Pemerintah melalui APBN menyediakan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan rehabilitasi. Alokasi DAK yang terbatas mengakibatkan pelaksanaan rehabilitasi harus dilakukan secara bertahap tetapi berkelanjutan, sehingga diperlukan analisis prioritas rehabilitasi. Studi kasus pada penelitian ini adalah penentuan prioritas rehabilitasi pada bendung Cokrobedog, bendung Gamping, bendung Pendowo, dan bendung Pijenan. Keempat bendung tersebut berada di Kali Bedog, Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam analisis prioritas dalam penelitian ini adalah metode Multi Attribute Decision Making (MADM) yaitu AHP, ELECTRE, SAW, TOPSIS, dan WP. Kriteria penilaian yang digunakan adalah kondisi prasarana, ketersediaan air, dan luas area irigasi dengan persentase bobot kriteria penilaian sebesar 57, 29, dan 14. Penilaian kondisi prasarana menunjukkan bahwa kerusakan bendung Gamping sebesar 44,66% tergolong dalam kondisi rusak berat. Kerusakan bendung Cokrobedog, Pendowo dan Pijenan masing-masing sebesar 36,11%, 33,57% dan 30,30% tergolong dalam kondisi rusak sedang. Urutan prioritas rehabilitasi bendung cenderung tidak dimulai dari luas area irigas terbesar. Metode TOPSIS merupakan metode MADM yang paling sesuai diterapkan dalam penentuan prioritas rehabilitasi karena mempunyai nilai akhir yang beda nyata.
Sedimentasi waduk merupakan permasalahan yang sangat penting dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan waduk. Perkembangan sedimentasi waduk dapat dilihat dari hubungan antara kapasitas tampungan dan elevasi atau sering disebut kurva H-V. Kurva ini dapat dibuat dengan melakukan pengukuran echosounding secara periodik. Namun, dalam beberapa kasus banyak waduk tidak melakukan ini karena pertimbangan biaya, oleh karena itu, perlu digunakan pendekatan model seperti Emperical Area Reduction Method (EARM). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat akurasi model distribusi sedimen EARM agar dapat digunakan untuk memprediksi kurva H-V.Lokasi penelitian inidi Waduk Mrica yang berada di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara.Tahapan analisis meliputi menganalisis kondisi sedimentasi waduk, menganalisis prediksi kurva H-V dengan model EARM, dan mengevaluasi kesesuaian model untuk mengetahui tingkat akurasi berdasarkan nilai korelasi (R) dan Relative Mean Error (RME).Waduk Mrica mengalami tingkat sedimentasi yang sangat tinggi dengan laju sedimentasi waduk rerata sebesar 3,951 juta m 3 /tahun. Laju sedimentasi berangsur mengalami penurunan akibat mulai adanya pengelolaan sedimentasi di Waduk Mrica. Pendekatan dengan model Emperical Area Reduction Method (EARM) untuk memprediksi kurva H-V sangat ideal digunakan di Waduk Mrica. Hasil evaluasi dari prediksi model terlihat nilai korelasi mendekati kondisi ideal (R 2 = 1) dan nilai RME hanya bekisar antara 0 -11%, artinya prediksi kurva H-V dengan model EARM menunjukkan korelasi yang sangat kuat dengan data lapangan dari pengukuran echosounding.
Teknologi yang berbeda pada IPAL komunal memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap kadar parameter BOD, COD dan TSS di tampungan inlet dan outlet. Penurunan efektivitas kadar BOD, COD dan TSS dihitung dengan menggunakan rumus efisiensi removal. Hasil analisis efektivitas kadar parameter untuk BOD IPAL Gambiran adalah sebesar 24,01%, sedangkan pada IPAL Mendiro sebesar 70,72% di outlet awal dan 95,85% di outlet akhir. Efektivitas penurunan kadar COD pada IPAL Gambiran adalah sebesar 45%, sedangkan IPAL Mendiro mengalami penurunan sebesar 78,33% di outlet awal dan 85,83% di outlet akhir. Nilai efektivitas kadar TSS pada IPAL Gambiran sebesar 40%. Pada saat yang sama, IPAL Mendiro mengalami penurunan kadar yang cukup tinggi yaitu sebesar, 94,37% di outlet awal dan 98,12% di outlet akhir. Adanya tambahan teknologi RBC pada IPAL Mendiro memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menurunkan kadar parameter yang ditinjau. Teknologi RBC mampu menurunkan 85,84% BOD, 34,61% COD dan 66,66% TSS. Efektivitas RBC dihitung berdasarkan nilai pada outlet awal dengan outlet akhir.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.