No abstract

Eid al-Adha is one of the important religious festivals for Muslims in the world. Sheep traders can be divided into primary traders and opportunist traders based on trade activity in this period. This study aims to investigate the preferences of sheep traders on marketing place and their satisfaction during Eid al-Adha period in Yogyakarta, Indonesia. In-depth and semi-structured interviews with 59 sheep traders were conducted on Juli 15 – August 25, 2018. The collected data were analyzed by descriptive analysis (score, index and rank). The results indicate that the most livestock purchased from the animal market, followed from farmers for primary traders and livestock traders for opportunist traders. Livestock most widely sold to individual consumers who come to their stalls, and then sold to animal market by primary traders and to organization/groups by opportunist traders. Most primary traders (64.10%) state to sell their sheep with different prices for different types of buyers, while the majority of opportunist traders (65.00%) thought no different. The average price different is IDR 286,364 according to primary traders and IDR 150,000 according to opportunist traders. Most of the primary traders (69.23%) and opportunist traders (90.00%) was pleased with the momentum of Eid al-Adha, as the selling price of their livestock could be higher, easy to sell, and any buyer. The conclusion is that both primary and opportunist traders in Yogyakarta have similar preferences in marketing place to buy and sell their livestock during Eid al-Adha period. Eid al-Adha period provides pleasure and an additional benefit for sheep traders.

Kelompok ternak sapi “Kandang Kalimasodo” terbentuk pada tahun 2015 sebagai upaya peternak rakyat dalam merintis agro industry peternakan dan pertanian organic secara terpadu di Desa Karangdukuh, Jogonalan, Klaten. Kendala utama kelompok tersebut adalah masih minimnya pengetahuan mengenai pengolahan pupuk organic dari limbah ternak, pengolahan pakan ternak, dan pemeliharaan sapi yang efisien serta belum adanya adopsi teknologi pada system usaha peternakan rakyat yang masih bersifat tradisional. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membentuk kawasan sentra peternakan sapi rakyat, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan beternak sapi potong secara terpadu dengan pertanian organik, peningkatan efisiensi dan kemandirian penyediaan pakan melalui transfer teknologi pengolahan pakan dan pengolahan limbah. Kegiatan pengabdian dilakukan melalui pendampingan dan pelatihan membuat jerami fermentasi, pupuk organic kompos dan pengobatan ternak. Hasil kegiatan menunjukkan anggota kelompok ternak Kandang Kalimasodo berpartisipasi aktif dan memiliki kemauan untuk belajar mengenai manajemen budidaya sapi potong, memiliki kemampuan untuk membut jerami fermentasi dan pupuk organic cair dan padat secara mandiri. Produktivitas sapi yang dipelihara sudah cukup baik, sehingga perlu pendampingan secara terus menerus kepada peternak dalam menjalankan usaha peternakan sapi potong.

MC4R may be a gene tahat proven to play an important role on process o feed intake, energy homeostatis, obesity, and controlled eating behavior. This study aims to spot the variety of the MC4R gene in Bligon goat in the Gama Ngundi Lestari livestock group, using 10 selected pre-weaning bligon goats with single and twin birth types. The analysis material included birth weight and weaning weight data. The stage were consisted of blood sampling and data analysis. Two DNA polymorphisms of the MC4R gene were known within the exon1 region (g.998A/G and g.1079C/T). Genetic diversity was calculated using the Hardy-Weinberg formula. A non-synonymous polymorphism was detected in location g.998A/G, converting amino methionine (Met) on isoleucine (Ile). The SNP toward g. 1079C/T might have been a synonymous polymorphism. During this study found restriction enzymes Acc65I, KpnI and BsrI might make utilized to genotyping Bligon goats utilizing the PCR-RFLP technique on future research.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat peran lowballing dalam mengintervening pengaruh kompleksitas dan independensi terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan angket kuesioner dengan 57 auditor dari 24 KAP yang tersebar di wilayah DKI Jakarta sebagai sampel. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive, dengan kriteria auditor dengan tingkat pengalaman diatas satu tahun dan pernah terlibat dalam menjalin perikatan awal dengan klien. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur dengan menggunakan alat bantu SmartPLS 3.3, dengan tingkat signifikansi 5% (0.05). Hasil dari pengujian diperoleh (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan atas kompleksitas terhadap kualitas audit, (2) tidak terdapat pengaruh atas kompleksitas terhadap kualitas audit melalui lowballing, (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan atas independensi terhadap kualitas audit, (4) tidak terdapat pengaruh atas independensi terhadap kualitas audit melalui lowballing, dan (5) tidak terdapat pengaruh atas lowballing terhadap kualitas audit.