I-spring presenter adalah aplikasi yang mengubah file presentasi menjadi flash dan dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam Microsoft Powerpoint, sehingga mudah digunakan yang didesain untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitan ini bertujuan untuk mengembangkan media pemebalajaran interaktif berbasis i-spring presenter untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV Sekolah Dasar. Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan dengan I-Spring terdiri dari tujuh bagian: (1) Kompetensi inti / Kompetensi dasar, (2) bagan ide, (3) materi, (4) kuis, (5) video, (6) pedoman penggunaan, (7) profil perkembangan. Model pengembangan ADDIE digunakan dalam model pengembangan ini. Dalam laporan ini, terdapat lima tahapan 1) analisis (analysis); (2) desain (desain); (3) pembangunan (development); (4) implementasi (implementasi); dan (5) evaluasi (Evaluation). Perhitungan koefisien validitas materi diperoleh koefisien validitas 0,8, tergolong dalam tingkat validitas sedang. Selanjutya, untuk perhitungan koefisien validitas media diperoleh koefisien validitas 0,9, tergolong dalam tingkat validitas tinggi. Berdasarkan Uji Paired Sample T-test di peroleh nilai Sig. (2-tailed). 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan multimedia interaktif berbasis I-Spring presenter yang dikembangkan terhadap keterampilan berfikir kritis siswa
ABSTRAKMasyarakat yang tinggal di kepulauan bisa menjadi korban, perjalanan jauh menyeberangi pulau dan biaya tidak sedikit menjadi sia-sia karena rumah sakit terpaksa menolak pasien rujukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi proses sistem rujukan Pasien BPJS di Puskesmas Pulau Barrang Lompo dengan pendekatan kualitatif (studi kasus) melalui Indepth Interview. Informan dalam penelitian adalah petugas kesehatan dan pasien rujukan BPJS yang ditentukan dengan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dirujuk sesuai SOP rujukan, dilakukan sosialisasi SOP secara online. Komunikasi pra rujukan dilakukan pihak puskesmas namun terkadang terjadi kesalahan, fasilitas kesehatan atau pelayanan yang ada tidak sesuai dengan diagnosa penyakit pasien, dan pasien akan kembali dirujuk ke rumah sakit lain dengan tiba-tiba tanpa adanya komunikasi. Sistem pencatatan dan pelaporan dilakukan menggunakan buku komunikasi rujukan lalu diinput dalam komputer dan dilaporkan setiap bulannya kepada Dinas Kesehatan dan BPJS. Disimpulkan bahwa proses rujukan telah sesuai SOP, dilakukan komunikasi pra rujukan namun terkadang terjadi kesalahan informasi dan sistem pencatatan dan pelaporan rutin dilaporkan.
BACKGROUND: The low activity of community-based surveillance (CBS) cadres reflects the inadequate implementation of the CBS program. It can hinder the CBS program’s success. AIM: This study aimed to increase the activeness of CBS cadres through interpersonal communication and module development. METHODS: This research was a quasi-experimental research with the non-randomized pre-test and post-test control group design. This study’s population was all 48 cadres of CBS. They were not active in several subdistricts, including Tanete Riaja subdistrict, Barru subdistrict, Balusu subdistrict, and Mallusetasi subdistrict. The intervention sample was 20 people in the Tanete Riaja subdistrict. The control sample was 20 people scattered in the subdistricts of Barru, Balusu, and Mallusetasi, obtained by purposive sampling. Data analysis used the Chi-square test. RESULTS: There are differences in the increase before and after the interpersonal communication intervention and module development, from 0% to 65%. There was a difference in increasing activeness in the interpersonal communication intervention group and module development compared to the control group, which was only given module development (0.011). CONCLUSION: There were differences in the increased activity before and after interpersonal communication intervention and module development. There was a higher increase in the interpersonal communication intervention group and module development than only module intervention. It is suggested that the health office provides modules and interpersonal communication training to CBS cadres.
This study aimed to determine how the influence self-efficacy on students' learning outcomes. This research included causal ex-post facto research. The research subjects were elementary school students (SD) with a sample of 27 students. Research data collection was carried out by providing instruments in the form of self-efficacy questionnaires and multiplechoice tests that were used to collect information on science learning outcomes, made by adjusting the basic competencies used in the cognitive domain. The results of this study were based on the calculation of the correlation between self-efficacy and learning outcomes showing a correlation coefficient of 0.029 with p <0.05, meaning Ho was rejected and Ha is accepted, if self-efficacy is good, student learning outcomes will be high. There is a positive and significant correlation between self-efficacy and student learning outcomes. From the results of this study, one of the successes of student learning was seen from the level of selfefficacy so that this assessment can be used as a basis for consideration and solutions for teachers in carrying out the teaching and learning process.
Latar : Kerentanan ibu hamil terhadap infeksi covid-19 karena ada perubahan tubuh dan sistem imunitas. Menurut Unicef, (2020) layanan ANC terhenti sebesar 46% disebabkan faktor kekhawatiran (64 %). Semua Ibu hamil berisiko mengalami komplikasi, karena itu tetap harus memanfaatkan pelayanan ANC. Dibutuhkan model komunikasi efektif untuk memberikan pemahaman agar ibu hamil dapat mengatasi kehawatirannya. Model komunikasi kelompok dalam bentuk kelas ibu hamil yang dicanangkan pemerintah sudah terlaksana, namun perlu dibandingkan dengan model komunikasi interpersonal. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis model komunikasi yang dapat menguatkan perilaku ibu hamil memanfaatkan ANC selama pandemik. Metode : Quasi eksperiment rancangan the nonequivalent control group design. Penelitian dilakukan di Puskesmas Bilokka pada bulan Mei-Juli-2021. Penentuan sampel menggunakan perposive sampling. Analisis data bivariat menggunakan uji t berpasangan dan wilcoxon. Hasil : Terdapat peningkatan mean niat (2,1), pengetahuan (1,56), sikap (2) dan tindakan (0,5) responden pada kelompok intervensi. Begitu juga kelompok kontrol diperoleh niat (2,2) dan pengatahuan (0,75), sikap (0,6), dan tindakan (0,38). Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p-value niat kedua kelompok (0,032 dan 0,025<0,05). Pada tindakan diperoleh nilai p-value=0,023<0,05 pada kelompok intervensi, pada kelompok kontrol nilai p-value=0,059>0,05. Hasil uji t berpasangan diperoleh nilai p-value pengetahuan kedua kelompok (0,000 dan 0,023 <0,05), namun pada sikap diperoleh nilai p-value=0,018<0,05 pada kelompok intervensi sedangkan kelompok kontrol nilai p-value=0,470>0,05. Kesimpulan : Terdapat perbedaan niat dan pengetahuan ibu hamil sebelum dan setelah edukasi dengan model komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Terdapat perbedaan sikap dan tindakan ibu hamil sebelum dan setelah edukasi dengan model komunikasi interpersonal, namun tidak terdapat perbedaan dengan model komunikasi kelompok.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.