<p>Kendala utama budidaya tanaman buah naga di Indonesia adalah masalah penyakit. Ada beberapa jenis patogen yang menyerang tanaman buah naga, namun penyakit yang paling berbahaya dan sangat merugikan adalah penyakit bintik batang. Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi gejala serangan dan mengidentifikasi penyebab penyakit bintik batang pada tanaman buah naga. Penelitian dilakukan di kebun petani di area endemik Padang Pariaman dan Solok serta laboratorium penyakit dan molekular Balitbu Tropika sejak tahun 2014 sampai 2016. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengujian laboratorium. Karakterisasi gejala serangan penyakit diamati terhadap bagian tanaman yang terserang. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan cendawan penyebab penyakit secara mikroskopis, uji postulat Koch dan uji DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala awal penyakit ditandai dengan adanya bintik kecil berwarna putih pada tunas muda dan buah tanaman buah naga, ditengah bintik ditemukan lubang halus seperti tusukan jarum. Gejala lebih lanjut berupa bercak-bercak yang sedikit membesar, menyatu dan bagian batang yang lunak berlubang dan hancur. Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis dan hasil amplifikasi region ITS DNA isolat cendawan asal buah naga teramplifikasi pada 580 bp dan berdasarkan identifikasi bank gen (BLAST), sekuen nukleotida isolat cendawan menunjukkan 99% kesamaan dengan <em>Neoscytalidium dimidiatum</em>. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat menjadi dasar/rujukan dalam melakukan penelitian untuk mencari teknik pengendalian di lapangan nantinya.</p><p>Kendala utama budidaya tanaman buah naga di Indonesia adalah masalah penyakit. Ada beberapa jenis patogen yang menyerang tanaman buah naga, namun penyakit yang paling berbahaya dan sangat merugikan adalah penyakit bintik batang. Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi gejala serangan dan mengidentifikasi penyebab penyakit bintik batang pada tanaman buah naga. Penelitian dilakukan di kebun petani di area endemik Padang Pariaman dan Solok serta laboratorium penyakit dan molekular Balitbu Tropika sejak tahun 2014 sampai 2016. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dan pengujian laboratorium. Karakterisasi gejala serangan penyakit diamati terhadap bagian tanaman yang terserang. Identifikasi dilakukan dengan pengamatan cendawan penyebab penyakit secara mikroskopis, uji postulat Koch dan uji DNA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala awal penyakit ditandai dengan adanya bintik kecil berwarna putih pada tunas muda dan buah tanaman buah naga, ditengah bintik ditemukan lubang halus seperti tusukan jarum. Gejala lebih lanjut berupa bercak-bercak yang sedikit membesar, menyatu dan bagian batang yang lunak berlubang dan hancur. Berdasarkan ciri-ciri mikroskopis dan hasil amplifikasi region ITS DNA isolat cendawan asal buah naga teramplifikasi pada 580 bp dan berdasarkan identifikasi bank gen (BLAST), sekuen nukleotida isolat cendawan menunjukkan 99% kesamaan dengan <em>Neoscytalidium dimidiatum</em>. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat menjadi dasar/rujukan dalam melakukan penelitian untuk mencari teknik pengendalian di lapangan nantinya.</p>
<p><span lang="EN-US">Aplikasi mikroba <em>inducer</em> dan pemupukan merupakan komponen teknologi yang dapat memengaruhi keberhasilan pengelolaan tanaman pisang. Informasi tentang pemanfaatan mikroba <em>induser</em> dan pemupukan kalium untuk meningkatkan produktivitas tanaman pisang di Indonesia masih sangat terbatas sehingga penelitian mengenai hal tersebut perlu dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek aplikasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) dan pemupukan kalium terhadap pertumbuhan dan produksi pisang ketan. Penelitian disusun berdasarkan rancangan petak terbagi dan diulang tiga kali. Sebagai petak utama adalah aplikasi FMA (tanpa inokulasi dan diinokulasi FMA), sedangkan anak petak adalah pemberian pupuk kalium (0, 200, 400</span><span>,</span><span lang="EN-US"> dan 600 g K<sub>2</sub>O/ tanaman/tahun). </span><span lang="SV">Pengamatan karakter tanah dilakukan sebelum dan setelah percobaan, antara lain terhadap pH, N total, P , K, Ca, Mg</span><span>,</span><span lang="SV"> dan KTK efektif. Pengamatan</span><span> karakter pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) </span><span lang="EN-US">meliputi tinggi </span><span> t</span><span lang="EN-US">anaman , jumlah daun, diameter batang, </span><span>yang dilakukan 1 bulan sekali</span><span lang="EN-US">, serta saat keluar jantung.</span><span> Pengamatan terhadap </span><span lang="EN-US">kandungan</span><span> hara makro pada daun (N, P, K, Ca, Mg</span><span lang="EN-US">)</span><span> dan kolonisasi FMA pada akar pisang </span><span lang="EN-US"> dilaksanakan pada kondisi tanaman akan memasuki fase generati</span><span>f</span><span lang="EN-US">.</span><span> Parameter produksi yang diamati meliputi</span><span> bobot buah </span><span lang="EN-US">per</span><span> tandan, </span><span> </span><span>jumlah sisir </span><span lang="EN-US">per</span><span> tandan</span><span lang="EN-US"> dan</span><span> jumlah buah </span><span lang="EN-US">per tandan.</span><span> Jumlah tanaman sampel yang diamati adalah sebanyak delapan tanaman dari setiap perlakuan. </span><span lang="EN-US">Hasil penelitian</span><span lang="EN-US">menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi aplikasi FMA dan pupuk kalium terhadap parameter pertumbuhan dan komponen produksi. Aplikasi FMA memberikan pengaruh terhadap saat keluar jantung dan bobot buah/tandan, tetapi tidak memberikan pengaruh terhadap beberapa parameter produksi seperti saat panen, jumlah sisir serta jumlah buah per sisir. Pemberian pupuk kalium dapat meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang, mempercepat saat keluar jantung, saat panen dan meningkatkan produksi.. <span class="hps">Implikasi</span></span><span class="hps"><span> dari</span></span><span> <span class="hps">penelitian ini</span> </span><span class="hps"><span lang="EN-US">adalah dalam meningkatkan produksi pisang perlu dilakukan aplikasi FMA dan pemupukan kalium.</span></span><br /> <br /><strong>Keywords</strong></p><p><span lang="EN">Pisang</span><span>;</span><span lang="EN-US">Fungi </span><span>m</span><span lang="EN-US">ikoriza </span><span>a</span><span lang="EN-US">rbuskula</span><span>;</span><span lang="EN-US"> Kalium</span><span>;</span><span lang="EN-US"> Produksi dan kualitas</span></p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Application of microbial inducer and fertilization is part of technology components that can affect the success of the banana cultivation management. Information about the use of microbial inducers and pottasium fertilizer to increase the productivity of banana plants in Indonesia is still very limited, further reseach is needed. The objective of this study was to determine the effects of application of arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) and potassium fertilization on the growth and production of banana (var. <em>K</em><em>etan</em>). The study is based on split plot design and repeated three times. As main plot was application of arbuscular mycorrhizal fungi (without and with inoculation) while as subplot was different dose of potassium fertilizer (0, 200, 400 and 600 g K<sub>2</sub>O/plant/year). Observations of soil characteristics were carried out before and after the experiment, including pH, N total, P, K, Ca, Mg, and effective CEC. Observation of plant growth characters (vegetative and generative), including plant height, number of leaves, stem diameter, which is done once a month, and bud appearing. Observation of macro nutrient content in leaves (N, P, K, Ca, Mg) and FMA colonization on banana roots, carried out on plant conditions will enter the generative phase. Production parameters observed included fruit weight per bunch, hand number and fnger number per bunch. The number of plants observed was 8 plants from each treatment. The results showed that there was no interaction effect between application arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) and potassium fertilizers to growth parameters, and production. Application of FMA accelerated bud appearing and increased the yield of banana (fruit weight/bunch) but it did not give a real impact on some production parameters such as the harvesting time, hand number and finger number per bunch. Application of potassium fertilizer increasedA plant height, stem diameter, accelerated bud appearing, harvesting time and increased the yield of banana (fruit weight/bunch). The implication of this research is to improve banana production with application FMA and potassium fertilizer.</p>
<p>Pengembangan buah naga (Hylocereus polyrhizus) masih mengalami kendala dalam aspek pascapanen, seperti rendahnya mutu buah di pasaran dan pendeknya umur simpan. Indeks panen yang tepat diharapkan dapat meningkatkan mutu buah naga di pasaran dan memperpanjang umur simpan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh indeks panen terhadap mutu dan umur simpan buah naga selama penyimpanan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2015 di Laboratorium Kimia dan Pascapanen Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), Solok, Sumatra Barat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan, yaitu indeks I=kulit buah hijau 90–99% dan merah 1–10% (hijau semburat merah) jumbai hijau, indeks II=kulit buah hijau 60–89% dan merah 11–40% (hijau>merah) jumbai hijau, indeks III=kulit buah hijau 11–40% dan merah 60–89% (hijau<merah) jumbai hijau, indeks IV=kulit buah hijau 0–10% dan merah 90–100% (merah terang) jumbai hijau, dan indeks V=kulit buah merah gelap jumbai hijau, dan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan indeks panen berpengaruh nyata terhadap warna kulit buah, kesegaran, padatan terlarut total, asam tertitrasi total, dan susut bobot. Perlakuan indeks panen yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap mutu dan umur simpan buah naga. Perlakuan yang menghasilkan mutu terbaik selama buah disimpan adalah buah naga yang dipanen pada indeks III. Perlakuan terbaik yang menghasilkan umur simpan terlama adalah buah naga yang dipanen pada indeks II, yaitu 8 hari setelah panen. </p><p><strong>Keywords</strong></p><p>Indeks panen; Mutu; Umur simpan; Buah naga</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>The development of dragon fruit is still encountered some constraints in postharvest aspects i.e. low quality in the market and short self-life. The suitable harvest index is intended to improve quality and prolong the shelf-life of dragon fruit. The aim of the research was to determine the effect of harvest index on quality and shelf-life of dragon fruits during storage. The research was conducted from September to November 2015 at Chemistry and Postharvest Laboratory of Indonesian Tropical Fruits Research Institute (ITFRI), Solok. The study was used completely randomized design with five treatments were index I=peel color are green 90–99% and red 1–10% (green tinge of red), II=peel color are green 60–89% and red 11–40% (green>red), III=peel color are green 11–40% and red 60–89% (green<red), IV=peel color are green 1–10% and red=90–100% (light red), and V=peel color is dark red with green scaled all of treatments, and five replications. The results showed that harvest index effected in peel color, freshness, total soluble solid, total titrable acidity, and weight loss. The treatment which produces the best quality during storage was index III. The best treatment that prolongs the shelf-lfe of dragon fruit during storage was index II i.e. 8 day after harvesting. </p>
<p>Pemupukan merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah naga. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi buah naga. Penelitian dilaksanakan di kebun petani Nagari Aripan, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat, dimulai sejak Januari sampai dengan Desember 2014. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan, setiap unit perlakuan terdiri atas tiga tiang. Faktor pertama adalah takaran pupuk organik dengan tiga level, yaitu 5, 10, dan 15 kg/tiang. Faktor kedua adalah interval waktu pemberian pupuk organik terdiri atas empat level, yaitu 1, 2, 3, dan 4 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik secara nyata dapat meningkatkan pertumbuhan (jumlah cabang), jumlah produksi dan kualitas buah (grade/ukuran buah, TSS). Pemberian pupuk organik juga dapat meningkatkan kandungan hara pada tanah dan tanaman. Aplikasi pupuk organik dengan takaran 15 kg dan interval 1 bulan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan (jumlah cabang), produksi, dan kualitas buah (grade/ukuran buah) tertinggi. Implikasi dari penelitian ini adalah dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi buah naga perlu dilakukan aplikasi pupuk organik.</p><p><strong>Keywords</strong></p><p>Pupuk organik; Pertumbuhan; Produksi; Buah naga</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Fertilization is one of important aspect in improving the productivity and quality of dragon fruit. This study aims to determine the effect of organic fertilizer on the growth and production of dragon fruit. The research was conducted from January to December 2014 at farmer orchard in Solok District, West Sumatra. The study was prepared based on a Factorial RCBD with two factors and three replicates, each treatment consisting of three pillars. First factor was organic fertilizer dose with three levels (5, 10, and 15 kg/pillar). Second factor was the interval application of organic fertilizer consisting of four levels (1, 2, 3, and 4 months). The results showed that the provision of organic fertilizer can significantly increase the growth (number of branches), amount of production and quality of fruit (grade/fruit size,TSS). Provision of organic fertilizers can also increase the nutrient content of soil and plants. Application of organic fertilizer with a dose of 15 kg and 1 month interval gives the highest growth (number of branches), the highest number of fruit production and quality (grade/fruit size) are significantly. Implication of this research is to increase the growth and production of dragon fruit that needs to be done organic fertilizer application.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.