Latar Belakang: Potensi bahaya dan pengendalian resiko K3 dilakukan dengan identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko. Penilaian risiko K3 merupakan cara yang dapat digunakan untuk mengelola risiko yang dihadapi fasilitas pelayanan Kesehatan terutama puskesmas. Pada lokasi penelitian ini, pekerja berpotensi terpapar berbagai faktor bahaya, meliputi fisik, kimia, biologi dan ergonomi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi risiko keselamatan dan Kesehatan kerja fasilitas pelayanan Kesehatan di puskesmas kota malang dan memberikan rekomendasi pengendalian risiko bahaya tinggi (high risk). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan data Purposive Sampling. Penelitian ini dilaksanakan di sebuah Puskesmas di Kota Malang pada bulan Juli – September 2022. Pengumpulan data menggunakan data primer dan skunder. Dimana data primer didapatkan dari hasil wawancara dan data sekunder dari dokumen puskesmas kota malang. Pengolahan data menggunakan tool formulir analisis resiko. Analisis data risiko ditentukan nilai kemungkinan (likelihood) dan keparahan (consequence). Langkah terakhir adalah menentukan nilai risiko dan peringkat risiko. Risiko yang menduduki peringkat tertinggi akan direkomendasikan untuk mendapatkan prioritas penanganan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lokasi lab, KIA/KB, dan ruang gizi terdapat 10 risiko bahaya yang terdiri dari 2 risiko bahaya tinggi (high risk), 4 risiko bahaya sedang (moderate risk), dan 4 risiko bahaya rendah (acceptable risk). Pengendalian risiko bahaya tinggi yang paling banyak dilakukan oleh puskesmas kota malang adalah pengendalian yang bertujuan untuk menurunkan nilai kemungkinan, yaitu pengendalian secara teknis dan administratif. Kesimpulan: faktor risiko keselamatan dan kesehatan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan pada puskesmas kendalsari kota malang terdiri dari faktor bahaya fisik, kimia, biologi, dan ergonomi.
ABSTRAKPasar merupakan objek vital nasional dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Jumlah pasar di Indonesia pada akhir tahun 2021 mencapai 16.175 buah dan terdapat 53 pasar telah mendapatkan sertifikat SNI. Bentuk perhatian pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat khususnya sektor informal yaitu menggalakkan program pos UKK (pos Upaya Kesehatan Kerja). Pasar Bunulrejo diketahui tidak memiliki pos ukk sehingga penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di lokasi tersebut perlu diperhatikan. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan identifikasi permasalahan dasar di pasar Bunulrejo Kota Malang, melakukan pendampingan kader pos UKK dalam melakukan identifikasi bahaya dan perumusan pengendalian bahaya di tempat kerja. Metode yang digunakan adalah PAR (Participatory Action Research) dengan melakukan 2 kegiatan yaitu Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Kegiatan diikuti oleh 14 orang kader pos UKK dan 6 orang pengelola pasar Bunul Rejo. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pre dan post-test pada kegiatan MMD untuk mengetahui pengetahuan kader pos UKK tentang bahaya di lingkungan pasar. Kegiatan SMD diawali dengan pemaparan materi terkait pentingnya pos UKK dan dasar keselamatan dan kesehatan kerja. Berdsarkan hasil kegiatan SMD, diketahui bahwa bahaya keselamatan dan kesehatan kerja di pasar Bunul Rejo yaitu berupa kebisingan alat pemarut kelapa/ penggiling daging, postur kerja janggal pedagang sembako, sisa sayuran tercecer di lantai, dan tidak konsentrasi dalam melakukan pemotongan. Kegiatan MMD diawali dengan pemaparan materi tugas pokok dan fungsi kader pos UKK dan langkah penilaian risiko di lingkungan pasar. Berdasarkan hasil evaluasi, diketahui bahwa pengetahuan peserta meningkat sebanyak 55,4% terkait identifikasi bahaya dan pemberian rekomendasi pengendalian risiko. Kegiatan MMD diakhiri dengan peresmian pos UKK oleh lurah setempat. Kegiatan ditindaklanjuti dengan pendampingan pos UKK dari Puskesmas setempat. Kata kunci: program keselamatan dan kesehatan kerja; Pos UKK; pasar bunul rejo. ABSTRACTThe market is a vital national object in fulfilling the needs of the community. The number of markets in Indonesia at the end of 2021 reached 16,175 and 53 markets have received SNI certificates. A form of government attention in protecting public health, especially the informal sector, is to promote the UKK post-program (Pos Upaya Kesehatan Kerja). Bunulrejo Market is known not to have an ukk post so the application of occupational safety and health at that location needs attention. The purpose of this activity is to identify basic problems in the Bunulrejo market in Malang City, assist UKK post cadres in identifying hazards and formulate hazard control in the workplace. The method used is PAR (Participatory Action Research) by conducting 2 activities, namely Introspective Survey (SMD) and Village Community Deliberation (MMD). The activities were attended by 14 UKK post cadres and 6 Bunul Rejo market managers. The evaluation was carried out using pre and post-test in MMD activities to determine the knowledge of UKK post cadres about hazards in the market environment. The SMD activity began with a presentation of material related to the importance of the UKK post and the basics of occupational safety and health. Based on the results of SMD activities, it is known that occupational safety and health hazards in the Bunul Rejo market are in the form of noise from coconut graters/meat grinders, awkward work postures of grocery traders, vegetable scraps scattered on the floor, and lack of concentration in cutting. The MMD activity began with a presentation of the main tasks and functions of the UKK post cadres and risk assessment steps in the market environment. Based on the evaluation results, it was found that the participants' knowledge increased by 55.4% related to hazard identification and risk control recommendations. The MMD activity ended with the inauguration of the UKK post by the local village head. The activity was followed up with UKK post assistance from the local health centre. Keywords: occupational safety and health program; UKK post program; bunul rejo market.
BACKGROUND: Carbon monoxide (CO) is an emission that comes from incomplete combustion of oxygen and fuel in vehicles. Carbon monoxide can affect human health. It binds hemoglobin (Hb) to form COHb bond. People who work near heavy traffic are at risk for CO exposure. This study aimed to examine the correlation between exposure to carbon monoxide and hemoglobin level among street food vendors at Gladag food market, Surakarta. SUBJECT AND METHODS:This was an analytic observational study with cross-sectional design. A random sample of 38 street food vendors at Gladag food market Surakarta. Carbon monoxide was measured by CO meter. Hemoglobin was measured by spectrophotometry. Spearman correlation was used to show the correlation between exposure to carbon monoxide and hemoglobin level among street food vendors. RESULTS: There was positive weak correlation between exposure to carbon monoxide and hemoglobin level among street food vendors, and it was not statistically significant (r=0.15; p=0.362). CONCLUSION: There was positive weak correlation between exposure to carbon monoxide and hemoglobin level among street food vendors.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.