AbstrakPenurunan fungsi ekstremitas atas merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien pasca stroke yang mengalami hemiplegia sebagai akibat dari kelemahan dan keterbatasan rentang gerak sendi pada bahu. Akupresur bermanfaat dalam memperbaiki fungsi ektremitas atas dengan melancarkan pergerakan aliran qi (energi vital) di dalam tubuh namun belum banyak penelitian yang mengkaji pengaruh akupresur untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas pada pasien pasca stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh akupresur terhadap kekuatan otot dan tentang gerak ekstremitas atas pada pasien stroke pasca rawat inap. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design dengan pendekatan pre-post test design pada 34 responden (n kontrol= n intervensi= 17). Kelompok intervensi diberi akupresur setiap hari 10 menit selama tujuh hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada kekuatan otot dan rentang gerak ekstremitas atas antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,001 dan p= 0,000; α= 0,05). Akupresur merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak pada pasien pasca stroke yang mengalami hemiparesis. Rekomendasi pada penelitian ini adalah diperlukan adanya perawat yang menguasai akupresur dan memodifikasi standar asuhan keperawatan dengan memasukkan terapi komplementer akupresur dalam asuhan keperawatan pasien stroke yang mengalami kelemahan dan keterbatasan rentang gerak ekstremitas atas.Kata kunci: akupresur, ekstremitas atas, hemiparesis, kekuatan otot, rentang gerak, stroke (n control = n intervention = 17). Acupressure group were given 10 minutes per time each day for 7 days. There are significant differences in muscle strength and range of motion of upper extremity between the intervention group and control group (p = 0,001 and p = 0,000; α = 0,05 Abstract Acupressure to Improve Muscle Strength and Range of Motion of Upper Extremity in Stroke Patients. Decrease in upper extremity function is a frequent complication in patients who experience post-stroke hemiparesis as a result of the weaknesses and limitations of range of motion in the shoulder. Acupressure is useful in improving the function of upper extremity by launching a movement of the flow of qi (vital energy) in the body but not much research that examines the effect of acupressure to improve muscle strength and range of motion of upper extremity in post stroke patients. This study aimed to identify the effect of acupressure on muscle strength and range of motion of upper extremity in stroke patients after hospitalization. This study is a quasi-experimental design with pre-post test approach in 34 respondents
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemodialisis, perawat membutuhkan kemampuan dalam prosespengambilan keputusan yang kompleks, keterampilan dalam praktek, dan memberikan intervensi keperawatan yangholistik agar pasien dapat mengelola penyakitnya. Agar menghasilkan asuhan keperawatan hemodialisis yangberkualitas diperlukan perawat hemodialisis yang memiliki kompetensi yang baik. Penulisan ini bertujuan untukmemberikan penjelasan mengenai kompetensi perawat hemodialisis. Metode penulisan ini menggunakan literaturreview yang didapatkan dari 10 artikel mengenai kompetensi perawat hemodialisis. Data yang diperoleh melaluipenelusuran EBSCOHost, Scienedirect dan Willey Online Library. Pencarian artikel menggunakan kata kuncipengetahuan perawat hemodialisis, sikap dan keterampilan perawat hemodialisis dan kualitas asuhan keperawatanhemodialisis. Hasil penulusuran artikel didapatkan kompetensi inti perawat hemodialisis terdiri dari enam domain yaitupengetahuan tentang anatomi dan fisiologi ginjal, kemampuan memberikan informasi dan edukasi, kemampuan dalammeningkatkan kesehatan dan pencegahan penyakit, memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas danmengutamakan keselamatan pasien, memberikan lingkungan perawatan yang nyaman, mampu melakukan penelitiandan pengembangan ilmu pengetahuan, dan mampu mengelola dan bekerja sama dengan tim professional kesehatan laindalam proses perawatan pasien. Kesimpulan: Dengan tercapainya standar kompetensi yang baik, diharapkankeperawatan hemodialisis yang diberikan memiliki kualitas yang tinggi sehingga berdampak pada status kesehatanpasien yang optimal.
The quality of life (QOL) of post-stroke patients can be assessed from the reports of patients themselves obtained through a structured interview or a questionnaire. However, some individuals are unable to comprehensively describe their QOL because of language disorders, cognitive effects caused by stroke, or pre-existing conditions. This study aims to identify differences in post-stroke QOL perception between patients and caregivers. A cross-sectional design involving 115 stroke patients and 115 caregivers was adopted, and Mann–Whitney test was used for statistical analysis. Results showed no significant difference in QOL perception (p = 0.166; α < 0.05), particularly in the physical (p = 0.278; α < 0.05), psychological (p = 0.068; α < 0.05), social relationship (p = 0.976; α < 0.05), and environmental (p = 0.157; α < 0.05) domains between patients and caregivers. Therefore, information from caregivers can be used to assess QOL when patients are incapable of reporting their condition. AbstrakKualitas Hidup Pasca Stroke yang Dipersepsikan oleh Pasien dan Caregiver. Kualitas hidup pasien pasca stroke dapat diketahui berdasarkan laporan dari pasien stroke dengan wawancara terstruktur atau dengan pengisian kuesioner. Namun, beberapa dari pasien stroke tidak dapat menggambarkan kualitas hidup mereka karena adanya gangguan bahasa dan efek kognitif lainnya akibat stroke atau kondisi yang sudah ada sebelumnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perbedaan persepsi kualitas hidup antara perspektif pasien pasca stroke dan caregiver. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 115 pasien dan 115 caregiver dengan menggunakan analisis statistik Mann Whitney. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara persepsi kualitas hidup dari pasien dan caregiver (p = 0,166 ; α < 0,05), khususnya pada domain fisik (p = 0,278; α < 0,05), psikologis (p = 0,068; α < 0,05), hubungan sosial (p = 0,976; α < 0,05), dan lingkungan (p = 0.157; α < 0,05) dari kualitas hidup yang dipersepsikan oleh pasien dan yang dipersepsikan oleh caregiver. Informasi dari caregiver dapat digunakan saat pasien tidak dapat memberikan informasi terkait kualitas hidupnya.Kata Kunci: caregiver, kualitas hidup, persepsi, stroke
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.