ABSTRAKTrema (Trema orientalis Linn. Blume) merupakan tanaman serba guna karena semua bagian pohon dapat digunakan. Dalam pengembangan tanaman ini, diperlukan benih bermutu, dimana salah satu syarat untuk menentukan benih bermutu adalah benih harus berasal dari buah yang sudah masak fisiologis. Tujuan penelitian adalah mengetahui mutu fisik, mutu fisiologis, dan kandungan biokimia (lemak, karbohidrat dan protein) benih trema berdasarkan tingkat kemasakan buah. Benih trema yang digunakan berasal dari Badung, Bali. Buah trema dikelompokkan menjadi 3 warna (hijau, coklat, hitam). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan parameter yang diamati : ukuran buah dan benih, berat buah dan benih, kadar air buah dan benih, kandungan biokimia (protein, lemak, karbohidrat), daya berkecambah, dan kecepatan berkecambah. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Tingkat kemasakan buah berpengaruh nyata terhadap mutu fisik (ukuran buah dan benih, berat buah dan benih, kadar air buah dan benih), fisiologis (daya berkecambah, kecepatan berkecambah), dan kandungan biokimia (lemak, karbohidrat, protein) benih trema, (2) Mutu fisik dan fisiologis benih yang berasal dari buah yang berwarna hitam lebih baik dibandingkan dengan buah berwarna hijau dan coklat, (3) Kandungan lemak, karbohidrat dan protein benih trema berbeda dari masing-masing tingkat kemasakan (hijau, coklat, hitam), (4) Buah trema yang sudah mencapai masak fisiologis adalah buah berwarna MUTU FISIK, FISIOLOGIS, DAN KANDUNGAN BIOKIMIA BENIH TREMA(Trema orientalisLinn. Blume) BERDASARAN TINGKAT KEMASAKAN BUAH Naning Yuniarti, Rina Kurniaty, Danu, dan Nurmawati Siregar
Hibiscus macrophyllus merupakan salah satu pohon tropis yang memiliki potensi ekonomi tinggi, namun terdapat permasalahan dalam pembibitannya, yaitu dormansi benih dan patogen terbawa benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh sodium bikarbonat dan asam asetat terhadap kolonisasi cendawan terbawa benih, perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit H. macrophyllus. Rancangan acak lengkap digunakan untuk menguji 6 perlakuan, yaitu: (i) benih tanpa perlakuan, (ii) perendaman dalam air mendidih dan dibiarkan selama 24 jam, (iii) perendaman dalam air mendidih dan biarkan selama 24 jam diikuti perendaman dalam asam asetat 1% (15 menit), (iv) perendaman dalam air mendidih dan biarkan selama 24 jam diikuti perendaman dalam sodium bikarbonat 5% (15 menit), (v) perendaman dalam asam asetat 1% (15 menit) diikuti perendaman dalam air mendidih dan biarkan selama 24 jam, dan (vi) perendaman dalam sodium bikarbonat 5% (15 menit) diikuti perendaman dalam air mendidih dan biarkan selama 24 jam. Perendaman dalam sodium bikarbonat 5% (15 menit) diikuti perendaman dalam air mendidih dan biarkan selama 24 jam secara nyata mampu menekan cendawan terbawa benih. Aplikasi sodium bikarbonat 5% dan asam asetat 1% tidak dapat meningkatkan perkecambahan benih. Perlakuan sodium bikarbonat diikuti perendaman dalam air mendidih memberikan pertumbuhan diameter bibit, panjang daun, lebar daun, panjang akar, jumlah daun terbaik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.