Arabica coffee is coffee that has a special taste that is more complex than the Robusta, Ekselsa, or Liberica coffee types. The distinctive taste is caused by the presence of secondary metabolite compounds present in coffee cherries. The content of secondary metabolite compounds in coffee is formed when it becomes coffee cherries, in the post-harvest process, and the roasting process of coffee beans. Several regions in Indonesia are coffee bean producing areas, including Aceh, Bogor, Bandung, Situbondo and Temanggung. The purpose of this research was to determine the content of phytochemical compounds, total phenol content, and antioxidant activity in the five samples of Arabica coffee beans with the natural process which were roasted at the same light to medium roasting level. The results showed that the water content ranged from 0,867 %-1,01 %, lightness 19,66 – 20,11, the degree of acidity 5,15 – 5,33, and the total dissolved solids were 1,84 – 1,96 °Brix. Phytochemical analysis on the five samples showed that each sample contained flavonoids, tannins, saponins, steroids, triterpenoids, and alkaloids with relatively the same value qualitatively. The analysis showed that the total phenol content was 8 316,52 – 8 576,76 mg/kg gallic acid equivalent. The antioxidant activity of samples from Bandung and Situbondo was not significantly different and had the highest activity among other samples. The results of the analysis of total phenol content and antioxidant activity showed a high degree of correlation between samples. ABSTRAKKopi Arabika merupakan kopi yang memiliki cita rasa khas dan lebih kompleks dibandingkan dengan jenis kopi Robusta, Ekselsa, atau Liberica. Rasa yang khas tersebut disebabkan oleh adanya senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada buah kopi. Kandungan senyawa metabolit sekunder pada kopi terbentuk saat menjadi buah kopi, pada proses pascapanen, dan proses penyangraian biji kopi. Beberapa daerah di Indonesia merupakan daerah penghasil biji kopi, antara lain Aceh, Bogor, Bandung, Situbondo dan Temanggung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa fitokimia, kandungan total fenol, dan aktivitas antioksidan pada kelima sampel biji kopi Arabika dengan proses natural yang disangrai pada tingkat penyangraian yang sama yaitu ringan hingga medium (light to medium). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air berkisar antara 0,867 %-1,01 %, kecerahan 19,66 - 20,11, derajat keasaman 5,15 – 5,33, dan total padatan terlarut adalah 1,84 – 1,96 Brix. Analisis fitokimia pada kelima sampel menunjukkan bahwa setiap sampel mengandung flavonoid, tanin, saponin, steroid, triterpenoid, dan alkaloid dengan nilai kualitatif yang relatif sama. Karakterisasi senyawa total fenol dilakukan dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteu dengan senyawa asam galat sebagai pembanding. Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan total fenol setara dengan 8 316,52 – 8 576,76 mg/kg asam galat. Analisis aktivitas antioksidan sampel dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dengan asam askorbat sebagai standar perbandingan. Aktivitas antioksidan sampel dari Bandung dan Situbondo tidak berbeda nyata dan memiliki aktivitas paling tinggi di antara sampel lainnya. Hasil analisis kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi antar sampel.
Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi di dunia dengan tidak kurang dari 300 ribu ton biji kopi diekspor keluar negeri baik jenis arabika maupun robusta. Sebagian besar tanaman kopi ditanam dan dibudidayakan di sekitar hutan. Mitra Hutan Lestari merupakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang berada di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi dengan luas wilayah pangkuan hutan tidak kurang 7000 Hektar dan salah satu komoditi yang belum termanfaatkan dengan maksimal adalah kopi. Tujuan dari program pengabdian kepada masyarakat ini adalah melakukan edukasi dan eksplorasi pengolahan kopi di perhutanan sosial Lembaga Masyarakat Desa Hutan Mitra Hutan Lestari di Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan dalam edukasi adalah pemberian materi pengolahan kopi mulai dari pemanenan hingga kopi disajikan. Eksplorasi jenis tanaman kopi dilakukan dengan terjun langsung ke lokasi perhutanan sosial dan menentukan jenis tanaman kopi di kawasan hutan. Evaluasi pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode pre-test dan post-test kepada seluruh peserta pelatihan. Gambaran umum peserta pelatihan edukasi dan eksplorasi pengolahan kopi menyukai minuman kopi dengan rasa pahit untuk peserta pria dan peserta wanita lebih menyukai minuman kopi dengan kombinasi susu dan sirup dengan aneka rasa. Hasil analisis pre-test dan post-test menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta mulai dari tata cara pemanenan buah kopi, pengolahan buah kopi menjadi biji kopi, penilaian nilai cacat biji kopi, penyangraian dan penyeduhan kopi. Peserta pelatihan melalui kegiatan eksplorasi telah mampu membedakan jenis kopi yang ada di wilayah perhutanan social. Adanya pelatihan edukasi dan eksplorasi pengolahan kopi ini telah mampu meningkatkan pengetahuan dan semangat peserta pelatihan untuk mengembangkan kopi di areal perhutanan sosial.
Tepung sagu merupakan salah satu bahan pangan lokal yang banyak digunakan dalam pembuatan produk pangan. Tepung sagu memiliki potensi pemanfaatan yang cukup tinggi dan mendukung ketahanan pangan karena ketersediaanya yang cukup melimpah di Indonesia dan dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan. Di kota bogor terdapat beberapa unit pengolahan skala kecil. Salah satu permasalahan yang sering ditemui dan dapat menghambat pengembangan bisnis UKM termasuk UKM Sagu adalah permasalahan terkait keamanan pangan. UKM produsen pangan seringkali kurang memperhatikan aspek penerapan sanitasi dan higiene pada proses produksi sehingga produk pangan yang dihasilkan tidak terjamin mutu dan keamanannya serta berpotensi merugikan dan membahayakan kesehatan konsumen. Hal tersebut akan memberikan dampak negatif bagi UKM pangan diantaranya mengurangi daya saing dan kepercayaan konsumen, mempengaruhi keberlanjutan serta pengembangan bisnis. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pelaku usaha pangan melalui pelatihan sanitasi dan higiene untuk dapat menghasilkan produk pati sagu yang bermutu dan aman. Mitra pengabdian masyarakat adalah UKM pengolahan sagu di Kelurahan Tanah Baru, Kota Bogor. Metode pelaksanaan kegiatan terdiri atas pre-test, pemaparan materi, post-test. Berdasarkan hasil pre-test, post-test, setelah pelatihan dilaksanakan terlihat adanya peningkatan pemahaman dan kesadaran pelaku usaha pangan, baik pemilik maupun karyawan UKM pengolahan sagu akan pentingnya sanitasi dan higiene pada pengolahan pangan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.