Papaya leaves have long been known as leaves that contain meat tenderizers. Papaya leaves can soften the meat because it contains papain which is one of the protease enzymes. In the fresh papaya leaves there is sap which contains 5.3% papain. Meat tenderizer in powder form is more practical and more durable. One of the papain enzyme powder drying methods that is considered appropriate to be applied in the ginger powder production process is the foam mat drying method. This study aims to examine the foam drying process on papain enzyme activity using tween 80 (foam agent) and maltodextrin as filler to help maintain foam consistency. The drying process was carried out by varying the drying temperature (50oC, 55oC, 60oC, 65oC, and 75oC) and drying time (2 hours, 3 hours, 4 hours, 5 hours and 6 hours). The results of the analysis showed that the highest enzyme activity reached 408.7 U/mL for drying at an operating temperature of 60oC with a time of 2 hours..
Minyak jahe diketahui memiliki berbagai fungsi dan mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Permasalahan utama yang dihadapi industri minyak jahe di Indonesia adalah bahwa minyak jahe dari Indonesia tidak dapat memenuhi persyaratan karakteristik mutu yang ditentukan pada standar internasional yakni putar optik yang bernilai negatif akibat dari rendahnya kadar zingiberene minyak jahe. Kecilnya komposisi zingiberene pada minyak jahe Indonesia dikarenakan pada proses destilasi konvensional, zingiberene mengalami degradasi thermal. Alternatif proses produksi minyak jahe yang ditawarkan adalah proses produksi minyak jahe menggunakan teknologi Microwave Assisted Extraction (MAE). Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum proses ekstraksi minyak jahe menggunakan teknologi MAE. Variabel pada penelitian ini meliputi daya dan perlakuan bahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik diperoleh pada ekstraksi daya 300 Watt yaitu rendemen 2,01 % dan kadar Zingiberene 6,72 % sesuai dengan SNI 06-1312-1998. Minyak jahe hasil ekstraksi menggunakan proses MAE memiliki kadar Zingiberene yang lebih besar dari kadar Zingiberene yang dihasilkan dari proses ekstraksi dengan pemanasan konvesional.
Latar belakang : Bising dapat menyebabkan kerusakan koklea secara metabolik dengan terbentuknya reactive oxygen species (ROS) dengan cara menginduksi peroksidasi lipid dan dapat merusak DNA sehingga terjadi kematian sel terutama outer hair cell (OHC). Vitamin E merupakan antioksidan yang mendonorkan ion hidrogen pada tahap propagasi peroksidasi lipid sehingga menghasilkan produk yang tidak radikal dan menghentikan siklus peroksidasi lipid. Malondialdehid (MDA) adalah salah satu produk yang dihasilkan dari peroksidasi lipid. Kerusakan OHC dapat dideteksi dengan uji emisi otoakustik .Tujuan : Membuktikan vitamin E dapat menurunkan kadar MDA plasma dan memperbaiki hasil uji emisi otoakustik pada pekerja yang terpapar bising.Metode : Penelitian eksperimental dengan desain randomized control trial, double-blind di pabrik kayu semarang pada bulan Desember 2015. Subyek penelitian sebanyak 32 pekerja terpapar bising dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=16) yang mendapatkan vitamin E 400 IU per oral dan kelompok kontrol (n=16) yang mendapatkan plasebo. Dilakukan pemeriksaan kadar MDA plasma dan emisi otoakustik sebelum dan 10 hari setelah pemberian vitamin E. Perbedaan kadar MDA plasma sesudah pemberian vitamin E antara kelompok perlakuan dan kontrol dianalisis dengan uji t tidak berpasangan dan perbedaan perbaikan hasil uji emisi otoakustik antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan uji Fisher’s exact.Hasil : Dari 36 subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi 18 orang pada kelompok perlakuan dan 18 orang kelompok kontrol. Dua orang drop-out dari kelompok perlakuan dan 2 orang drop-out dari kelompok kontrol, sehingga analisis dilakukan pada 16 orang pada kelompok perlakuan dan 16 orang pada kelompok kontrol. Kadar MDA plasma setelah pemberian vitamin E tidak berbeda bermakna (p> 0,05) dibandingkan sebelumnya. Kadar MDA plasma sesudah pemberian vitamin E tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Penurunan kadar MDA plasma pada kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna (p> 0,05) dengan kontrol. Perbaikan hasil uji emisi otoakustik pada kelompok perlakuan tidak berbeda bermakna (p> 0,05) dengan kontrol.Simpulan : Vitamin E tidak dapat menurunkan kadar MDA plasma dan tidak memperbaiki hasil uji emisi otoakustik pada pekerja terpapar bising.Kata kunci : Vitamin E, malondialdehid, emisi otoakustik, pekerja terpapar bising
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.