The purpose of this research is to find out whether the relation between leg muscle strength and abdominal muscle strength to shooting accuracy. This research uses a quantitative correlative approach, which explains the relation between variables by analyzing numerical data (numbers) using statistical methods through hypothesis testing. The test instruments are leg and back dynamometer test, sit-up test and goal target test. The data was tested by using the normality test and correlation test. The data obtained were analyzed using the application SPSS 16. The results of this research there is a significance value between leg muscle strength and abdominal muscle strength to shooting accuracy of 0,000 with a significance value <0.05 so there is a relationship between leg muscle strength and abdominal muscle strength shooting accuracy with Pearson correlation value of leg muscle strength to shooting accuracy of 0.887 with the percentage of 88% and the value of abdominal muscle strength to shooting accuracy of 0.850 with the percentage of 85%, while the relation of leg muscle strength and abdominal muscles to shooting accuracy is 1 with the percentage of 100% and has perfect correlation category. If have good leg muscle strength and abdominal muscle strength, shooting accuracy will get better too.Keywords: leg muscle strength, abdominal muscle strength, shooting accuracy AbstrakTujuan penelitian untuk mengetahui ada/tidaknya hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot perut terhadap akurasi shooting. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat korelatif kuantitatif, yakni menjelaskan hubungan antara variabel dengan cara menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui uji hipotesa. Instrumen tes yaitu tes leg and back dynamometer, tes sit up dan tes gawang bertarget. Data di uji menggunakan uji normalitas dan di uji korelasi. Data di analisis menggunakan aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian ini terdapat nilai signifikansi antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot perut terhadap akurasi shooting sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi <0,05 sehingga terdapat hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot perut terhadap akurasi shooting dengan nilai pearson correlation kekuatan otot tungkai terhadap akurasi shooting sebesar 0,887 dengan persentase 88% dan nilai kekuatan otot perut terhadap akurasi shooting sebesar 0,850 dengan persentase 85%, sedangkan hubungan kekuatan otot tungkai dan otot perut terhadap akurasi shooting sebesar 1 dengan persentase 100% dan memiliki katagori korelasi sempurna. Dengan kekuatan otot tungkai dan kekuatan otot perut yang baik maka akurasi shooting akan semakin baik pula.Kata kunci: kekuatan otot tungkai, kekuatan otot perut, akurasi shooting
Perancangan desain jaringan FTTx pada Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya kampus Palembang dilakukan dengan membuat skema jaringan dan pembagian jalur. Setelah dilakukan perancangan skema dan pembagian jalur maka disimulasikan dengan Optisystem lalu dilakukan perhitungan Power Link Budget, Rise Time Budget dan Bit Error Rate (BER). Dengan cara melakukan perhitungan nilai redaman kabel fiber optic G 652.D yang dapat mempengaruhi pelemahan daya yang terjadi, hasil yang didapat pada gedung Jurusan Fakultas Teknik sebesar -10.4809 dB dengan hasil simulasi -8.894 dB, gedung Teknik Bukit Asam sebesar -10.489 dB dengan hasil simulasi - 8.902 dB, gedung Teknik Kimia sebesar -10.493 dB dengan hasil simulasi -8.906 dB, gedung Teknik Mesin sebesar - 10.4931 dB dengan hasil simulasi -8.906 dB, gedung Teknik Pertambangan sebesar -10.4939 dB dengan hasil simulasi -8.907 dB, gedung Teknik Sipil sebesar -10.495 dB dengan hasil simulasi -8.908 dB, gedung Teknik bagian Akademik sebesar -10.4951 dB dengan hasil simulasi -9.230 dB, gedung Dekanat Teknik I sebesar -10.512 dB dengan hasil simulasi -9.248 dB, gedung Teknik Geologi sebesar -10.523 dB dengan hasil simulasi -9.257 dB. Simulasi dan perhitungan pada perancangan ini didasari dari pengambilan data pada perusahaan UPT TIK di kampus Universitas Sriwijaya. Hasil perhitungan Rise Time Budget untuk link λ= 1310 nm didapat sebesar 49,49 ps dimana untuk perhitungan rise time budget pada kabel singlemode, parameter yang digunakan yaitu rise time transmitter, rise time receiver , serta tintra. Sehingga dapat mengetahui hasil dari Bit Error Rate (BER) pada suatu jaringan yang menunjukan nilai 10-9.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.