Keadaan sanitasi yang buruk dapat menjadi media penularan berbagai penyakit yang meliputi, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air limbah. Hal ini dapat memicu terjadinya penyakit menular, seperti Diare. Persentase capaian kasus diare pada tahun 2019 di Puskesmas Tipo sebesar 60,22%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh sarana air bersih dan kondisi jamban terhadap kejadian diare pada balita. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua balita di wilayah kerja Puskesmas Tipo sebanyak 1.005, menggunakan rumus Standley Lameshow diperoleh jumlah sampel 113 balita diambil secara stratified random sampling. Data diolah secara univariat, untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen (bivariat) digunakan uji regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kualitas air bersih ( nilai sig=0,000) terhadap kejadian diare pada balita, serta tidak ada pengaruh antara jenis sarana air bersih (nilai sig=0,367), risiko pencemaran saran air bersih (nilai sig=0,367), dan kondisi jamban (nilai sig=0,133) terhadap kejadian diare pada balita. Diharapkan kepada masyarakat yang memiliki air yang keruh agar melakukan penyaringan dan dimasak dengan baik terlebih dahulu sebelum air tersebut dikonsumsi.
Pneumonia merupakan infeksi peradangan pada saluran pernapasan yang menyerang jaringan paru yang ditandai dengan batuk yang disertai napas cepat atau sesak napas. Menurut laporan WHO, sekitar 800.000 hingga 1 juta anak meninggal dunia setiap tahun akibat pneumonia. Tingkat penyebaran pneumonia balita di Indonesia dengan usia 1-4 tahun yaitu berkisar 154 kasus tahun 2019. Di Kabupaten Sigi terdapat Puskesmas Tinggede yang memiliki kasus pneumonia sebanyak 53 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan Mengenali Masalah, Mengambil Keputusan, Merawat Anggota Keluarga, Memelihara Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tinggede Kabupaten Sigi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study. Perhitungan sampel mengunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel 93 Responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara mengenali masalah (p=0,003), mengambil keputusan (p=0,005), merawat anggota keluarga yang sakit (p=0,001), memelihara lingkungan rumah (p=0,001) dengan kejadian pneumonia pada balita. Dalam tugas perawatan kesehatan keluarga, keluarga perlu memahami informasi mulai dari penyebap dan gejala pneumonia. Mampu mengambil keputusan alternative pengobatan seperti ke rumah sakit, puskesmas, atau kedukun. Merawat anggota keluarga seperti memberikan kompres saat anak demam dan memberikan obat dengan resep dokter, memelihara lingkungan rumah dengan memperhatikan syarat rumah sehat.
Dengue High Fever (DHF) is a contagious health problem in tropical areas like Indonesia. Palu city has the highest cases of DHF that is 600 cases (Incidence Rate 166,2/100.000 population) and there are 9 people died. Incidence of DHF in the working area of Kamonji public health center are 106 cases. Factors that cause DHF in this working area are environment and behavior of community. The study aimsis determine risk factors of environment and eradication of mosquito nests efforts in the working area of Kamonji Public Health Center. This type of research is case-control approach and the sample taken from Total Sampling technique which amounts to 86 respondents with a ratio 1:1. Data analysis was performed using univariate and bivariate at 95% confidence level (α=0,05) which shows that precenses of larvae in breeding place (OR=0,334) and drain water containers (OR=0,237) are protective factors. Another result shows that presences of mosquito in resting place (OR=3,654), close water containers (OR=4,032), the use of abate (OR=3,048) and the use of anti-mosquito drugs (OR=4,909) are risk factors of incidence of DHF in working area of Kamonji public health center. The efforts to prevent incidence of DHF is implement eradication of mosquito nest so that the environment around the house still clean and has no chance for become breeding place of Aedes aegypti.
The purpose of the study was to determine the knowledge and attitudes of the community about implementing health protocols during the COVID-19 pandemic in North Birobuli Village. The research method used was qualitative with a case study approach. The number of informants in the study was 12 people obtained through purposive sampling. The results showed that the predisposing factors for knowledge related to COVID-19, symptoms of COVID-19, the transmission of COVID-19, how to prevent COVID-19, and health protocols could be mentioned well by informants. However, the public still had a negative attitude towards COVID-19, who thought that COVID-19 does not exist and did not believe; in this attitude predisposing factor, the informant also explained that he was starting to feel tired of implementing health protocols. Our finding concludes that the community already has fairly good knowledge regarding health protocols during the covid 19 pandemic, and the community's attitude is showing negative attitudes related to covid and feeling tired regarding applying the health protocol.
Stroke menyebabkan kelumpuhan hemiplegia/hemiparesis yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan otak pada bagian berlawanan anggota tubuh. Kelumpuhan tersebut menyebabkan kecacatan pada pasien sehingga sulit untuk melakukan aktivitas dan menjadi bergantung kepada orang lain. Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab utama kecacatan di dunia. Data Riskesdas Tahun 2018 untuk Wilayah Sulawesi Tengah mengenai prevalensi PTM menunjukkan stroke berada pada urutan ke dua dengan persentasi 10,9%. Activity Daily Living (ADL) adalah proses rehabilitasi dengan membiasakan pasien beraktivitas secara mandiri meliputi penggunaan toilet, makan, berpakaian/berdandan dan berpindah tempat, dengan merapkan ADL membantu pasien agar cepat pulih dari ketergantungannya. Kemandirian ADL dapat terhambat jika dukungan yang diterima kurang, adanya depresi dan keparahan stroke yang diderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemandirian ADL pada pasien pasca stroke di UPT. RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang yang diambil melalui teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Spearman rank dengan hasil analisis variabel tingkat depresi terhadap kemandirian ADL yaitu ρ-value 0,000, hasil analisis variabel dukungan keluarga terhadap kemandirian ADL yaitu ρ-value 0,047, dan hasil analisis variabel jenis stroke terhadap kemandirian ADL yaitu ρ-value 0,524. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dan dukungan keluarga terhadap kemandirian ADL pada pasien pasca stroke di UPT. RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, dan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis stroke yang diderita terhadap kemandirian ADL pada pasien pasca stroke di UPT. RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.