Background Malaria screening for blood derived from any donors prior to transfusions is a standard procedure that should be performed; but, in fact, it is not routinely conducted. In case of the blood is infected with Plasmodium spp., the survival of parasites may be depending on, or even influencing, the profile of red blood cells (RBCs). Methods This observational longitudinal study was conducted upon 55 bags of donor blood that randomly selected. Malaria infections were detected using Rapid Diagnostic Test/RDT with thin and thick blood smear confirmation. The changes of Plasmodium spp. viability and RBCs profiles, as well as other hematological parameters, were observed from the results of routine hematological examinations which were performed on days 1,7,14 and 21 of storage. Results Among 55 blood samples, there were 17 and 38 bags, respectively, positive and negative for malaria, then used for analysis as the case and control groups. There were significant decreasing values (p<0.05) of all routine blood examination parameters of donor blood, started from days 1, 7, 14, 21, and 28. There were no differences in decreasing profiles between those infected and non-infected donor blood (p>0.05). On days 21 and 28 none of the positive samples still contained parasites. Conclusion Erythrocytes profiles of donor blood significantly decreased with the duration of storage, but were not influenced by the presence of Plasmodium spp.

No abstract

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya dan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Stunting masih menjadi permasalahan gizi dan tumbuh kembang anak di Indonesia. Berdasarkan data Puskesmas Lampihong Kabupaten Balangan jumlah balita yang mengalami stunting pada Agustus 2021 sebanyak 296 balita (28,3%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan balita dan pendapatan orangtua dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lampihong. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional analitik dengan rancangan case control, teknik sampling menggunakan simple random sampling sebanyak 30 responden balita stunting sebagai kelompok kasus dan 30 responden balita tidak stunting sebagai kelompok kontrol analisis data menggunakan analisis bivariate dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan tidak tepat 66,7% pada kelompok kasus dan 23,3% kelompok kontrol dan tingkat pendaptan rendah 80,0%  pada kelompok kasus dan 56,7% kelompok kontrol. Hasil statistik didapatkan nilai p=0,002 dan OR=6,571 untuk hubungan pola makan, dan nilai p=0,096 untuk hubungan pendapatan dengan kejadian stunting, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola makan balita dengan kejadian stunting pada balita dan tidak terdapat hubungan pendapatan orangtua dengan kejadian stunting pada balita.