Birth interval less than 2 years and more than 4 years can bring a risk for mother and baby. This review study aimed to identify factors that influence birth interval among couple in childbearing age. This literature review searched by three electronic databases (PubMed, Google Schoolar, and DOAJ) for previous studies using a cross-sectional, case-control study, cohort study, or systematic review study published between 2016 until 2020 for empirical studies on the topic with inclusion and exclusion criteria, with keyword to search empirical studies is “jarak kehamilan”, “factor birth interval”, “factor interpregnancy interval”, “determinant birth interval”. From this study, it’s be found 14 studies which appropriate with inclusion criteria. Include studies were found two-factor influence birth interval; internal factor (n=14) and external factor (n=9). Based on 14 studies obtained, it be found 8 factors influence birth interval from couples in childbearing age. Internal factors that influence birth interval is mother age, birth history, contraception use before pregnancy, breastfeeding history, planned pregnancy, sex child before. External factors influence birth interval is mother education and husband support. Keywords: Birth interval, couples in childbearing age, factors influence

Indonesia adalah negara pada urutan kelima dengan persalinan preterm tertinggi di dunia yaitu sebesar 675.700. Persalinan preterm dapat dipengaruhi oleh umur ibu dan paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dan paritas dengan kejadian persalinan prematur. Metode yang digunakan adalah literature review dengan jenis literature review yang digunakan adalah tradisional literature review. Artikel didapatkan dari 4 database yaitu Pubmed, Google Scholar, Cochrane, dan DOAJ. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur: “Umur Ibu” , “Paritas” , “Persalinan Prematur” , “Maternal Age” , “Parity” , “Preterm Labor” , “Premature Birth”. Hasil penelitian menunjukkan dari 15 jurnal yang didapatkan, didapatkan hasil bahwa (92,3%) mengatakan ada hubungan antara umur ibu dan persalinan prematur dan (7,7%) mengatakan tidak ada hubungan antara umur ibu dan persalinan prematur, (85,7%) mengatakan ada hubungan antara paritas dengan persalinan prematur dan (14,3%) mengatakan tidak ada hubungan antara paritas dengan persalinan prematur. Terdapat hubungan antara umur ibu dan paritas dengan kejadian persalinan prematur sehingga diharapkan tenaga kesehatan mampu memberikan pendidikan kesehatan dan konseling perencanaan kehamilan, memberikan perawatan antenatal yang sesuai standar serta memberikan informasi dan akses kontrasepsi agar dapat mencegah terjadinya persalinan prematur.