The ongoing outbreak of COVID-19, also known as SARS-CoV-2 and coronavirus disease 2019, is considered a major public concern that propagates steadily by the increased number of the infected cases and the mortality rate. In this article, we provide a brief review for Orthopedic surgeons as regard COVID-19 virus microbiology, epidemiology, clinical picture, and diagnosis. Moreover, what measures should be taken amid this pandemic to assess its control, maintain the urgent duties, and protect health care workers (HCW) are also discussed.
Pendahuluan: Massa di leher merupakan salah satu permasalahan kesehatan di seluruh dunia. Massa di leher dapat dijumpai di semua kelompok umur mulai dari anak anak hingga dewasa yang dapat berasal dari kelenjar getah bening, kelenjar tiroid, kelenjar saliva dan lain-lain. Salah satu metode diagnostik yang sangat bermanfaat untuk mengevaluasi dan menegakkan diagnosis massa di leher adalah pemeriksaan biopsy aspirasi jarum halus (BAJAH). Pemeriksaan BAJAH sederhana, akurat, cepat, dan ekonomis. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode total sampling dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil BAJAH massa di leher pada pasien RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2019 – 2020. Hasil: Dari hasil penelitian ini jumlah sampel adalah 229 sampel. Hasil penelitian ini didapatkan massa di leher paling banyak terjadi pada usia >40 tahun yaitu 110 kasus (48%) dan lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 131 kasus (57,2%). Massa di leher paling banyak berasal dari kelenjar getah bening yaitu sebanyak 170 kasus (74,2%), kemudian tiroid sebanyak 36 kasus (15,7%), kelenjar liur 14 kasus (6,3%), dan lain-lain 9 kasus (4,1%). Massa di leher paling banyak ditemukan pada lokasi anterior leher yaitu sebanyak 218 kasus (95,2%) dan berupa massa soliter 161 kasus (70,3%). Etiologi massa di leher yang paling banyak ditemukan merupakan infeksi/inflamasi 119 kasus (49,8%), neoplasma ganas 77 kasus (33,6%), dan neoplasma jinak yaitu 33 kasus (16,6%). Jenis sitopatologi massa di leher yang paling banyak ditemukan yaitu limfadenitis granulomatosa yaitu sebanyak 47 kasus (20,5%). Kesimpulan: Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa massa di leher paling banyak terjadi berasal dari kelenjar getah bening dengan jenis sitopatologi terbanyak adalah limfadenitis granulomatosa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.