<p><strong>Abstract</strong><strong></strong></p><p>The development of science continues to experience a revolution at all times. The era of logical positivism began with the criteria of observable, repeatable, measurable, testable and predictable science. This criterion has implications for the division of meaningfull and meaningless arguments. This was later criticized by Karl R Popper and Thomas Kuhn with the elimination error and paradigm shift. This article attempts to unravel the elimination error and paradigm shift in the development of science with library research using a descriptive analysis approach, it was found that not all general theories can be proven true through verification where the process of developing science is by eliminating the possibility of errors or errors and the development of science applies. through the so-called scientific paradigm.</p><p> </p><p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong><em> </em>Logical Positivism, Verification, Elimination, Paradigm<em></em></p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Perkembangan ilmu pengetahuan terus mengalami revolusi pada setiap masa. Di awali era positivisme logis dengan kriteria ilmu pengetahuan observable, repeatebale, measurable, testable dan predictable. Kriteria ini berimplikasi pada pembagian argument meaningfull dan meaningless. Hal ini yang kemudian dikritik oleh Karl R Popper dan Thomas Kuhn dengan eror elimination dan pergeseran paradigma. Artikel ini berusaha mengurai eror elimination dan pergeseran paradigma dalam perkembagan ilmu pengetahuan dengan penelitian <em>library research </em>menggunakan pendekatan deskriptif analisis, ditemukan bahwa tidak semua teori umum dapat dibuktikan kebenaranya melalui verifikasi dimana proses pengembangan ilmu adalah dengan jalan eliminasi terhadap kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dan perkembangan sains berlaku melalui apa yang disebut paradigma ilmu.</p><p> </p><p><strong>Kata Kunci</strong>: Positivisme Logis, Verifikasi, Eliminasi, Paradigma</p>
<p class="abstrak">This paper explores Abdurrauf al-Sinkili's (1615-1693) concept of <em>Insan Kamil</em> in light of contemporary moral problems. The study of <em>Insan Kamil</em> raises human awareness about the essence of his identity as a servant of God, is crucial. It is even more so at a time when secular values and worldviews eliminate religion and God by making utilitarianism, pragmatism, materialism, and hedonism the moral foundation of humanity. Therefore, serious efforts are needed to resolve this moral quandary. The concept of <em>Insan Kamil</em> of Abdurrauf al-Sinkili, a vibrant Indonesian intellectual well-known in several scholarly fields, discusses the meaning, purpose, and nature of human life and can be employed as an antidote to the present crisis. This library research drew on a wide range of authoritative sources utilizing documentary techniques to collect the data and employing content analysis methods to address the issues. This paper concludes that the concept of al-Sinkili's Insan Kamil can be an antidote to today's moral dilemma, particularly regarding human attitudes that adhere to utilitarianism, materialism, pragmatism, and hedonism way of life. This finding demonstrates that the <em>Insan Kamil</em> concept is a viable answer to the current moral predicament.</p><p class="abstrak"><em>Peneleitian </em><em>ini bertujuan memaparkan konsep Insan Kamil Abdurrauf al-Sinkili dalam kaitannya dengan </em><em>problematika </em><em>moral kontemporer. Kajian </em><em>tentang </em><em>Insan Kamil yang </em><em>membangun </em><em>kesadaran manusia tentang hakikat jati dirinya sebagai hamba Tuhan menjadi sangat penting. </em><em>Terlebih lagi jika hal ini dikaitkan dengan hegemoni </em><em>nilai-nilai dan </em><em>worldview sekular yang mengeliminasi </em><em>agama dan Tuhan </em><em>karena </em><em>utilitarianisme, pragmatisme, materialisme, dan hedonisme </em><em>dijadikan </em><em>sebagai landasan moral kemanusiaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang serius untuk </em><em>mengatasi </em><em>dilema </em><em>ini</em><em>. Konsep Insan Kamil Abdurraurf al-Sinkili, seorang </em><em>intelektual </em><em>Indonesia yang dinamis dan </em><em>kenamaan </em><em>di beberapa bidang keilmuan, </em><em>yang </em><em>membahas tentang makna, tujuan, dan hakikat hidup manusia dapat digunakan sebagai penangkal krisis ini. Artikel ini adalah riset kepustakaan yang menggunakan teknik dokumenter untuk menghimpun da</em><em>ta dari </em><em>berbagai sumber otoritatif</em><em> berupa buku, artikel, dan berbagai bahan penerbitan lainnya. Data yang terkumpul dianalisis </em><em>menggunakan metode analisis </em><em>konten</em><em>. </em><em>Penelitian </em><em>ini menyimpulkan bahwa konsep Insan Kamil al-Sinkili dapat dijadikan sebagai </em><em>jawaban untuk mengatasi krisis</em><em> moral</em><em> manusia modern</em><em> dewasa ini, khususnya </em><em>dalam menangani </em><em>sikap manusia </em><em>yang menjadikan </em><em>utilitarianisme, materialisme, pragmatisme, dan hedonisme sebagai pandangan hidup. Temuan ini menunjukkan bahwa konsep Insan Kamil adalah </em><em>penawar unggul bagi krisis </em><em>moral </em><em>manusia modern </em><em>saat ini.</em></p><p class="abstrak"> </p>
Kemajuan ilmu pengetahauan turut mempengaruhi perkembangan penafsiran Al-Qur’an. Namun hal ini memunculkan dilematis dimana begitu mudahnya ilmuwan muslim menafsirkan Al-Quran dari sudut pandangnya terkhusus tentang astronomi. Hal ini yang kemudian perlu dijelaskan bahwa penafsiran Al-Quran memiliki syarat dan ketentuan dalam tafsir terutama tentang ayat-ayat astronomi. Artikel ini mencoba menguraikan frame work penafsiran ayat-ayat astronomi dengan menggunakan penelitian kepustakaan atau library research dengan menggunakan pendekatan deskriptif-analisis. Ditemukan bahwa penafsiran ayat astronomi di dalam Al-Quran harus berangkat dari penafsiran ma’thur. Terutama yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern harus memperhatikan bahwa sebuah penafsiran harus berangkat dari penafsiran secara ma’thur (naqly), kemudian penafsiran (penakwilan) secara ijtihadi (‘aqly).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.