To succeed in this global age, the emphasis of government must be on transforming public services through a decentralization paradigm. The decentralization model in Indonesia is the implementation of Law 22 the Year 1999 on Regional Autonomy, which provides that each Autonomous Zone has the authority to administer the interests of local government services on its initiative and based on its needs community services. The enactment of autonomy law gives a broader, more real, and responsible authority to run regional governments. The balancing of duties and tasks between the central government and the provincial governments ensures that each region must have ample income. The area must have enough sources of funding to take on the responsibility of administering the regional government. Regional autonomy gives freedom in formulating programs and submitting them to the central government. Public awareness of their right to get excellent public services is increasing. Therefore, reinventing the government's spirit must be transformed into public services, customer-oriented government, focusing on public services' needs and satisfaction, not on bureaucracy.
Fenomena kualitas belajar di Perguruan Tinggi seringkali dipertanyakan dalam hal mencetaktenaga yang profesional, apakah mampu menjawab kebutuhan dunia kerja. Para lulusan Perguruan Tinggi banyak mengalami perception gap , yaitu perbedaan pandangan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di dunia kerja. Prakasa (2003) dalam Dwi Hastuti (2003) mengkritisi pendidikan tinggi di bidang/ ilmu Akuntansi bahwa output mahasiswa kurang memiliki ketrampilan dan orientasi profesional yang diperlukan guna mengimplementasikan pengetahuan yang diserap di bangku kuliah ke dunia kerja. Kelemahan ini diperparah lagi dengan kondisi bahwa mahasiswa kurang mendapat pendidikan yang memadai dalam ketrampilan intelektual, komunikasi serta interpersonal. Prestasi akademik yang dicapai seseorang mahasiswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dalam diri mahasiswa, maupun luar diri mahasiswa. Pengenalan terhadap factor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik diperlukan untuk memahami bagaimana perubahan dalam deteminan tersebut berhubungan dengan perubahan prestasi, sehingga akhirnya menjadi rekomendasi bagi pengambilan kebijakan dalam pendidikanakuntansi (Syukri, 1995). Dalam realita para dosen sering merasa harus melakukan berbagai perubahan dalam pola mengajar agar tidak membuat mahasiswa cepat bosan. Hal itu dilakukan dengan tujuan sebenarnya adalah agar materi yang diajarkan dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa. Namun demikian seringkali pula para dosen menjadi putus asa karena dengan model mengajar apapun masih juga materi yang disampaikan dinilai kurang optimal diterima oleh mahasiswa. Kondisi demikian akhirnya menimbulkan pertanyaan yang dapat dijawab melalui penelitian ini, yaitu untuk mengkaji lebih dalam tentang pengaruh perilaku belajar dan motivasi terhadap prestasi akademik mahasiswa dengan fokus responden yaitu Taruna/i runtuk mengetahui kondisi/ pengaruh input mahasiswa baru dimana tempat peneliti bekerja di Sekolah Tinggi Transportasi Darat.
Penelitian ini untuk mengetahui perencanaan platform di Stasiun Tarik untuk proyek pembangunan double track Sepanjang Mojokerto. Karena peron lama di Stasiun Tarik memiliki beberapa kekurangan peralatan dan memerlukan perencanaan dalam mengatur pergerakan arus penumpang. Maka penulis melakukan penelitian perencanaan platform yang disesuaikan dengan persyaratan teknis platform yang tertuang dalam PM 29 tahun 2011 dan penempatan platform disesuaikan dengan Detail Engineering Desain (DED). Hal ini untuk memperbaiki kekurangan pada platform yang ada dan platform perencanaan dalam konteks pembangunan jalur ganda. Metode penelitian ini menggunakan analisis kondisi peron eksisting dan Level of Service, metode peramalan jumlah penumpang tahun depan secara aritmatika dan arus pergerakan penumpang untuk Detail Engineering Desain (DED) building layout station. Hasil analisa dan penelitian diketahui bahwa lebar peron yang sesuai Stasiun Tarik untuk double track adalah 2 meter untuk peron samping dan 4 meter untuk peron pulau. Sedangkan panjang platform adalah 140,7 meter. Arus pergerakan penumpang difasilitasi oleh pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk. Sehingga ada pemisahan arus penumpang yang akan menuju peron dan penumpang yang akan keluar stasiun
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.