Lansia adalah setiap orang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok usia lainnya. Pengetahuan merupakan faktor yang membentuk perilaku seseorang. Perilaku seseorang memiliki peranan penting dalam menetukan kesehatan gigi mulut. Salah satu kondisi yang sering terjadi pada rongga mulut lansia yaitu kehilangan gigi yang disebabkan oleh karies gigi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2018) menyatakan penduduk Indonesia yang memiliki masalah gigi dan mulut dengan proporsi usia 55-64 tahun sebanyak 61,9% dan usia >65 tahun sebanyak 54,2%. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan kesehatan gigi mulut, perilaku kesehatan gigi mulut, dan status gigi pada lansia di Panti Wreda Surakarta. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan cross sectional design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel yang digunakan sebanyak 55 orang. Analisis data dilakukan menggunakan metode deskriptif survey. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa dari keseluruhan lansia di Panti Wreda Surakarta yang berjumlah 55 orang memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori sedang sebanyak 30 orang (54,6%) dan perilaku kesehatan gigi mulut dengan kategori sedang sebanyak 40 orang (72,7%). Status gigi geligi lansia menunjukan bahwa lansia yang mengalami karies gigi sebanyak 41 orang (74,6%), gigi yang dicabut atau hilang sebanyak 53 orang (96,4%), gigi yang di tambal sebanyak 6 orang (10,9%), dan gigi yang goyah sebanyak 4 orang (7,3%). Penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut lansia dan perilaku kesehatan gigi mulut lansia yang tinggal di Panti Wreda Surakarta termasuk dalam kategori sedang. Status gigi geligi lansia menunjukan bahwa sebagian besar lansia sudah kehilangan banyak gigi-giginya yang disebabkan karena karies gigi dan sisa akar pada gigi.
Getah pohon pisang digunakan di daerah pedesaan di Indonesia untuk obat-obatan penyembuhan luka tradisional. Namun, laporan ilmiah tentang efek penyembuhan luka menggunakan bahan ini relatif sedikit. Ekstrak getah batang pisang mengandung flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid sebagai antioksidan untuk mengurangi radikal bebas dengan mentransfer atom hidrogen pada daerah luka serta meningkatkan penutupan luka dengan memproduksi jumlah fibroblas dan meningkatkan pembentukan pembuluh-pembuluh kapiler darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak getah pohon pisang terhadap penyembuhan luka pasca pencabutan gigi dengan menggunakan parameter penilaian penyembuhan luka serta untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol getah batang pisang yang dapat memberikan efek optimal terhadap penyembuhan luka soket pasca pencabutan. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium murni dengan rancangan posttest only control grup design dengan menggunakan sampel 25 tikus wistar, yang masing-masing diberi 5 perlakuan selama 7 hari. Gigi insisivus kiri bawah diekstraksi, kemudian soket diberi perlakuan dengan kontrol negatif (aquades), kontrol positif (povidone iodine) dan ekstrak getah batang pisang pada konsentrasi 15%, 30% dan 60%. Hasil: Hasil penelitian ini efektif dan optimal pada penyembuhan luka soket pada konsentrasi 30% serta ekstrak getah pohon pisang lebih efektif untuk mempercepat penyembuhan ekstraksi pasca soket gigi dibandingkan dengan povidone iodine. Simpulan: Pemberian ekstrak etanol getah pohon pisang secara topical efektif dan optimal dalam proses penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi tikus wistar yaitu pada konsentrasi 30%. Ekstrak etanol getah pohon pisang juga lebih efektif mempercepat penyembuhan luka soket pasca pencabutan gigi dibandingkan dengan povidone iodine. Kata kunci: Ekstrak getah pohon pisang, penyembuhan luka, soket, luka pasca pencabutan gigi Effectivity of banana (Musa paradisiaca) tree sap extract in socket wound healing after tooth extraction
Latar Belakang: Perilaku kesehatan merupakan unsur penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Termasuk dalam perilaku tersebut adalah perilaku dalam memenuhi gizi bagi tubuh, perilaku merokok, perilaku kebersihan dan perilaku pencarian kesehatan. Perilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh status sosial seseorang. Orang dengan status sosial rendah atau miskin cenderung mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan mereka. Perilaku kesehatan juga mempengaruhi status kesehatan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan dan perilaku kesehatan gigi dengan status kesehatan mulut pada masyarakat pengemudi becak di Surakarta, Jawa Tengah. Tukang Becak dipilih karena jam kerja mereka yang spesifik dan status kurang mampu. Metode Penelitian: Metode penelitian dilakukan dengan cross sectional study design menggunakan kuisioner kesehatan dan pemeriksaan indeks DMF-T dengan responden tukang becak sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method yang dilakukan pada 5 Kecamatan berbeda untuk memperoleh data yang merata. Data yang diperoleh kemudian akan dianalisis dengan uji Chi-Square dan Multinomial Logistic Regression. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 79% responden memiliki indeks DMFT sangat tinggi. Perilaku merokok yang meliputi durasi merokok (0,0018) dan frekuensi merokok (0,0003) memiliki korelasi terkuat juga faktor risiko tinggi untuk menyumbang status kesehatan mulut yang parah. Perilaku kesehatan gigi yang meliputi rutinitas menyikat gigi (0,0043) dan penggunaan obat kumur (0,02) keduanya berkontribusi signifikan terhadap risiko memiliki status kesehatan mulut yang buruk, ditambah dengan perilaku mencari kesehatan gigi karena perlunya mengunjungi dokter gigi (0,002). Kesimpulan: Perilaku merokok adalah faktor risiko yang paling jelas mempengaruhi kesehatan secara umum maupun kesehatan gigi dan mulut tukang becak, sementara rutinitas menyikat gigi, menggunakan obat kumur dan perilaku mencari kesehatan gigi sangat berkorelasi dengan derajat kesehatan gigi.
Pemanfaatan ikan yang hanya edible portion (dapat dimakan) dapat menyebabkan terdapatnya limbah yang dihasilkan dari proses pengolahannya. Limbah sisik ikan dapat digunakan sebagai sumber kolagen. Secara umum, kolagen telah banyak diproduksi dari sisik ikan, tetapi tidak dalam ukuran nanopartikel. Partikel-partikel berukuran nano akan lebih mudah diserap dan berdifusi di kulit daripada yang berukuran makro. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas nano kolagen limbah sisik ikan mas (Cyprinus carpio) untuk mempercepat waktu penyembuhan luka setelah luka insisi. Metode: Penelitian ini menggunakan true experimental laboratory dengan rancangan post-test only control-group design dengan 27 mencit jantan (Mus musculus) Swiss Webster. Perlakuan pada luka insisi dilakukan dengan penyemprotan menggunakan spray nanokolagen, spray povidone iodine, dan spray aquades. Penyembuhan luka diamati selama 7 hari setelah insisi. Hasil: Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji One Way Anova, berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai p=0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lama penyembuhan luka insisi antara perlakuan spray povidone iodine, spray aquades, dan spray nanokolagen sisik ikan mas. Simpulan: Nano kolagen ekstrak sisik ikan mas dapat mempercepat waktu penyembuhan luka. Kata kunci: Luka insisi, nanokolagen, sisik ikan mas (Cyprinus carpio) Effectiveness of nano-collagen spray of goldfish (Cyprinus carpio) scales waste in accelerating the incision wound healing process
The results of the 2018 Basic Health Research (Riskesdas) show that 57.6% of the Indonesian population has dental and oral health problems, with the largest proportion being dental caries. This condition also occurs in children, where as many as 93% of early childhood in Indonesia experience dental caries. Dental care is difficult to do during the COVID-19 pandemic, making dental and oral health services prioritized in promotive and preventive efforts. Promotional actions can be taken to increase knowledge and get used to maintaining dental and oral health. Objective: to provide understanding and increase knowledge of dental and oral health for school-age children in Krikilan, Masaran, Sragen. Methods: The activity was carried out at SDN 2 Krikilan, Masaran, Sragen with interactive lecture methods and demonstrations using visual aids in the form of posters and dental models. Gifts in the form of toothbrushes and toothpaste were given after the presentation of the material and evaluation of the results of the counseling. Results: The children understand and can demonstrate how to brush their teeth properly and correctly and are able to explain when to brush their teeth properly. Conclusion: Direct counseling to children with active lecture methods and demonstrations of teaching aids is effective to increase children's knowledge about oral health. ABSTRAK Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 57,6% penduduk Indonesia mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut dengan proporsi terbesar adalah karies gigi. Kondisi ini juga terjadi pada anak-anak dimana sebanyak 93% anak usia dini di Indonesia mengalami karies gigi. Perawatan gigi sulit dilakukan pada masa pandemi COVID-19 menjadikan layanan kesehatan gigi dan mulut lebih diutamakan pada upaya promotif dan preventif. Tindakan promotif dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan membiasakan memelihara kesehatan gigi dan mulut. Tujuan: untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah di Desa Krikilan, Sragen. Metode: Kegiatan dilakukan di SDN 2 Krikilan, Masaran, Sragen dengan metode ceramah interaktif dan demonstrasi menggunakan alat peraga berupa poster dan model gigi. Pemberian hadiah berupa sikat gigi dan pasta gigi dilakukan setelah acara penyampaian materi dan evaluasi dari hasil penyuluhan. Hasil: Anak - anak memahami dan dapat memperagakan cara menyikat gigi dengan baik dan benar serta mampu menjelaskan waktu sikat gigi yang tepat. Kesimpulan: Penyuluhan secara langsung pada anak dengan metode ceramah aktif dan demonstrasi alat peraga efektif untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan gigi dan mulut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.