Asiklovir termasuk ke dalam biopharmaceuticals classification system (BCS) kelas III. Obat yang tergolong ke dalam BCS kelas III memiliki kelarutan tinggi dan permeabilitas rendah. SNEDDS terbukti dapat meningkatkan kelarutan, disolusi dan permeabilitas obat. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan formulasi SNEDDS asiklovir yang berpotensi untuk peningkatan perrmeabilitas asiklovir. Asam oleat, chremophor RH 40 dan transcutol masing-masing dipilih sebagai minyak, surfaktan dan ko-surfaktan. Sebelum dilakukan pembuatan formulasi SNEDDS asiklovir, dilakukan uji kelarutan asiklovir dalam transcutol HP dan optimasi basis SNEDDS tanpa asiklovir. Uji karakteristik SNEDDS asiklovir meliputi waktu emulsifikasi, visual, ukuran droplet dan indeks polidispersitas. Formulasi SNEDDS dengan perbandingan asam oleat-Smix = 1:9 dan perbandingan chremophor RH 40-transcutol HP = 3:1 menghasilkan nanoemulsi dengan visual transparan dengan waktu emulsifikasi, ukuran partikel dan indeks polidispersitas rata-rata masing-masing sebesar 12,667 ± 0,577 detik, 14,803 ± 4,07 nm dan 0,310 ± 0,104. Formula SNEDDS asiklovir dengan perbandingan asam oleat-Smix = 1:9 dan perbandingan chremophor-transcutol HP = 3:1 merupakan formulasi SNEDDS asiklovir terbaik yang mememenuhi persyaratan visual, waktu emulsifikasi, ukuran partikel dan indeks polidispersitas.
SNEDDS merupakan campuran isotropik yang terdiri dari obat, surfaktan, ko-surfaktan dan minyak. Pengembangan dan optimasi formulasi yang tepat diperlukan untuk meminimalisir waktu, biaya, serta menjamin formulasi yang optimal. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan SNEDDS serta aplikasi simplex lattice design (SLD) dan box behnken design (BBD) dalam optimasi formulasi SNEDDS. Metode yang digunakan dalam menyusun review ini yaitu teknik studi pustaka dengan mencari literatur dalam bentuk data primer berupa jurnal nasional maupun jurnal internasional bahasa Inggris dalam 10 tahun terakhir (2011-2020). Optimasi formulasi SNEDDS dengan SLD dan BBD dilakukan dengan memilih formulasi yang memiliki nilai desirability lebih tinggi. Apabila respon terprediksi dan terukur pada formulasi SNEDDS optimal hasil prediksi SLD menunjukkan nilai p>0,05 pada one sample t-test, maka formulasi SNEDDS optimal dianggap valid. Kedekatan respon terukur dan terprediksi pada metode BBD dilakukan dengan menghitung nilai % bias. Beberapa penelitian menggunakan nilai persen bias (%) untuk mengukur kedekatan antara respon terprediksi dengan respon terukur dengan nilai persen (%) bias berkisar antara -6,04% - 7,3%. Nilai persen (%) bias yang semakin besar menunjukkan semakin besar penyimpangan antara respon terprediksi dengan respon terukur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.