Angganada's composition aims to realize an idea or imagination about the anatomy of the human body as a motivation to encourage the achievement of an innovative piece of music. The method of creating works of art will be carried out in four stages, namely: the exploration stage, the second stage of experimentation, and the third stage of formation and ending with a performance. This form of composition still uses the grip and structure found in Balinese musical instruments in general, namely the Tri Angga. Tri Angga are the three main parts which are often called kawitan, crew, thrusters, like the human body which consists of head, body and legs. The anatomy of the human body is divided into four main parts, namely the head, body, hands and feet. The purpose of this composition is the sound of the body or Body Cak and facial expressions that are able to strengthen the meaning of Anggaada in collaboration with Balinese gamelan to distinguish the standard of Tri Angga from the anatomy of the human body. The media revealed in this work consists of combining two types of gamelan, namely gamelan Smara Pagulingan, Gender Wayang and Body Cak by producing sounds produced by hitting certain body parts, such as applause, vocal sounds, and hitting certain body parts. collaborate on the sidelines of the song so as to support the stylist's concept.
Gamelan Gambang, yang tergolong musik ritual masa lampau, berperan penting hingga kini. Kondisi gamelan ini di beberapa daerah lambat laun sangat mengkawatirkan. Selain mengalami kerusakan, Gambang minim kepewarisan. Begitu pula halnya yang terjadi pada sekaa Gambang Munggu. Tidak ada satu pun pewarisnya yang mampu memainkan gamelan ini. Padahal, secara historis Gambang Munggu memiliki tonggak sejarah yang berkaitan dengan kemunculan nama Banjar Gambang di Desa Munggu. Menyikapi hal tersebut, diperlukan upaya pembinaan dan pelatihan guna pelestarian dan eksistensinya pada masa depan. Metode pelaksanaan dalam pembinaan ini adalah metode demonstrasi dengan cara memperagakan bagian-bagian dari gending Gambang Labdha gaya Gambang Kwanji Sempidi. Proses penuangan gending terbagi menjadi beberapa tahap, yakni pengenalan dan pembacaan notasi Gambang, memainkan melodi dasar lagu, mengenalkan teknik pukulan masingmasing instrumen, dan memberikan pola teknik nyading sebagai kekhasan teknik pukulan Gambang. Hasil dari pembinaan ini menunjukkan gending Gambang Labdha dapat dikuasai dengan baik oleh Sekaa Gambang Munggu.
“Surki” is an acronym for the word sasur siki. Sasur (pasasur) means thirty-five, and asiki means one. Therefore, in this context, pasasur asiki is 36 pupuh (traditional poem) verses/stanzas containing the implementation of 36 items of Pancasila (Five Principles of Indonesia). It is summarized into seven types of pupuh/macapat songs by an art maestro, I Made Sija, namely pupuh Sinom, Pucung, Ginada, Durma, Maskumambang, Pangkur, and Dandang. What makes it unique is that the lyrics contain Pancasila’s noble values, namely divinity, humanity, unity, democracy, and justice, applied in thirty-six pupuh verses that adopt 36 Pancasila values. During Suharto’s New Order in Indonesia, this activity belongs to the Program of Guidelines for the Appreciation and Practice of Pancasila (P4). Then in PKM, the development of the Macapat songs focused on identifying the importance of fostering the Pupuh Macepat “surki” as a medium for guiding Pancasila values for the people of Selisihan Klungkung village. In addition, there has never been a pupuh containing 36 points of Pancasila values and the preservation of the “surki” pupuh by the Pasantian group of people in Selisihan Klungkung village.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas XA AKL di SMK N 1 Singaraja dengan penerapan teknik Mind Map dan 2) mengetahui tanggapan peserta didik terhadap penerapan teknik Mind Map untuk meningkatkan kerampilan menulis. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas, yang dilaksanakan secara mandiri oleh penulis. Subjek penelitian ini adalah 34 peserta didik kelas XA AKL SMK N 1 Singaraja. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan dengan alokasi waktu untuk masing-masing pertemuan adalah 3 x 40 menit. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuisioner, wawancara dan tes. Kuisioner dan tes digunakan setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil kuisioner tentang respon peserta didik terhadap teknik Mind Map, menyatakan bahwa peserta didik merespon positif teknik Mind Map dalam menulis. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil respon peserta didik di siklus 1 merespon positif sebanyak 47% dan sangat positif 41% dan meningkat di siklus II menjadi 50% (merespon positif) dan 44% (merespon angat positif). Rata-rata hasil belajar menulis mengalami peningkatan, rata-rata siklus 1 yaitu 60 dan dan meningkat menjadi 74 pada siklus 2. Kata Kunci: Mind Map, respon belajar
AbstrakPenelitian ini mengenai pembinaan atau pelatihan gending Banaspati dari Desa Tenganan Pegringsingan. Komposisi gending Banaspati ini merupakan gending gender terpanjang setelah gending Bimaniu yang terdiri dari 11 palet (bagian). Saat sekarang ini Gending Banaspati di Desa Tenganan Pegringsingan tidak lagi ada yang mempelajarinya karena generasi muda di sana tidak ada yang tertarik dan berminat untuk belajar menabuh gender wayang. Metode pelaksanaan dalam pembinaan ini yaitu metode demonstrasi dengan cara menceritakan dan memperagakan bagian-bagian dari Gending Banaspati. Tujuan penelitian ini adalah menyelamatkan atau merekontruksi gending Banaspati sehingga tidak mengalami kepunahan. Hasil dari pembinaan ini menunjukkan Gending Banaspati dapat dikuasai dengan baik oleh peserta pelatihan di Sanggar Seni Pasraman Prabha Budaya Denpasar. Keberhasilan penguasaan gending yang tergolong panjang ini karena diterapkannya metode pelaksanaan penuangan gending yang tepat dan efektif, seperti membagi gending yang panjang menjadi phrase-phrase dan pattern-pattern. Phrase-phrase dan pattern-pattern yang menjadi vokabuler pembelajaran untuk menguasai keseluruhan lagu dan secara otomatis juga meningkatkan kemampuan teknik permainan menabuh gender wayang. Kata Kunci: Pembinaan, Gending Banaspati, Gender Wayang AbstractThis research is about the couching or training of song or gending Banaspati from Tenganan Pegringsingan Village. Gending Banaspati's composition is the longest gending gender wayang after Bimaniu consisting of 11 pallets (parts). Currently Gending Banaspati in Tenganan Pegringsingan Village is almost gone since the interest in learning of gender wayang decreasing especially for the younger generation. The method of implementation in this training is a method of demonstration by demonstrating parts of Gending Banaspati. The purpose of this study was to preserve or reconstruct gending Banaspati so that it would not be extinct.. The results of this training has shown Gending Banaspati could be mastered well by trainees in Sanggar Seni Pasraman Prabha Budaya Denpasar. The successful in mastering of this relatively long gending or song because of the appropriate application and effective methods of presenting gending, such as dividing long gending into phrases and patterns. Phrases and patterns that became learning vocabuler to master the entire gending and automatically also improved the ability of playing techniques in gender wayang . Keywords: Construction, Gending Banaspati, Gender Wayang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.