Aktifitas fisik merupakan gerakan tubuh dimana untuk melakukan sebuah gerakan itu, tubuh memerlukan tenaga yang cukup. Aktifitas fisik yang di lakukan dengan berlebihan akan mengakibatkan seseorang akan mudah mengalami kelelahan sehingga akan berdampak pada kualitas tidur lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia di Posyandu Lansia Wulan Erma Kelurahan Menanggal Surabaya. Desain penelitian ini menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional, Populasi 63 lansia di Posyandu Lansia Wulan Erma Kelurahan Menanggal Surabaya, sampel sebanyak 54 lansia di ambil dengan tekhnik probability sampling. Instrumen penelitian lembar kuesionar. Data dianalisis dengan uji Chi-Square dengan kemaknaan α = 0,05. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 54 responden hampir setengahnya 23 responden (42,6%) mempunyai aktifitas fisik yang baik dan sebagian besar 31 responden (57,4%) mengalami aktivitas fisik yang kurang baik sedangkan hampir setengahnya 15 respoden (27,7%) memiliki kualitas tidur yang baik dan sebagian besar 39 responden (72,2%) mengalami kualitas tidur yang buruk. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur pada lansia (ρ = 0,04) Aktivitas fisik yang baik dan teratur seperti senam lansia, jalan di pagi hari, lari cepat,mengangkat belanjaan, dan melakukan aktivitas rumah tangga. Aktivitas tersebut dapat membantu meningkatkan pola hidup yang sehat dan menjadikan kualitas tidur yang baik dan nyaman pada lansia. Kata kunci: Aktivitas Fisik, Kualitas tidur, Lansia
Background: The low coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia is caused by several factors, one of which is anxiety. The mother feels anxious because she is unable to provide enough milk for her baby.Objectives: The purpose of this study is to analyze the correlation between anxiety and breast milk production among breastfeeding mother in Public Health Center of Jagir, Surabaya.Methods: The design of this study was observational analytic with the cross-sectional approach. The study population were all of breastfeeding mothers in Public Health Center of Jagir, Surabaya who met the inclusion and exclusion criteria. The sample of this study was recruited through purposive sampling as many as 67 mothers. Data were collected by using the State Anxiety Inventory Questionnaire and the breast milk production observational sheet. The results of Cronbach Alpha test for the State Anxiety Inventory Questionnaire was .619 and the breast milk production observational sheet was .711. Descriptive statistics and Spearmen Rank Test with significance value less than .05 were used to analyzed data.Results: The results showed: 1) most breastfeeding mothers experienced moderate anxiety (91.04%), 2) some breastfeeding mothers showed smooth milk production (61.19%), 3) There was a correlation between anxiety and breast production in breastfeeding mothers (p = 0.001).Conclusion: The more severe anxiety in nursing mothers, the production of breast milk becomes not smooth. Future studies are expected to analyze other factors that can affect breast milk production in breastfeeding mothers. Keywords: Anxiety, Breast Milk Production, Breastfeeding Mother
Fenomena di Posyandu lansia Wulan Erma Kelurahan Menanggal Surabaya didapatkan masalah bahwa usia yang seharusnya belum terkena demensia tetapi sudah mengalami demensia, usia yang terkena adalah 55 tahun, menurut teori resiko yang mengalami demensia adalah usia 65 tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam lansia dan terapi puzzleterhadap demensia. Jenis penelitian adalah pra eksperimentaldengan desain one group pra post tes,populasi penelitian adalah seluruh lansia yang mengalami demensia di Posyandu Lansia Wulan Erma Kelurahan Menanggal Surabaya berjumlah 91 lansia dengan sampel 35 responden yang diambil secara probability sampling.Variabel penelitian adalah senam lansia, terapi puzzledan demensia. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner MMSE dengan uji statistik Paired Sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 35 responden lansia sebagian besar 51.4 % mengalami demensia dengan gangguan berat sebelum dilakukan senam lansia dan terapi puzzle, namun sesudah diberikan intervensi menunjukkan hasil 17 lansia yang mengikutisenam hampir semua 82,4 % mengalami demensia gangguan sedang dan 18 lansia yang mengikuti puzzlemenunjukkan sebagian besar 66,7 % mengalami demensia gangguan sedang. Simpulan adalah bahwa lansia yang mengalami demensia setelah diberikan intervensi sudah tidak mengalami gangguan demensia berat, diharapkan lansia lebih aktif dalam mengikuti kegiatan senam lansia dan terapi puzzle.
Gangguan kesehatan yang dialami oleh lansiaseperti mengalami penurunan untuk berfikir jernih, adanya penurunan kontak sosial yang membuat lansialebih memilih diam dan tidak menceritakan masalah yang dialaminya cenderung dipendam sendiri.Lansia yang mengalami depresi ringan sebanyak 66,0%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan tingkat depresi dengan kejadian insomnia.Desain penelitian ini adalah analitik dengan cross sectional. Populasi 53 responden dan besar sampel 47 responden.Menggunakan caraprobability samplingdengan teknikSimplerandom sampling. Variabel independen penelitian ini adalah tingkat depresi dan variabel dependen adalah kejadian insomnia. Pengolahan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan ujistatistikrank spearman α= 0,05.Hasil penelitian membuktikan bahwa lansia yang mengalami depresi sedang sebagian besar (55,3%)daninsomnia sedang sebagian besar (53,2%). Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan kejadian insomnia pada lansia (ρ=0,000). Simpulan penelitian ini adalah semakin tinggi tingkat depresi maka semakin banyak pula lansia yang mengalami insomnia. Diharapkan lansia melakukan aktivitas fisik, kegiatan keagamaan dan untuk pengurus panti perlu memberikan pendidikan kesehatan dan teknik relaksasi kepada para lansia sehingga dapat menurunkan tingkat kejadian insomnia.
Introduction: Menstrual pain or dysmenorrhea is a common problem that is often complained of by women during menstruation. Menstrual pain can interfere learning activities, especially final year students in completing their thesis. The purpose of this study were to analyze the effect of endorphin massage on menstrual pain in final year nursing students of UNUSA. Method: This study using an experimental with pre-test and post-test control group design. Research subjects of this study was recruited using simple random sampling who was included inclusion and exclusion criteria. Research subjects in this study was of 46 students who were then divided into two groups, 23 students into intervention group and 23 students into control group. Data were collected by using observation with VAS. Data were analyzed by using Wilcoxon and Mann-Whitney U test. Result and Analysis: The results showed that: 1) There was difference VAS score between pre test and post test in intervention group (p= 0,000), 2) There was difference VAS score between intervention and control group (p= 0,017). Conclusion: Endorphin massage could reduce menstrual pain in final year nursing student of UNUSA. Further research, is expected that endorphin massage can be compared with music therapy to reduce menstrual painKeywords: endorphin massage, menstrual pain, primary dysmenorrhea
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.