Radio Siaran yang dipancarluaskan secara teresterial dengan frekuensi FM masih menjadi pilihan masyarakat NTT khususnya Kota Kupang. Radio FM seakan tidak terganggu meski telah diterpa konvergensi media atau ancaman digitalisasi media. Penelitian ini bertujuan melihat, menemukan dan mendeskripsikan pengalaman fenomenologis para reporter radio di Kota Kupang dalam mengikuti Uji Kompetensi Wartawan beserta dinamika pemaknaannya. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode fenomenologi. Informan penelitian terdiri dari 5 orang yang merupakan Reporter Radio dengan masa kerja lebih dari 5 tahun. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yakni wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi, sementara teknik analisis data mengikuti apa yang dipaparkan oleh Miles & Huberman. Hasil penelitian menemukan, pengalaman komunikasi reporter mengikuti UKW dinilai sangat profesional. Pengalaman menerapkan prinsip jurnalistik radio, mereka dapat menjelaskan konsep dan secara alamiah menuturkan bagaimana konsep itu diterapkan dalam proses produksi dan penyiaran. Dalam melaksanakan aktivitas dari pagi sampai malam adalah menghasilkan karya jurnalistk radio dengan prinsip KISS (keep it short and simple), ELF (Easy Listening Formula), WTYT (Write The Way You Talk), dan satu kalimat satu nafas. Reporter juga menyadari pentingnya penerapan nilai berita radio yakni segera dan cepat, aktual dan faktual, penting bagi masyarakat luas, serta relevan dan berdampak luas.
Abstrak Pandemi Covid – 19 yang masih terus berlangsung hingga kini membuat pertemuan secara online menjadi pilihan untuk berbagai aktifitas termasuk perkuliahan. Untuk mempermudah tatap maya maka beberapa aplikasi pun digunakan agar bisa memperlancar proses pembelajaran. Aplikasi online yang paling sering digunakan adalah Zoom, Google Meet dan E-Learning. Aplikasi – aplikasi ini juga digunakan oleh kedua mitra kegiatan PkM ini yakni mahasiswa baru prodi ilmu komunikasi dan prodi ilmu politik. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 30 orang yang berasal dari tujuh kelas semester satu pada kedua prodi diatas. Adapun materi yang disampaikan oleh para narasumber berfokus fitur – fitur yang paling sering dipakai mahasiswa saat kuliah online berlangsung, disertai dengan contoh menu dan tujuan penggunaannya. Para peserta yang terlibat diharapkan bisa memperoleh pengetahuan dan memanfaatkannya saat perkuliahan online. Para dosen tentunya akan terbantu jika teknis pemanfaatan fitur aplikasi bisa di kuasai oleh mahasiswa. Para peserta pun nantinya bisa menjadi katalisator teknis dalam kelas untuk membantu mahasiswa lain saat penggunaan aplikasi – aplikasi tersebut Abstract The pandemic of Covid-19, which is still ongoing until now, has made online meetings become an option for various activities, including lectures. In order to facilitate virtual face-to-face, several applications were being used to facilitate the learning process. The most frequently online applications for lectures that have been applied are Zoom, Google Meet and E-Learning. These applications are also used by the two community dedication partners, namely new students from the communication science and the political science study programs. The participants involved in this activity were 30 people from seven first semester classes in the two study programs above. The materials presented by the speakers were focused on the features that most often used by the students when online lectures, completed by the examples of the menus and their intended use. The participants involved were expected to be able to gain knowledge and finally use it for the online lectures. The lecturers will certainly be helped if the technical use of application features can be mastered by students. The participants can later become technical catalysts in the classroom to help other students when using these application
Penelitian ini bermula dari aktivitas sekelompok jurnalis yang menulis berita HIV/AIDS dengan jurnalisme empati di Kota Kupang, Indonesia. Mereka tergabung pada Komunitas Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) yang terbentuk sejak tahun 2008. Mereka menerbitkan tabloid Peduli News yang berkembang menjadi majalah sehingga penelitian ini bertujuan mengungkapkan pengalaman komunikasi dan motif yang melatari penerapan jurnalisme empati dari tujuh orang anggota aktif KJPA. Paradigma konstruktivis dengan metode fenomenologi Alfred Schutz melalui teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi dan studi dokumentasi dengan teknis analisis data menggunakan enam Langkah Cresswell membingkai penelitian ini. Hasil penelitian ditemukan terdapat sepuluh kategori pengalaman komunikasi yang dituturkan yakni Jurnalisme Empati adalah hal baru; menerapkan jurnalime empati menantang hati nurani; menerapkan human interest dalam berita; berita berpihak pada ODHA; memperjuangkan hak ODHA dan kaum termarginalkan; ODHA adalah subjek berita bukan objek berita (bukan angka kasus); Berita bersifat empati; Tidak boleh ada stigma dan diskriminasi dalam peliputan dan penulisan berita; Topik yang diliput membantu ODHA membangun kepercayaan diri untuk bangkit; Menambah pengetahuan wartawan; memberi informasi dan edukasi yang benar tentang HIV/AIDS. Temuan lain, motif yang melatari penerapan jurnalisme empati bersumber dari panggilan jiwa dan ketaaaan pada kode etik jurnlaistik, kemauan untuk mengembangkan kompetensi diri, mendapatkan penghasilan serta membangun relasi sosial baru
Saat ini banyak komunitas maupun organisasi menggunakan media sosial instagram sebagai citra merek kepada publik. Salah satu komunitas yakni Teras Baca Ile Napo yang berada di Desa Menanga Pulau Solor Kabupaten Flores Timur, NTT hadir sebagai wadah belajar dan memiliki banyak konten literasi baik dalam bentuk video, foto maupun caption pada media sosial instagramnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Citra Merek Akun Instagram @terasbaca.ilenapo Sebagai Ruang Literasi Virtual Bagi Remaja Pulau Solor Kabupaten Flores Timur dengan menggunakan 6 elemen merek dari Kevin Lane Keller yaitu nama, logo, simbol, karakter, kemasan, dan slogan. Metode yang digunakan yakni analisis isi kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi, observasi, studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan dari 6 elemen merek menurut Kevin Lane Keller yaitu nama, logo atau simbol, karakter, slogan, jingle dan pengemasan, melalui media sosial instagram Teras Baca Ile Napo telah menghadirkan 5 elemen merek yaitu nama, logo atau simbol, karakter, slogan dan pengemasan sedangkan jingle merupakan elemen merek yang berbentuk musik dan memiliki refren belum ditemukan. Selain itu dalam akun instagram @terasbacailenapo juga ditemukan ruang literasi virtual yang memberikan kesempatan belajar bagi para relawan dan anak-anak binaan melalui program live instagram dengan topik yang beragam. (In this era, many communities use the social media like instagram as their brand image to the public. Teras Baca Ilenapo is one of the community which located in Menanga village, Solor island, Flores Timur regency, East Nusa Tenggara Province. The community presents as the learning place and has many contents of literacy in video, pictures, or captions in their instagram. The research aims to describe the instagram brand image of Teras Baca Ilenapo as the visual literacy space for the teenagers in Solor island. The researcher uses the 6 brand elements from Kevin Lane Keller, they are name, logo or character, slogan, jingle. The research method uses the content analysis of qualitative by using documentation, observation, and literature review as the data collection technique. According to the 6 brand elements presented by Kevin Lane Keller, findings showed that through instagram of Teras Baca Ile Napo, they already have 5 brand elements. They are logo, characters, slogan and packaging. The element of jingle such a music and refren did not find yet. The data also found that in Teras Baca Ile Napo instagram account, they have a visual literacy space which giving the learning opportunity for the volunteers and the children through the live instagram program with the variation topic)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.