This study aims to examine the portrait of linguistic landscape (LL) and its social aspects as reflected in the health protocols (Prokes ‘Protokol Kesehatan') banners and billboards in public spaces in Malang. Thus, it attempts to answer two questions: (1) what are the perceptions and attitudes of the people of Malang city towards the various calls for health protocol? and (2) how effective are the calls in impeding the outbreak of Covid-19 in Malang city? According to Backhaus (2006), several important criteria to consider to ensure valid data collection in LL study are geographic location, characteristics of banners and billboards, and what counts as monolingual and multilingual banners. The research areas were therefore divided into two: (1) some residential areas and shopping centers in Malang city to collect non-official signs and (2) city centers which include major arterial roads, Pasar Besar area, city square, and areas around the city hall to collect official signs. Data in the form of photos of billboards and banners were taken using a mobile phone camera between May and July 2021. The curated 63 photos of Prokes banners and billboards were then qualitatively analyzed following the LL framework (Backhaus, 2006; Spolsky & Cooper, 1991) and triangulated with data from interviews. Adopting random sampling technique, 11 interviewees belonging to the middle class and 10 from the lower class were chosen to determine public perceptions of the effectiveness of the calls. The results show that the non-official banners featured more multilingual banners than did the official ones, and hence amplifying the results of the existing research on LL. As for the respondents’ perception, official banners were more preferable as they used Boso Walikan and were more assertive and illustrative. Although the two respondent groups agreed that the banners were not effective, they had different views about what mediums were more effective. The middle class considered campaigns using social media to be more effective, while the lower class preferred direct counseling. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji potret lanskap linguistik (LL) dan aspek sosialnya sebagaimana tercermin dalam spanduk dan baliho Protokol Kesehatan (Prokes) di ruang publik di Kota Malang. Dengan demikian, ada dua pertanyaan yang akan dijawab: (1) bagaimana persepsi dan sikap masyarakat kota Malang terhadap berbagai seruan Protokol Kesehatan tersebut? dan (2) seberapa efektif himbauan tersebut untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 di kota Malang? Menurut Backhaus (Backhaus, 2006), beberapa kriteria penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan pengumpulan data yang valid dalam studi LL adalah lokasi geografis, karakteristik spanduk dan baliho, dan tolok ukur spanduk monolingual dan multilingual. Oleh karena itu, lokus penelitian dibagi menjadi dua: (1) beberapa kawasan pemukiman dan pusat perbelanjaan di kota Malang untuk mengumpulkan rambu-rambu non-resmi dan (2) pusat kota yang meliputi jalan utama, kawasan Pasar Besar, alun-alun kota, dan kawasan sekitar Balai Kota untuk mengumpulkan rambu-rambu resmi. Data berupa foto baliho dan spanduk diambil menggunakan kamera ponsel antara bulan Mei dan Juli 2021. Sebanyak 63 foto spanduk dan baliho Prokes yang terpilih kemudian dianalisis secara kualitatif menggunakan kerangka LL (Backhaus, 2006; Spolsky & Cooper, 1991) dan ditriangulasi dengan data hasil wawancara. Mengadopsi teknik random sampling, 11 orang dari kelas menengah dan 10 orang dari kelas bawah dipilih untuk diwawancarai guna memahami persepsi mereka tentang efektivitas himbauan Prokes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spanduk tidak resmi menampilkan lebih banyak spanduk multibahasa daripada spanduk resmi, dan dengan demikian memperkuat hasil penelitian terdahulu tentang LL. Adapun terkait persepsi responden, spanduk resmi lebih disukai karena menggunakan Boso Walikan dan lebih tegas serta ilustratif. Meskipun kedua kelompok responden sepakat bahwa spanduk tidak efektif, mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang media apa yang lebih efektif. Kelas menengah menganggap kampanye menggunakan media sosial lebih efektif, sedangkan kelas bawah lebih menyukai penyuluhan langsung.
Untuk menghidupkan semangat dan menunjang aktifitas kepariwisataan di kota Malang, maka pada tahun 1962 Pemerintah Kota Malang mencanangkan Tri Bina Cita yakni Malang sebagai kota pendidikan, industri dan pariwisata. Ini adalah langkah yang tepat karena ketiga sektor itu saling menunjang satu sama lain dalam pertumbuhan ekonomi kota Malang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Malang dari tahun ke tahun terus meningkat secara signifikan. Hal ini semakin memantabkan kota Malang sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia, tidak hanya bagi wisatawan nusantara tetapi juga wisatawan asing, sekaligus membuka peluang yang sangat besar bagi pengembangan kawasan-kawasan wisata kreatif, termasuk Kampung Biru Arema (KBA). Terlebih lagi, destinasi wisata kuliner dan heritage masih menjadi andalan di Kota Malang. Namun, KBA masih menghadapi beberapa kendala untuk menjadi kawasan wisata yang ideal, di antaranya yaitu belum adanya konsep yang jelas tentang apa yang akan menjadi ikon unggulan Kampung Biru sebagai kampung wisata tematik dan manajemen wisata yang belum mapan. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah menggali potensi sejarah sekitar Ledok Brantas di kelurahan Kiduldalem dan menjadikannya sebagai konsep wisata andalan bagi KBA. Selain itu, tujuan lainnya adalah membantu merumuskan Tim Manajemen Pariwisata yang efektif dan efisien. Kegiatan pengabdian yang berjalan sejak bulan Maret hingga September 2019 ini telah menghasilkan konsep wisata berbasis masyarakat yang siap dikembangkan lebih lanjut, yaitu dicanangkannya KBA sebagai Kampung Wisata Edukasi Sejarah. Hasil lainnya adalah telah dilaksanakannya lokakarya manajemen pariwisata berbasis masyarakat sehingga manajemen dapat berjalan dengan efektif dan efisien yang pada akhirnya tercipta daerah tujuan wisata yang terus berkembang secara berkelanjutan dan masyarakat menjadi semakin berdaya secara ekonomi, sosial dan budaya.
PT. Kuburaya Mediafarma adalah badan hukum perseroan terbatas yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.PT. Kuburaya Mediafarma adalah salah satu fasilitas distribusi sediaan farmasi. Aplikasi distribusi PT. Kuburaya Mediafarma dapat melakukan pengecekan secara efisien, tanpa harus membongkar stok obat yang sudah disimpan. Apabila terdapat permintaan obat atau pun peralatan medis lainya, distributor dapat menyimpan dan merekap hasil permintaan tersebut dengan lebih mudah dan dapat mengetahui identitas obat beserta kadalauarsa obat tersebut. Aplikasi Distribusi Berbasis Web pada PT. Kuburaya Mediafarma menggunakan metode First In First Out (FIFO). Tujuan dari FIFO ini adalah menyamai arus fisik barang. Jika arus fisik barang secara actual adalah yang pertama masuk, yang pertama keluar. Aplikasi ini menggunakan analisis PIECES. Metode PIECES Analysis (Performance, Information, Economy, Control, Eficiency and Service) adalah metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam menganalisis sebuah sistem, biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja, informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan. Hasil pengujian menunjukan bahwa aplikasi dapat berjalan dengan baik dan melalui pengujian blackbox.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.