Burung adalah komponen unik ekosistem yang dapat dijumpai di berbagai lanskap termasuk lanskap pedesaan. Dominasi kegiatan pertanian menjadi ciri lanskap ini. Kecamatan Sukmakmur Kabupaten Bogor merupakan lanskap pedesaan yang belum pernah terdapat publikasi berkaitan dengan ornitologi di wilayah ini. Peran penting burung serta manfaatnya bagi lingkungan, menjadikannya alasan penting untuk melakukan penelitian yang terkait dengan keanekaragaman jenis burung di suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret sampai Mei 2021 di delapan tipe habitat yaitu hutan sengon, hutan akasia, kebun campuran, semak belukar, padang rumput, sawah, danau, dan sungai. Data burung diambil dengan metode IPA berukuran diameter 40 meter selama 10 menit. Data habitat diambil dengan mendeskripsikan kondisi vegetasi yang dominan. Data dianalisis secara kualitatif untuk status jenis burung, sementara data kuantitatif dianalisis dengan chi-square, indeks keanekaragaman jenis, dan indeks kemerataan. Keanekaragaman jenis burung yang dijumpai sebanyak 35 jenis dari 22 suku dan 10 ordo tersebar di seluruh tipe habitat. Seluruh jenis burung merupakan catatan baru ornitologi untuk Kecamatan Sukamakmur. Enam jenis burung termasuk dilindungi perundangan Indonesia dan dua jenis termasuk dalam Daftar Apendiks CITES. Satu jenis burung yaitu Ayamhutan hijau (Gallus varius) termasuk jenis unik yang tidak dijumpai pada wilayah lain yang berdekatan sehingga menjadi ciri jenis burung di lanskap pedesaan Kecamatan Sukamakmur. Jenis burung paling banyak ditemukan di habitat kebun campuran dan padang rumput (25 jenis burung), sementara yang paling sedikit adalah habitat sawah (tujuh jenis burung). Tiga jenis burung dapat ditemukan di seluruh tipe habitat. Nilai indeks keanekaragaman jenis burung tertinggi di habitat sungai (H’=2,71) dan terendah di habitat hutan sengon (H’=1,67). Nilai indeks kemerataan jenis burung tertinggi di habitat hutan akasia (E=0,97) dan terendah di habitat sawah (E=0,70).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Citra Merek (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) baik secara simultan maupun parsial terhadap Keputusan Nasabah (Y) pada PT. Gadai Syariah Cabang Tenggarong. Untuk mengetahui variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap Keputusan Nasabah dalam memilih jasa gadai pada PT. Gadai Syariah Cabang Tenggarong. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang pernah menggadaikan PT. Gadai Syariah Cabang Tenggarong dengan sampel sebanyak 50 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan penyebaran angket. Alat analisis yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel Citra Merek (X1) dan Kualitas Layanan (X2) baik secara simultan maupun parsial berpengaruh positif terhadap Keputusan Nasabah (Y) dalam memilih jasa keuangan pada PT. Gadai Syariah Cabang Tenggarong, Citra Merek (X1) merupakan variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap Keputusan Nasabah (Y) dalam memilih jasa keuangan pada PT. Gadai Syariah Cabang Tengggarong. Koefisien determinasi (R Square) memiliki nilai sebesar 51,8%.
The enactment of the Republic of Indonesia Minister of Energy and Mineral Resources Regulation Number 08 of 2017 regarding Gross Split Production Sharing Contracts marks a new era for Indonesia's Upstream Oil and Gas Industry. Gross Split was introduced as the government's answer to the dissatisfaction with the Cost Recovery scheme that has been going on for decades. Without making changes to Law No. 22 of 2001 concerning Oil and Gas, the Government considered it necessary to immediately issue regulations related to the Gross Split scheme in order to increase state revenues in the upstream oil and gas sector. Gross Split contracts also offer bureaucratic cuts in investment procedures expected to attract investors. This research aimed to analyse the legal aspect related to Gross Split regulation and to determine the extent of the government's role in implementing control and supervision of contractor activities in the Gross Split Scheme.
The aim of this research is to provide empirical evidence on the impact of good corporate governance, free cash flow, and leverage ratio on earnings management. Good corporate governance is measured by audit committee’s size, the proportion of independent commissioners, institutional ownership, and managerial ownership. Discretionary accrual is the proxy of earning management. This research used 28 consumer goods companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2016 to 2018. Data were analyzed using panel data with random effect model. Based on the result of analysis concluded that all components of good corporate governance (audit committee’s size, the proportion of independent commissioners, institutional ownership, and managerial ownership), have no significant effect on earnings management, on other hand leverage ratio has a negative effect and no significant on earning management, and free cash flow has a positve and no significant effect on earnings management
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.