Covid-19 membuat hampir seluruh masyarakat merasa takut untuk berinteraksi, tidak terkecuali dalam kegiatan berolahraga. Namun pada masa sekarang yang telah memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), sejumlah protokol kesehatan telah dibuat oleh WHO maupun Pemerintah guna menekan angka penularan Covid-19. Judo sebagai salah satu cabang olahraga memiliki aturan protokol kesehatan dalam pelaksanaan latihan yang dikeluarkan oleh International Judo Federation (IJF). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah club judo di Indonesia telah mengikuti protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh IJF dalam pelaksanaan latihan pada masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode deksriptif. Instrumen penelitian menggunakan angket mengenai protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh IJF. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh klub Judo di Indonesia. Sedangkan sample penelitiannya berjumlah 28 klub Judo. Hasil dari penelitian ini adalah hampir seluruh club yang melaksanakan latihan pada masa pandemi Covid 19 ini telah melaksanakan protokol kesehatan dari IJF.
Peran seorang wasit pada cabang olahraga tidak terukur dalam hal ini adalah Senam memiliki posisi yang amat sentral. Kualifikasi wasit senam turut mempengaruhi keberhasilan atlet dalam meraih prestasi. Sehingga penyebaran SDM wasit yang berkualitas sangatlah diharapkan tersebar secara merata. Untuk mewujudkan pemerataan SDM perlu dilakukan pelatihan terhadap para wasit yang merupakan perwakilan dari tiap kota atau kabupaten. Pada masa pandemik Covid-19 ini tidaklah memungkinkan untuk melakukan pelatihan secara tatap muka langsung, oleh sebab itu alternative yang dapat dilakukan adalah dengan virtual meeting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari pelatihan secara virtual terhadap peningkatan kompetensi wasit senam. Metode penelitian yang digunakan yaitu pre eksperimental design. Populasi penelitian ini adalah wasit senam tingkat provinsi dengan sample sebanyak 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah butir soal mengenai perwasitan berjumlah 40 soal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kompetensi SDM wasit yang signifikan melalui pelatihan wasit secara virtual meeting.
Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini juga berlaku dan harus dimiliki oleh mahasiswa FPOK UPI. Karena sebagian besar kuliah praktik membutuhkan kemampuan motorik yang akan menunjang dalam perolehan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemampuan motorik mahasiswa FPOK angkatan 2019 yang masuk melalui jalur SNMPTN. Metode penelitian adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa FPOK UPI angkatan 2019, dengan sampel sebanyak 191 orang jalur masuk SNMPTN. Penelitian ini menggunakan instrumen tes kemampuan motorik yang dipublikasikan oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa berjenis kelamin pria memiliki kemampuan motorik dengan kategori sebagai berikut: (1) Baik Sekali (1,5%), (2) Baik (33,3%); (3) Cukup (49,2%); (4) Kurang (13,6%); dan (5) Kurang Sekali (2,3%). Sedangkan mahasiswa berjenis kelamin putri kemampuan motoriknya dikategorikan dengan persentase sebagai berikut: (1) Baik Sekali (8,47%), (2) Baik (18,64%); (3) Cukup (37,29%); (4) Kurang (25,42%); dan (5) Kurang Sekali (10,17%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik mahasiswa FPOK UPI angkatan 2019 berada pada level cukup.
There was an outbreak of severe acute respiratory syndrome by SARS-CoV-2 or COVID-19 in China. The virus spread quickly throughout the world, including in Indonesia. The government has taken many steps to reduce the spread of COVID-19, namely the Stay at Home phase, the Large-Scale Social Restrictions phase, and the New Normal phase. The entire process has affected sports by imposing Training from Home (TFH) for 14 national male athletes and 11 female national athletes for rowing in preparation for the Asia Cup. The athletes' seriousness in exercising for seven weeks was shown from recorded data during the New Normal. The purpose of this research is to see the effect of TFH on athlete detraining. The absence of specific research related to this is a novelty in this study. The method used is quasi-experimental, by looking at the athletes' seriousness in doing the exercises independently without direct assistance from the coach. The coaches could only assist online. The instrument used met the standards of validity and reliability of conformity. It was expected that the athletes' performance did not decrease as they entered the next stage of training. The results showed no significant effect of TFH on detraining in the components of Muscle Power, Aerobic Power, Capacity Squat, Deadlift, and Bench Pull in the men's group. In the women's group, there was a significant effect of TFH on detraining in Muscle Power and Women's Aerobic Capacity, and there was an insignificant effect of TFH on detraining in the components of Aerobic Power, Squat, Deadlift, and Bench Pull. This study concludes that TFH has different effects on detraining elite rowing athletes during the COVID-19 pandemic.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.