AbstrakSalah satu sumber mata air artesis adalah mata air pegunungan. Curah hujan yang normal dan lingkungan yang hijau serta kontinuitas dapat membantu ketersediaan sumber air. Hal tersebut dapat terus memberi pasokan air yang cukup untuk masyarakat. Desa Kedungoleng merupakan Desa yang terletak di perbukitan di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Topografi Desa Kedungoleng yang berbukit-bukit serta jauh dari mata air menjadi kelemahan Desa tersebut untuk mendapatkan air bersih. Warga Kedungoleng mengandalkan air hujan, sumur gali dan pemandian umum untuk kebutuhan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Air bersih di Desa Kedungoleng berasal dari mata air di perbukitan yang kemudian di tampung pada pemandian umum. Pemandian umum ini merupakan satu-satunya sumber air yang mudah didapatkan dan seluruh warga menggunakan air tersebut sehingga saling berebut. Namun dibutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak, serta harus menempuh jarak yang jauh sehingga sangat tidak efektif bagi warga untuk membawa air bersih ke rumah. Beberapa warga mempunyai sumur gali akan tetapi air tersebut berwarna kuning dan berbau serta tidak layak untuk konsumsi air minum. Tujuan dari pengabdian untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang memadai dan berkesinambungan bagi masyarakat dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas sehingga terjadi peningkatan kesehatan dan kualitas hidup bagi masyarakat di Desa Kedung Oleng. Metode pelaksaan kegiatan pengabdian ini merancang perbaikan sanitasi tandon air yang berupa pembuatan bak air. Pembuatan tandon air diharapakan mampu memenuhi kebutuhan air bersih pada setiap saat. . Kata Kunci: air bersih, pemandian umum, tandon. AbstractOne source of artesian springs is mountain springs. Normal rainfall and a green environment and continuity can help the availability of water sources. This can continue to provide adequate water supply for the community. Kedungoleng Village is a village located in the hills in the District of Paguyangan, Brebes Regency. The hilly topography of the village of Kedungoleng and far from the springs is the weakness of the village to get clean water. Kedungoleng residents rely on rain water, dug wells and public baths to fulfill their daily needs. Clean water in Kedungoleng Village comes from a spring in the hills which is then accommodated in a public bath. This public bath is the only source of water that is easily available and all residents use the water so they scramble. But it takes a lot of time and energy, and must travel long distances so it is very ineffective for residents to bring clean water to their homes. Some residents have dug wells but the water is yellow and smelly and not suitable for drinking water consumption. The
Pembelajaran secara blended learning memiliki masalah yaitu ketika pembelajaran sedang berlangsung mahasiswa menyepelekan terutama ketika pelaksanaan yang dilakukan secara online dan kesadaran mahasiswa terhadap lingkungan sekitar masih kurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran blended learning dengan memanfaatkan media sosial yang berwawasan lingkungan. Pengembangan ADDIE merupakan suatu model pengembangan yang terdiri dari Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation yang merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data berupa instrumen yang terdiri dari instrumen media dan istrumen materi, kemudian dari hasil tersebut dilakukan analisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil yang diperoleh yaitu instrumen dari pengembangan model pembelajaran secara blended learning berbasis media sosial yang berwawasan lingkungan menunjukkan hasil valid dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Kemudian hasil angket respon dari mahasiswa menunjukkan hasil sebesar 81,07% (masuk kategori sangat kuat). Sehingga model pembelajaran blended learning yang menggunakan aplikasi media sosial dengan konten yang berwawasan lingkungan bisa untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Pelabuhan perikanan merupakan kawasan pengembangan industri perikanan yang merupakan embrio pembangunan perekonomian di suatu daerah. Keberadaan pelabuhan perikanan juga merupakan salah satu upaya dalam rangka mempercepat kemajuan kawasan pesisir, dengan mengoptimalkan sumberdaya pantai, melalui peningkatan sarana dan prasarana di bidang perikanan. Bahan limbah yang berada di wilayah pesisir sebagian besar dibuang ke laut. Aktivitas rutin yang terjadi di pelabuhan perikanan berpotensi sebagai sumber pencemaran. Persepsi masyarakat positif tidak selalu berbanding lurus dengan keberhasilan kegiatan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tasikagung. Hal tersebut harus didukung oleh penyediaan infrastruktur yang baik meliputi fasilitas dasar dan fasilitas fungsional. Namun, pada kenyataannya fasilitas tersebut belum terpenuhi maksimal menyebabkan polusi organik di wilayah perairan pelabuhan perikanan pantai Tasikagung. Hal tersebut karena limbah yang berasal dari aktivitas perikanan berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan perairan diantaranya sampah yang merupakan salah satu bahan utama yang terkandung dalam buangan limbah domestik. Sampah organik merupakan sampah yang dalam proses penguraian memerlukan oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi pengendalian pencemaran organik di pelabuhan perikanan pantai Tasikagung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode random sampling diperoleh dari pihak-pihak yang terkait diantarnya nelayan, pedagang, pengolah ikan dan masyarakat desa Tasikagung yang dipilih secara untuk dijadikan sampel penelitian yang mewakili populasi. Metode purposive untuk menganalisis strategi pengendalian pencemaran organik di Pelabuhan perikanan pesisir Tasikagung digunakan Analisis metode Hierarchy Process dengan mewawancarai para ahli terkait dengan kegiatan ini. Aspek tingkat yang harus diperhatikan dalam pengendalian pencemaran organik di pelabuhan perikanan pantai Tasikagung termasuk kualitas air (0,528), persepsi masyarakat (0,333) dan kegiatan pelabuhan (0.140). Sementara itu, tingkat alternatif barisan termasuk kesadaran masyarakat tentang sanitasi lingkungan (0,437), pengadaan IPAL di pelabuhan (0,328), penegakan hukum (0,168) dan membersihkan laut dari sampah (0,068)
Air is one of the most important elements of life for living things in the world. For humans, the air is an element that is very concerned because it is related to health. In Jakarta, the Air Pollution Standard Index (ISPU) is ranked second as the capital city of a country with poor air quality. Air quality in Jakarta is monitored by an Air Quality Index (AQI) of 160 with parameters in the form of very small pollutant particles with a diameter of fewer than 2.8 micrometres (PM 2.8). The Indonesian government has made efforts to reduce the air pollution index, such as reducing the number of vehicles with odd-even systems, users of environmentally friendly transportation modes such as MRT, LRT, Trans and clearing green lands in the city centre.The purpose of this research is how we make a tool that can determine the quality of the air around us and can be carried (portable) anywhere easily. By the 4.0 industrial revolution that everything has been integrated with the Internet of Things (IoT) technology where the public can find out the air condition in real-time. In this research, later using the prototype method as a test. The main components are sensors consisting of MQ-6 (CO2 and smoke), MQ-7 (CO, LPG, CH4), MQ135 (Butane, AirQuality), and DHT-11 (Humidity, temperature)From the research that has been done where the air quality in urban areas has a low air quality index by measuring it using a prototype consisting of a gas sensor and Arduino microcontroller which has been made to produce an average CO2 of 25 ppm, CO 2330 which has exceeded the threshold, while NH3 1.23 and C4H10 1120 are still below the threshold. These values are influenced by pollutants generated by transportation such as motorbikes, cars, and land transportation
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.