Latar belakang. Ulkus diabetik merupakan komplikasi kronik diabetes melitus yang menyebabkan terjadinya infeksi dan amputasi tungkai bawah. Cacing tanah (Pheretima aspergillum) memiliki komponen bioaktif IGF-1 (insulin like growth factor 1) yang meningkatkan proliferasi, kelangsungan hidup, dan migrasi sel Schwann menuju distal saraf yang mengalami injuri untuk pertumbuhan akson. Tujuan. Mengetahui pengaruh ekstrak cacing tanah terhadap peningkatan densitas serabut saraf pada tikus yang diinduksi ulkus diabetik derajat II. Metode. Penelitian ini true experimental posttest only controlled group. Sampel dibagi ke dalam lima kelompok: Normal Salin sebagai kontrol negatif, Hidrogel sebagai kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan mendapat ekstrak cacing tanah secara topikal, oral, dan topikal-oral. Pola serabut saraf terhubung pada folikel rambut diidentifikasi menggunakan pemulasan impregnasi perak. Hasil. Kelompok perlakuan yang mendapatkan ekstrak cacing tanah secara bermakna memiliki densitas serabut saraf lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.000). Pemberian ekstrak cacing tanah secara topikal memiliki efek optimal terhadap peningkatan densitas serabut saraf. Simpulan. Ekstrak cacing tanah meningkatkan regenerasi saraf perifer pada tikus model diabetik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.