilangnya fungsi (functio laesa) (5). Fenomena tersebut terjadi untuk mengeliminasi toksin atau bahan iritan dan merespon antibodi, komplemen, leukosit dan substansi kemotaktik menuju ke titik radang. Kejadian ini tidak terlepas dari peran zat-zat yang berfungsi sebagai mediator kimia yang dilepaskan oleh sel-sel yang mengalami kerusakan. Mediator kimia tersebut antara lain histamin. Aktivasi mast cell selain dapat menghasilkan histamin, juga menghasilkan beberapa proinflamasi dan sitokin seperti TNF-α IL-1, IL-4, IL-6, IL-8, IL-13 dan tumor growth factor (TGF)-β1 (6,7,8).Salah satu manifestasi dari kerusakan jaringan akibat dari penyakit inflamasi adalah hypoxia, yang merupakan penyebab kematian utama dinegaranegara barat (9). Oleh karena itu penghambatan terhadap sintesis mediator proinflamasi dari mast cell akan dapat mengeliminasi proses terjadinya inflamasi (radang dan nyeri), sehingga keadaan hipoksia dapat dihindari (10).Menurut Bellanti 1978; Abraham and Malaviya 1997, Mast cell merupakan komponen selu...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.