Maraknya penggunaan sepeda motor pada remaja berusia di bawah usia untuk memiliki SIM (17tahun) merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuigambaran mengenai perilaku berkendara sepeda motor pada remaja berusia di bawah 17 tahun diKota Tegal. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pmeberian kuesioner kepada siswaberusia di bawah 17 tahun di SMPN 1 Kota Tegal, SMAN 1 Kota Tegal, dan SMAN 5 Kota Tegal.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalahmayoritas responden mengaku telah dapat mengendarai sepeda motor dan hal ini pun lazim terjadi dilingkungan tempat tinggalnya, terdapat kecenderungan usia untuk mengendarai sepeda motor untukpertama kalinya semakin muda, responden laki-laki dan berusia maupun tingkat usia lebih tinggi lebihberikisi, dan responden yang belum bisa mengendari sepeda motor cenderung untuk tidakberkeinginan untuk belajar menegendarainya pada saat ini.
For the past 50 years, Traffic Conflict Technique (TCT) has been growing rapidly as Surrogate Safety Measure (SSM). Unfortunately, the study of TCT as a road safety analysis tool in Indonesia is still limited. This article aims to describe the developments of TCT, regarding to the use of manual observation, automated video analysis and simulations with the Surrogate Safety Assessment Model (SSAM). This article also aims to identify the challenges of TCT implementation in improving road safety in Indonesia. Thus, it is expected to inspire researchers in Indonesia to develop TCT, for example by using Unmanned Aerial Vehicle (UAV) and microsimulation in TCT studies.
Penelitian ini merupakan studi pendahuluan mengenai perilaku berkendara anak di bawah umurditinjau dari Theory of Planned Behavior (TPB). Langkah awal dalam penyusunan kuesioner TPBadalah mengidentifikasi keyakinan-keyakinan yang menonjol (salient beliefs) sebagai dasarpembentukan sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku. Keyakinan-keyakinan yangmenonjol ini menjadi dasar penyusunan soal pada kuesioner, yang hasilnya akan digunakan untukmenyusun model perilaku berkendara pada anak di bawah umur. Pengumpulan data pada penelitianini menggunakan kuesioner terbuka, dengan responden yaitu siswa berusia di bawah 17 tahun diSMPN 1 Kota Tegal, SMAN 1 Kota Tegal, dan SMAN 5 Kota Tegal. Teknik analisis data yang digunakanadalah analisis isi. Behavior beliefs yang didapatkan adalah tidakmerepotkan orang tua, lebihcepatsampai tujuan, ditilang polisi, dan terlibat kecelakaan lalu lintas. Normative beliefs yang didapatkanadalah orang tua dan teman. Control beliefs yang didapatkan adalah adanya kebutuhan, tidakmemiliki SIM, ijin orang tua, dan kepercayaan diri.
Semakin maraknya fenomena anak di bawah umur yang telah bisa berkendara sepeda motor dewasa ini semakin memprihatinkan. Salah satu faktor yang ditengarai menjadi penyebabnya adalah izin orang tua terhadap anak untuk berkendara. Untuk itu studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran perilaku berkendara anak di bawah umur ditinjau dari izin dan persepsi orang tua. Responden studi ini adalah orang tua siswa SMP di 13 sekolah di Kota Tegal. Pemilihan sekolah dilakukan secara purposive sampling, dengan jumlah responden 711 orang. Instrumen pengumpulan data dalam studi ini adalah kuesioner yang disajikan secara online. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil studi ini menunjukkan bahwa terdapat 37% responden yang melaporkan bahwa anaknya sudah bisa mengendarai sepeda motor. Mayoritas responden yang anaknya sudah bisa berkendara sepeda motor mengizinkan anaknya tersebut berkendara (64,3%). Terdapat 5,6% responden yang anaknya belum bisa berkendara sepeda motor berpeluang untuk mengizinkan anaknya tersebut berkendara. Mayoritas responden mempersepsikan bahwa anak di bawah umur sudah bisa berkendara sepeda motor merupakan perilaku yang berbahaya, tidak menguntungkan, dan melanggar peraturan lalu lintas. Diperlukan studi lebih lanjut untuk mengungkap faktor-faktor berperan penting dalam mendorong orang tua untuk mengjinkan anaknya berkendara.
Chicane merupakan salah satu perangkat traffic calming yang banyak digunakan di negara maju. Penelitian mengenai efektivitas chicane sebagai perangkat traffic calming telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menggunakan simulasi lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan alternatif cara simulasi yang lebih efisien dan aman, disamping juga bisa dapat menganalisis Measure of effectiveness (MOE) dengan lebih komprehensif. Dengan menggunakan data sekunder berupa data observasi geometrik jalan, volume kendaraan, komposisi kendaraan, dan kecepatan kendaraan maka dibuatlah model penerapan chicane dengan menggunakan VISSIM. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa VISSIM dapat digunakan untuk mensimulasikan penerapan traffic calming, dalam hal ini chicane. MOE yang dihasilkan adalah kecepatan setempat, kecepatan tempuh, kepadatan dan tundaan. Dengan demikian terbuka peluang untuk dapat memanfaatkan VISSIM sebagai alat bantu penerapan traffic calming, maupun pengembangan chicane secara khusus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.