The developmentof technology causeschildren to spend time withgadgets. Meanwhile, their outdoor activities are reduced. The use ofgadget with close distances and long durations results in the eyes being continuously accommodated so that it can cause myopia. This Study aimed to analyze the correlation betweengadget useand myopia in children. The research uses a quantitative descriptive correlation study with a literature review approach. The databases used are PubMed, Garba Garuda, and Google Scholar. Articles are selected based on the suitability of keywords, topics and inclusion and exclusion criteria that have been determined. The articles used in researching five articles from 2011-2021. The critical research instrument used is the JBI (The Joanna Briggs Institute) instrument. The results of the literature review of 5 articles showed that duration ofgadgets use wasmostly more than 2 hours (60.0% or 136 respondents). The distance of gadgets use was mostly less than30cm (59.5% or 176 respondents). The position of gadget use was mostly in the sleeping position (64.3% or 146 respondents). Myopiarefractive disorderswere 176 (31,3%). Three articles showed a correlation between viewing distanceusing gadgets and myopia with a p-value <0.05. There was no correlationbetween duration and position ofgadget use with myopia with p-value >0.05. Of the five articles, there are three articles that have a relationship between the distance between gadget use and myopia with a p-value <0.05.Keywords: Children; gadgets; myopia AbstrakSemakin berkembangnya teknologi menyebabkan anak menghabiskan waktu dengan gadget, sementara aktivitas di luar ruangan menjadi berkurang. Penggunaan gadget dengan jarak yang dekat dan durasi yang lama berakibat pada mata yang terus menerus berakomodasi sehingga dapat menyebabkan terjadinya miopia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan gadget terhadap miopia pada anak secara literature review. Penelitian menggunakan metode kuantitatif jenis studi deskriptif korelatif dengan pendekatan literature review. Database yang digunakan PubMed, Garba Garuda, dan Google Scholar. Artikel diseleksi berdasarkan kesesuaian kata kunci, topik serta kriteria inklusi dan eksklusi yang tekah ditentukan. Artikel yang digunakan dalam penelitian berjumlah lima artikel rentang waktu 2011-2021. Instrumen telaah kritis yang digunakan adalah instrumen JBI (The Joanna Briggs Institute). Hasil penelitian literature review dari ke lima artikel menunjukan durasi penggunaan gadget sebagian besar >2 jam sebanyak 136 (60,0%), jarak penggunaan gadget sebagian besar <30cm sebanyak 176 (59,5%), dan posisi penggunaan gadget sebagian besar pada posisi tidur sebanyak 146 (64,3%). Gangguan refraksi miopia sebanyak 176 (31,3%). Dari kelima artikel terdapat tiga artikel yang ada hubungan antara jarak pandang penggunaan gadget dengan miopia dengan p-value <0,05. Dari kelima artikel terdapat tiga artikel yang tidak ada hubungan durasi dan dari ketiga artikel terdapat dua artikel yang tidak ada hubungan posisi penggunaan gadget dengan miopia dengan p-value >0,05. Dari kelima artikel terdapat tiga artikel yang ada hubungan antara jarak penggunaan gadget terhadap miopia dengan p-value <0,05.Kata kunci: Anak; gadget; miopia
The spread of COVID-19 is rampant. Every individual is at risk of being infected and transmitted. Hygiene Behavior and Healthy Lifestyle are recommended to prevent COVID-19 infection. This study aims to describe hygiene behavior and a healthy lifestyle (washing hands, physical activity, consumption of fruits and vegetables, wearing mask, social distance) during the COVID-19 pandemic. This research is a literature review research. The subjects of this study were people aged over 16 years. The method used is to search for articles ranging from 2019-2021, through a database in the form of PubMed using the keywords "Health behavior" AND "Coronavirus Disease 2019" AND "public" and Google Scholar using the keywords "Clean and Healthy Living Behavior in the Community during the Covid pandemic. -19” then assessed using a hawker. Five articles were indentified. The findings highlight the hand washing behaviour during the Covid-19 pandemic: 5,329 (82.5%) always hand wash with soap and water, 38 (35.3%) often apply six steps wash their hands, 59 (83.1%) always hand wash with soap and water after leaving the house, 54 (76.1%) always hand wash with soap and water before eating, 35 (49.3%) always hand wash with soap and water after holding money, and 142 (39.6%) wash their hands before touching food. The physical activity during the COVID-19 pandemic: 41 (38%) rarely, 199 (55.1%) 150 minutes/week, and 3,960 (73.8%) less than three times in a week. Fruits & vegetables consumption during the COVID-19 pandmic: 3,309 (49.7%) sometimes, 96 (50.26%) sometimes, and 289 (80.0%) consume fruits & vegetables. The use of masks during the COVID-19 pandemic: 102 (57%) always, and 188 (98.4%) using masks . Meanwhile, social distancing during the COVID-19 pandemic is 37 (8.6%) never, 6 (1.3%) sometimes, 34 (8.0%) and always 355 (82.1%). People have hygiene behavior and a healthy lifestyle to minimize the transmission of COVID-19.Keywords :COVID-19, Community, PHBS. AbstrakPenyebaranCovid-19semakin tidak terkendali, setiap individu resiko tertular dan menularkan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di anjurkan pemerintah sebagai pencegahan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran PHBS (Cuci tangan, aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, memakai masker, menjaga jarak)masyarakat di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan pennelitian literature review. Subjek penelitian ini masyarakat yang berumur diatas 16 tahun. Metode yang digunakan yaitu mencari artikel rentang tahun 2019-2021, melalui database berupa PubMed menggunakan kata kunci “Health behavior” AND “Coronavirus Disease 2019” AND “public” dan Google Scholar menggunakan kata kunci “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Masyarakat di masa pandemi Covid-19” lalu di nilai menggunakan hawker. Hasil penelitian literature review dari 5 artikel menunjukkan bahwa cuci tangan masyarakat di masa pandemi Covid-19 : 5.329 (82,5%) selalu CTPS, 38 (35,3%) sering cuci tangan 6 langkah, 59 (83,1%) selalu CTPS setelah keluar rumah, 54 (76,1%) selalu CTPS sebelum makan, 35 (49,3%) selalu CTPS setelah memegang uang, dan 142 (39,6%) cuci tangan sebelum menyentuh makanan.Aktivitas fisik masyarakat di masa pandemi Covid-19 : 41 (38%) jarang, 199 (55,1%) 150menit/minggu, dan 3.960 (73,8%) <3X seminggu.Konsumsi buah & sayur masyarakat di masa pandemi Covid-19 :3.309 (49,7%) kadang-kadang, 96 (50,26%) kadang-kadang, dan 289 (80,0%) mengkonsumsi buah & sayur. Penggunaan masker masyarakat di masa pandemi Covid-19 : 102 (57%) selalu, dan 188 (98,4%) menggunakan masker. Sedangkan jaga jarak masyarakat di masa pandemi Covid-19 yaitu 37 (8,6%) tidak pernah, 6 (1,3%) kadang-kadang, 34 (8,0%) dan selalu 355 (82,1%). PHBS sudah dilakukan masyarakat untuk meminimalisir penularan Covid-19.Kata Kunci :Covid-19, Masyarakat, PHBS.
Vaksinasi Covid 19 merupakan salah satu pencegahan penularan Covid 19. Minimnya pengetahuan masyarakat akan vaksinasi Covid 19 dan kurangnya informasi tentang vaksinasi Covid 19 menjadi salah satu faktor penyebab masyarakat takut akan vaksin. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah memberikan edukasi tentang vaksinasi covid 19. Penyuluhan dilakukan melalui metode paparan, tanya jawab, pengisian kuesioner. Data diambil melalui pengisian kuesioner, wawancara dan observasi yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Terlihat peningkatan pemahaman peserta tentang vaksinasi sebesar 100% (50 peserta), pemahaman tentang protokol kesehatan sebesar 100% (50 peserta), pemahaman tentang gejala yang ditimbulkan setelah melakukan vaksinasi Covid 19 sebesar 90% (45 peserta), dan pemahaman tentang penatalaksanaan yang bisa dilakukan di rumah setelah melakukan vaksinasi Covid 19 sebesar 90% (45 peserta).
The problem of malnutrition is still widespread in developing countries, including Indonesia. Malnutrition can limit the ability of individuals to reach their maximum potential. Factors that influence undernutrition need to be identified to reduce the number of undernourished children under five. To analyze the factors related to malnutrition in children aged 0-5 years. This study used a literature review method. The online database was used to search articles related to themes. Those were Google Scholar and PubMed. Articles were selected based on the suitability of keywords, topics and inclusion and exclusion criteria that have been determine. The results of this study showedthat there were 10 factors related to under-nutrition in toddlers, namely parenting, mother's knowledge about nutrition, history of exclusive breastfeeding, age of toddlers, food intake, mother's perception of nutritional status, drinking water consumption, child's weight at birth, monitoring growth and development, and history of infectious diseases. The ten factors related to malnutrition in children under five were obtained from valid scientific evidence so that they can be used as scientific references to be applied as nursing care interventions.Keywords: Undernourished children under five, Causative factors AbstrakMasalah gizi kurang sampai saat ini masih tersebar di negara-negara berkembang termasuk negara Indonesia. Gizi kurang dapat membatasi kemampuan individu untuk mencapai potensi maksimalnya. Faktor yang mempengaruhi gizi kurang perlu diidentifikasi untuk mengurangi angka gizi kurang pada balita. Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada balita usia 0-5 tahun. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Database yang digunakan untuk pencarian artikel berkaitan dengan tema yang diambil dari beberapa search engine yaitu Google Scholar dan PubMed. Artikel diseleksi berdasarkan kesesuaian dengan kata kunci, topik serta kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Hasil penelitian ini terdapat 10 faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada balita yaitu pola asuh, pengetahuan ibu tentang gizi, riwayat ASI ekslusif, usia balita, asupan makan, persepsi ibu tentang status gizi, konsumsi air minum, berat badan anak saat lahir, pemantauan tumbuh kembang, dan riwayat penyakit infeksi. Kesepuluh faktor yang berhubungan dengan gizi kurang pada balita ini didapatkan dari bukti ilmiah yang valid sehingga dapat dijadikan referensi ilmiah untuk diaplikasikan sebagai intervensi asuhan keperawatan.Kata kunci: Balita gizi kurang, faktor penyebab.
Poor nutritional status has an impact on the body of toddlers, namely toddlers will experience failure to grow. Thear bodies will become short. They may also experience malnutrition if they do not get the right nutritional intak, especially during this Covid-19 pandemic. Therefore, to prevent nutritional problems, it is very necessary to monitor their nutritional status. To analyze the nutritional status of children aged 0 to 5 years old during the Covid-19 pandemic. The method used in this research is a literature review. The selected articles where published in 2019-2021from the science direct database (1 article) and Google Scholer (4 article). The results were obtained according to the keywords and inclusion criteria. Then, they were analyzed using the JBI instrument. The result were concluded by using BMI and BB/U measurement tools. Characteristics of children were fount in 3 articles. It was the age period of aged 0 to 3 years. the gender characteristics of children were found in 3 article. It was male. The nutritional status of children aged 0 to 5 years are mostly good/normal nutritional status with a total of 358 children. Based on the overview of nutritional status in children aged 0 to 5 years during the Covid-19 pandemic, most of the nutritional status is good / normal.Keywords: Nutritional status; Children aged 0 to 5 years; Covid-19 pandemic; AbstrakKeadaan status gizi yang tidak baik memiliki dampak terhadap tubuh balita yaitu balita akan mengalami kegagalan dalam tumbuh, tubuh akan menjadi pendek dan mengalami malnutrisi apabila tidak mendapatkan asupan nutrisi yang benar. Terutama pada masa pandemi Covid-19 ini, agar anak tidak mengalami masalah gizi maka sangat diperlukan pemantauan status gizinya. Untuk melakukan analisis pada Status Gizi pada anak usia 0 sampai 5 tahun pada masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literature review, pencarian artikel pada rentang waktu 3 tahun yaitu 2019-2021 melalui penelusuran database science direct 1 artikel dan google scholar 4 artikel. Hasil pencarian didapatkan sesuai kata kunci dan kriteria inklusi, dianalisa menggunakan instrument JBI. Dengan menggunakan alat ukur IMT dan BB/U lalu disimpulkan. Karakteristik anak terdapat 3 artikel yaitu berusia 0 sampai 3 tahun, karakteristik jenis kelamin anak terdapat dari 3 artikel yaitu laki-laki, status gizi anak usia 0 sampai 5 tahun mayoritas berstatus gizi baik/normal dengan jumlah sebanyak 358 anak. Gambaran terhadap status gizi pada anak usia 0 Sampai 5 Tahun di masa pandemi Covid-19 mayoritas status gizi memiliki status gizi baik / normalKata kunci: Status Gizi; Anak usia 0 Sampai 5 Tahun; Pandemi Covid-19;
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.